Media Bawean, 21 November 2012
Upaya penyelesaian layanan transportasi laut rute Gresik - Bawean yang ditargetkan bisa tuntas selambatnya kemarin (20/11) meleset. Rencana pemkab menggandeng kapal Tungkal Samudera ternyata mentah. Sebab, kapal itu dianggap tidak layak berlayar. Akhirnya, pemkab kembali mengajukan permintaan kapal darurat kepada PT. Dharma Lautan Utama (DLU).
Hal tersebut terungkap dalam rapat di kantor bupati kemarin. Pertemuan yang dipimpin Wabup M. Qosim itu juga dihadiri wakil administrator pelabuhan (adpel), pengelolah kapal Express Bahari (EB), serta sejumlah pihak terkait. Ada pula wakil warga Bawean.
Dalam pertemuan itu, kapal Tungkal Samudera tidak bisa dioperasikan saat ini. Adpel menyebutkan kapal itu belum melengkapi berbagai persyaratan. Dari sisi teknis, kapal tersebut juga tidak laik layar. "Jadi, sementara kami kembali mengajukan permintaan armada PT. DLU sambil menunggu kepastian operator yang akan melayani secara rutin,"kata Kabaghumas Pemkab Andhy H. Wijaya.
Dia menambahkan, pengelola kapal EB juga sudah melunak. Jika sebelumnya menolak MoU (memorandum of undersatnding) yang ditawarkan pemkab, dalam pertemuan kemarin mereka menyatakan sudah siap berembuk. "Pengelola kapal EB diberi kesempatan mempelajari draf MoU tersebut. Jika sudah, MoU itu ditandatangani bersama,"katanya.
MoU tersebut, antara lain, menyangkut penyediaan kapal darurat jika EB tidak bisa berlayar, jaminan kualitas layanan kapal, hingga klausul garansi bank.
Sementara itu, Bupati Sambari Halim Radianto menyatakan kecewa kepada sejumlah pihak di balik berlarutnya masalah transportasi Gresik - Bawean. Dia menilai masalah tersebut sudah banyak ditunggangi. "Tolonglah, mereka yang berlagak jadi pahlawan jangan membuat masalah. Mari kita bersama-sama menyelesaikan masalah ini agar kembali normal,"tegasnya. (ris/c5/hud)
Sumber : Jawa Pos