Media Bawean, 5 Oktober 2012
Pelayaran Kapal Motor (KM) Ekspres
Bahari 1C secara resmi dihentikan
melayari rute Gresik-Bawean, sejak Kamis
(4/10) kemarin. Penghentian itu
ditandatangani oleh Bupati Gresik Sambari
Halim Radianto.
ALASAN penutupan rute kapal satu-satunya yang melayari Gresik-Bawean, karena KM Ekspres Bahari 1C dianggap inkonsisten dalam operasionalnya. Dengan
penutupan ini, pelayaran sejauh 81 mil laut
terancam lumpuh. Sebab, pengganti KM
Ekspres Bahari 1C belum bisa dipastikan.
Kepala Dinas Perhubungan
Gresik, Achmad Nuruddin membenarkan, Pemkab Gresik telah
menghentikan pelayaran KM
Ekspres Bahari 1C.
“Penghentian operator Ekspres
Bahari itu dilakukan hari ini
(Kamis) melalui surat resmi
penghentian yang disetujui oleh
Bupati Gresik,” katanya.
Alasan penghentian, kata Nurudin, sebagai bentuk ketegasan
Pemkab Gresik terhadap PT Pelayaran Inti Sakti Makmur
(PSIM) selaku operator kapal.
Manajemen PSIM dinilai tidak
konsisten melayani rute penyeberangan tersebut. “Sehingga,
masyarakat Gresik dan Bawean
dirugikan miliaran rupiah karena sudah jauh hari memesan
tiket penyeberangan. Ada masyarakat Bawean dari Singapura yang memesan jauh hari, namun batal. Hal ini tentu merugikan, seperti halnya masalah
visa dan uang tiket,” terangnya.
Sebagi gantinya, Pemkab Gresik akan meminta operator lain
seperti PT Dharma Lautan Utama (DLU) untuk melayani
rute Gresik menuju Bawean.
Nuruddin menambahkan, penghentikan KM Ekspres Bahari 1C sekaligus untuk menegakkan Peratutan Menteri Perhubungan. Dalam Permenhub disebutkan, kapal yang diizinkan melayari selat Bawean harus terbuat dari metal atau aluminium. ”Sementara KM Ekspres
Bahari terbuat dari fiber yang hanya diperbolehkan untuk rute jarak pendek, angkutan sungai dan danau. Kapal fiber tidak diizinkan melayari rute di laut lepas
seperti di Bawean,” tegasnya.
Untuk jangka panjang, Pemkab Gresik berencana membeli kapal sendiri dan langsung ditangani oleh operator dari Badan Usaha Milik Daerah(BUMD) PT Gresik Samudera.
“Rencana membeli kapal sendiri
adalah untuk jangka panjang dan
akan kita ajukan pada tahun 2013,
namun masih perlu dikaji kembali
dan diserahkan kepada anggota dewan, agar rencana itu bisa disetujui
dan diaplikasikan,” pungkasnya.
Sementara itu, di Pemkab Gresik
diselenggarakan rapat yang mengagendakan pemecahan Transportasi Bawean Gresik berlangsung
di ruang Graita Eka Praja.
Pembelian kapal tersebut ditetapkan pada tahun 2013. Hal ini
disampaikan oleh Ketua DPRD
Gresik, Zulfan Hasyim kepada
Bupati Gresik. Ketua DPRD
Gresik, Zulfan menambahkan
pihaknya juga mengamanatkan
agar pengelolaan operasional
transportasi tersebut ditangani
oleh BUMD PT Gresik Samudera.
Untuk itu, pihaknya bersama teman-temannya di DPRD bertekad
untuk menghidupkan kembali
BUMD PT Gresik Samudera yang
telah berdiri sejak 2006 lalu.
Mereka para tokoh Masyarakat
Bawean yang hadir seakan
mengamini manakala Masudi
Romli, tokoh masyarakat Bawean
menyangsikan kelayakan kapal
cepat Ekspress Bahari tersebut.
“Terakhir kemarin, Ekspress
Bahari sempat terlambat 4 jam dari
waktu tempuh biasanya,” kata
Mas’udi Romli tokoh Bawean yang
ada di Gresik. Mantan Pejabat
Pemkab Gresik ini juga menyarankan agar aturan sesuai undang-undang keselamatan tetap dikedepankan dalam pemberian ijin sebuah kapal. (san/ris)
Sumber : Radar Surabaya