Media Bawean, 17 Oktober 2012
Pemberangkatan KM Satya Kencana III tujuan Bawean di Pelabuhan Gresik sempat terjadi kericuhan, kemarin malam. Pemicunya, puluhan calon penumpang yang tidak terangkut karena keterbatasan kursi memaksa masuk kapal untuk diberangkatkan.
Awalnya kapal milik PT Dharma Lautan Utama (DLU) ini tiba di Pelabuhan Gresik pukul 17.00. Saat kapal merapat, tiba-tiba ratusan calon penumpang berhamburan mendekati dermaga. Namun niat mereka hendak naik kapal terhalang pagar yang dipasang oleh petugas Adpel Gresik.
Calon penumpang berebut masuk kapal, karena mereka khawatir tidak bisa berangkat ke Bawean. Sempat terjadi dorong-dorongan antara penumpang dengan petugas Syahbandar. Saat itu muncul Jefry Setiyono, Koordinator LSM Dewan Kesehatan Rakyat (DKR). Jefry kemudian mendatangi petugas Syahbandar dan mengacungkan tangan.
Jefry kemudian berteriak ke arah petugas mengatakan, jika para calon penumpang tersebut sudah terlalu lama tertahan di luar pagar pembatas pelabuhan. Kondisi itu menyebabkan penderitaan calon penumpang semakin bertambah. “Mereka ini kan sudah lama sekali berada di Gresik, lha ini mau naik ke kapal saja sekarang masih dihalang-
halangi juga,” teriak Jefry.
Jefry mengancam akan segera merobohkan pagar pembatas apabila calon penumpang itu tidak segera diizinkan masuk keatas kapal. “Maka jangan salahkan saya, kalau kesabaran saya untuk merobohkan pagar itu sudah habis,”ancamnya.
Beberapa orang yang berasal dari kepolisian, Adpel, maupun petugas dari DLU berusaha menenangkan Jefry. Bahkan, terjadi adu mulut yang cukup panas diantara mereka. “Coba, bapak tenangkan diri dulu, karena kami juga sedang berusaha untuk menyelesaikan pengangkutan barang dulu ke dalam kapal,”ucap salah seorang petugas
Syahbandar berusaha menenangkan Jefry.
Namun, Jefry tetap bersitegang dan meminta supaya pagar pembatas segera dibuka, agar para penumpang bisa segera diangkut. Menurutnya, seharusnya petugas lebih mendahulukan manusia, daripada barang. “Karena manusia itu lebih penting daripada
barang,” ujarnya. “Coba dilihat, ada berapa banyak lansia dan anak-anak yang antri di sana yang sudah kelelahan,”sambungnya.
Kericuhan akhirnya dapat diredam, setelah beberapa orang petugas mampu meyakinkan
Jefry, jika pagar pembatas itu akan segera dibuka. Maka, tanpa memakan banyak waktu lagi, petugas akhirnya segera membuka pagar pembatas itu.
Sementara itu, beberapa orang calon penumpang juga mengaku kecewa karena tidak kebagian tiket. Taji (35) warga Suka Oneng Kecamatan Tambak mengaku, dirinya tidak bisa membeli tiket, karena tiket yang disediakan oleh petugas sudah habis. “Tadi saya
mau beli di loket, tapi sudah tidak ada,” akunya.
Taji mengaku, dirinya sudah cukup menderita berada di Gresik selama 4 hari. “Karena saya sama bapak saya yang umurnya sudah 70 tahun,”bebernya. “Makanya itu, semoga saja saya diizinkan untuk ikut kapal ini, karena uang saya hanya cukup untuk beli tiket saja,”imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Cabang DLU Gresik Sofyan mengaku, jika DLU hanya menyediakan tiket sebanyak 450 buah saja. Sofyan mengatakan, jika dirinya tidak menyangka jumlah calon penumpang akan membludak seperti itu.
Untuk mengatasi hal itu, Sofyan menjelaskan jika ia akan berusaha mendatangkan armada tambahan untuk mengangkut para calon penumpang itu. “Tapi saya tidak janji,
hanya saja masih saya coba untuk usahakan,”pungkasnya. (jan/ris)
Sumber : Radar Surabaya