Media Bawean, 24 Oktober 2012
Kedatangan kapal tanker Jayanti I yang mengangkut jatah BBM bersubsidi untuk Pulau Bawean, kemarin (selasa, 23/10/2012) bersandar di Pelabuhan Pulau Bawean.
Sesampainya di Pulau Bawean, jajaran Muspika kecamatan Sangkapura bersama pihak terkait, khususnya pengusaha dari APMS 01 dan AMPS 02, serta dihadiri penanggungjawab pengiriman BBM Bersubsidi mengadakan rapat bertempat di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Bawean.
Mukhtar sebagai Penanggungjawab pengiriman BBM Bersubsidi via kapal tanker mengatakan proses pengangkutan sudah melalui prosedur yang benar sesuai aturan dan petunjuk teknis sebagai jasa eksportir.
Pengangkutan BBM Bersubsidi diberangkatkan dari Banyuwangi tujuan Pulau Bawean, selanjutnya melanjutkan ke Sumenep Madura. Untuk Pulau Bawean jatah untuk AMPS 01 atas nama Husein Kadir sebanyak 8 ton jenis premium dan 32 ton jenis solar, AMPS 02 atas nama Solahudin sebanyak 64 ton jenis premium. Sedangkan pengirim ke Sumenep sebanyak 35 ton premium dan 10 ton jenis solar. Total premium sebanyak 107 ton dan solar sebanyak 42 ton.
Bagaimana respon pihak AMPS? Solahudin sebagai pengusaha AMPS 02 menyatakan keberatan bila pengiriman BBM menggunakan kapal tanker, alasannya masih memperbanyak pekerjaan serta mengancam kepada pemilik perahu sebagai jasa pengangkutan BBM Bersubsidi akan kehilangan pekerjaan.
Harapannya, menurut Solahuddin untuk pengiriman selanjutnya perlu dievaluasi kembali. "Untuk sekarang, sehubungan kondisi BBM di Pulau Bawean sudah mulai langka maka diterima untuk memenuhi kebutuhan masyakarat,"katanya.
H. Imam sebagai Camat Sangkapura didampingi Abd. Basith sebagai Ekobang kecamatan Sangkapura menyatakan pengiriman BBM Bersubsidi ke Pulau Bawean untuk kelanjutannya tetap menggunakan kapal tanker dengan pertimbangan keselamatan serta harga jual bisa diturunkan sesuai ketentuan dari Pertamina.
Camat Sangkapura mengharap setelah pengiriman BBM Bersubsidi via kapal tanker akan bisa menurunkan harga jual BBM di Pulau Bawean sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) dari Pertamina. "Jika harga masih tetap bertahan seperti sekarang, maka perubahan pengangkutan via kapal tanker sepertinya tidak memberikan manfaat kepada masyarakat Pulau Bawean,"paparnya.
Mukhtar sebagai jasa Exportir menyatakan tidak tahu menahu soal harga eceran disebabkan tidak memiliki tanggungjawab, sedangkan tanggungjawab yang diembannya hanya mengangkut BBM Bersubsidi sampai di Pulau Bawean.
Solahuddin sebagai pengusaha AMPS 02 menyatakan harga eceran masih tetap seperti yang berlaku sekarang dengan alasan pengiriman via kapal tangker tidak mengurangi pembiayaan dalam pendistribusian kepada pengecer.
Sementara Muhdar sebagai Sub Agen dari APMS 01 mengatakan pengiriman BBM Bersubsidi via kapal tanker mengancam banyaknya perahu sebagai jasa yang melayani pengangkutan akan berhenti beroperasi, serta memutuskan mata pencaharian banyak orang. "Perlu dievaluasi pengiriman BBM via kapal tanker mengingat situasi dan kondisinya lebih mendukung seperti menggunakan cara lama,"pungkasnya.
Ketika proses pengangkutan BBM dari Pelabuhan Bawean ke pangkalan diberbagai tempat di Pulau Bawean, petugas Syahbandar Bawean menutup seluruh aktivitas lainnya di dermaga Pulau Bawean.
H. Abdurrahman sebagai Ketua Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Maritim Bawean menyatakan keberatan bila proses pengangkutan BBM Bersubsidi dari kapal tanker ke mobil pengangkut sampai menutup seluruh aktivitas di dermaga Pulau Bawean.
