Media Bawean, 12 Oktober 2012
Wibawa Pemerintah Kabupaten Gresik sedang diuji oleh Administrator Pelabuhan Gresik. Instansi kepanjangan tangan Menteri Perhubungan ini sengaja memberangkatkan KM Express Bahari 8C, kendati belum mengantongi izin operasional dari Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik.
Atas insiden Rabu sore itu, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto memanggil pejabat Administrator Pelabuhan Gresik, Dinas Perhubungan serta instansi terkait di Kantor Pemkab Gresik. Dalam pertemuan itu, Sambari secara tegas meminta Adpel Gresik untuk membangun komunikasi dan memperkuat koordinasi agar kejadian KM Expresss Bahari 8C berlayar tidak terulang.
“Intinya antar instansi kurang komunikasi sehingga terjadi peristiwa kemarin (Adpel memberangkatkan KM Expresss Bahari, Red). Kami minta Adpel sebagai instansi pemerintah menghormati otoritas pemerintah di daerah. Kalau memang kewenangannya hanya sebatas memberikan surat izin berlayar, hormati regulasi pemerintah daerah terkait izin operasional,” kata Kabag Humas Pemkab Gresik Andhy Hendro Wijaya mengutippernyataan Bupati Sambari, Kamis malam.
Terkait pertemuan itu, Kasie Kelaikan Lautan Kapal Adpel Gresik, R Sadeli tidak membantah pihaknya diundang Bupati Gresik. Pihaknya menjelaskan jika kewenangan
Adpel hanya sebatas sebagai pengawas keselamatan dan mengeluarkan SIB (Surat Ijin Berlayar).
Dikatakan, dalam rapat itu akhirnya diputuskan KM Expresss Bahari tidak boleh berlayar selama izin operasional dari Dishub Gresik belum dikantongi. “Kami
sudah kontak Reven selaku Manager KM Expresss Bahari agar tidak berangkat lagi sebelum ada persetujuan dari Dishub,” ujarnya.
Terkait insiden Rabu sore, R Sadeli berdalih jika pihaknya terpaksa memberangkatkan KM Expresss Bahari 8C karena didesak oleh penumpang kapal. “Para penumpang meminta dan mendesak kami agar memberikan izin memberangkatkan KM Expresss Bahari. Kemudian dua anggota dewan asal Bawean, Muhajir dan Akhwan menemui kami dan mengatakan Dishub Gresik memberi izin secara lisan,” kilah Sadeli.
Karena desakan itu, Adpel Gresik menelepon ke Kepala Dishub Gresik. “Kami mempertanyakan kenapa Dishub tidak memberi izin tertulis namun cuma lisan saja. Ternyata jawabannya adalah persyaratan yang belum terpenuhi. Dan itu hanya admisnistrasi saja,” jelasnya.
Kendati Dishub Gresik belum memberikan izin, toh Adpel Gresik tetap memberangkatkan kapal. Ada dugaan Adpel mengambil langkah sepihak atas desakan pemilik kapal
Dalam rapat bahkan R Sadel meminta KM Expresss Bahari dan peserta pertemuan mengamankan media massa agar tidak memberitakan keputusannya memberang katkan KM Expresss Bahari 8C.
Sadeli juga beralibi,pihaknya berani mengizinkan karena mendapat persetujuan dari Kepala Adpel Gresik, Abdul Azis. “Menurut Kepala Adpel sesuai petunjuknya keselamatan orang dan kelaikan kapal terpenuhi silakan kapal di berangkatkan,” sebut Sadeli.
Sementara itu, pelayaran Gresik-Bawean akhirnya dilayani KM Satya Kencana III dari PT
Dharma Lautan Utama. KM Satya berangkat dari Bawean Rabu sore dan tiba di Gresik Kamis pukul 01.00 dini hari. Kapal membawa penumpang 440 orang. (san/ris)
Sumber : Radar Surabaya
Sumber : Radar Surabaya