Media Bawean, 12 November 2012
Persoalan transportasi laut belum terselesaikan, kini persoalan transportasi darat sehubungan kelangkaan BBM melanda Pulau Bawean. Lengkap sudah persoalan transportasi di Pulau Bawean, transportasi laut sehubungan situasi dan kondisi pelayaran belum menentu sesuai harapan warganya, sedangkan persoalan transportasi darat dipicu kelangkaan bbm jenis premium (bensin) berdampak kenaikan harga dan kekosongan stok, dan persoalan transportasi udara sampai sekarang pembangunannya masih mangkrak belum beroperasi sehubungan pembebasan lahan belum tuntas 100%.
Kelangkaan BBM jenis premium (bensin) terjadi sejak beberapa hari yang lalu, setelah adanya pergantian transportasi perahu berubah kapal tanker dalam pengangkutan dari daratan Pulau Jawa ke Pulau Bawean.
Hariyanto asal Sangkapura mengatakan sungguh riskan kehidupan di Pulau Bawean, belum selesai persoalan transportasi laut, kini persoalan kelangkaan BBM melandanya.
Menurutnya, hampir diseluruh kios penjualan bbm jenis premium sudah mengalami kekosongan stok untuk dijual, akibat pengiriman dari sub agen dikurangi dari permintaan normal.
Dampaknya menurut pegawai KUD Pura Jaya Sangkapura, kelangkaan bensin terjadi diseluruh Pulau Bawean, bila masih ada itupun harganya sudah melonjak naik dari harga eceran normal Rp.5.500 menjadi Rp.10.000.
"Kondisi sekarang ini, asal ada stok yang menjual, warga berani membeli dengan harga berapapun harganya,"paparnya.
"Sepertinya pergantian transportasi perahu berubah kapal tanker menuai banyak permasalahan seperti potret sekarang ini yang dialami oleh warga Pulau Bawean. Kok ada pergantian bila tidak ada jaminan, apalagi harganya masih tetap sama tidak ada perubahan antara menggunakan perahu atau kapal tanker,"ujarnya.
Abd. Malik sebagai Ketua Front Pembela Masyarakat Bawean (FPMB) membenarkan situasi dan kondisi di Pulau Bawean mengalami kelangkaan BBM. "Masih belum diketahui pemicu kelangkaan BBM di Pulau Bawean, masih tahap penelitian dimana letak kesalahannya,"ungkapnya.
Arifin dari APMS 01 mengajak kepada LSM di Pulau Bawean untuk mengawasi keadaan BBM di Pulau Bawean yang sudah terjadi kelangkaan.
Menurutnya, kelangkaan BBM di Pulau Bawean bukan disebabkan APMS, tapi dikarenakan kapal tanker selaku transportir dari Patra Niaga Pertamina mengalami keterlambatan. "Keterlambatan disebabkan masih dalam antrian pengisian,"katanya.
"Apabila ada BBM yang masuk di Pulau Bawean tanpa ada DO resmi APMS, itu BBM ilegal apapun bahasanya,"pungkasnya. (bst)