"Silahkan mencari dermaga lainnya, bila akan menghentikan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Bawean. Dikarenakan menghambat proses cepat bongkar muat di dermaga Pulau Bawean, apalagi banyak pemilik barang yang menginginkan segera dibongkar, termasuk pemilik jasa transportasi segera ingin kembali ke daratan Pulau Jawa. (bst)
Mukhtar sebagai Penanggungjawab pengiriman BBM Bersubsidi via kapal tanker mengatakan proses pengangkutan sudah melalui prosedur yang benar sesuai aturan dan petunjuk teknis sebagai jasa eksportir.
Pengangkutan BBM Bersubsidi diberangkatkan dari Banyuwangi tujuan Pulau Bawean, selanjutnya melanjutkan ke Sumenep Madura. Untuk Pulau Bawean jatah untuk AMPS 01 atas nama Husein Kadir sebanyak 8 ton jenis premium dan 32 ton jenis solar, AMPS 02 atas nama Solahudin sebanyak 64 ton jenis premium. Sedangkan pengirim ke Sumenep sebanyak 35 ton premium dan 10 ton jenis solar. Total premium sebanyak 107 ton dan solar sebanyak 42 ton.
Bagaimana respon pihak AMPS? Solahudin sebagai pengusaha AMPS 02 menyatakan keberatan bila pengiriman BBM menggunakan kapal tanker, alasannya masih memperbanyak pekerjaan serta mengancam kepada pemilik perahu sebagai jasa pengangkutan BBM Bersubsidi akan kehilangan pekerjaan.
Harapannya, menurut Solahuddin untuk pengiriman selanjutnya perlu dievaluasi kembali. "Untuk sekarang, sehubungan kondisi BBM di Pulau Bawean sudah mulai langka maka diterima untuk memenuhi kebutuhan masyakarat,"katanya.
H. Imam sebagai Camat Sangkapura didampingi Abd. Basith sebagai Ekobang kecamatan Sangkapura menyatakan pengiriman BBM Bersubsidi ke Pulau Bawean untuk kelanjutannya tetap menggunakan kapal tanker dengan pertimbangan keselamatan serta harga jual bisa diturunkan sesuai ketentuan dari Pertamina.
Camat Sangkapura mengharap setelah pengiriman BBM Bersubsidi via kapal tanker akan bisa menurunkan harga jual BBM di Pulau Bawean sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) dari Pertamina. "Jika harga masih tetap bertahan seperti sekarang, maka perubahan pengangkutan via kapal tanker sepertinya tidak memberikan manfaat kepada masyarakat Pulau Bawean,"paparnya.
Mukhtar sebagai jasa Exportir menyatakan tidak tahu menahu soal harga eceran disebabkan tidak memiliki tanggungjawab, sedangkan tanggungjawab yang diembannya hanya mengangkut BBM Bersubsidi sampai di Pulau Bawean.
Solahuddin sebagai pengusaha AMPS 02 menyatakan harga eceran masih tetap seperti yang berlaku sekarang dengan alasan pengiriman via kapal tangker tidak mengurangi pembiayaan dalam pendistribusian kepada pengecer.
Sementara Muhdar sebagai Sub Agen dari APMS 01 mengatakan pengiriman BBM Bersubsidi via kapal tanker mengancam banyaknya perahu sebagai jasa yang melayani pengangkutan akan berhenti beroperasi, serta memutuskan mata pencaharian banyak orang. "Perlu dievaluasi pengiriman BBM via kapal tanker mengingat situasi dan kondisinya lebih mendukung seperti menggunakan cara lama,"pungkasnya.
Ketika proses pengangkutan BBM dari Pelabuhan Bawean ke pangkalan diberbagai tempat di Pulau Bawean, petugas Syahbandar Bawean menutup seluruh aktivitas lainnya di dermaga Pulau Bawean.
H. Abdurrahman sebagai Ketua Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Maritim Bawean menyatakan keberatan bila proses pengangkutan BBM Bersubsidi dari kapal tanker ke mobil pengangkut sampai menutup seluruh aktivitas di dermaga Pulau Bawean.
"Silahkan mencari dermaga lainnya, bila akan menghentikan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Bawean. Dikarenakan menghambat proses cepat bongkar muat di dermaga Pulau Bawean, apalagi banyak pemilik barang yang menginginkan segera dibongkar, termasuk pemilik jasa transportasi segera ingin kembali ke daratan Pulau Jawa. (bst)