Media Bawean, 19 November 2012
Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto didampingi Wakil Bupati (Moch. Qosim) dan Zulfan Hasyim sebagai Ketua DPRD Kabupaten Gresik, serta Camat se- Kabupaten Gresik, kemarin (minggu, 18/11/2012) mengadakan acara Silaturrahim Temu Kangen dan Dialog Interaktif Warga Bersama Bupati Gresik, bertempat di Function Hall (Anjung Rahmat), Tingkat 2, Hotel Sri Alam, Batu 6, Jalan Gombak, Kuala Lumpur, Malaysia.
Hadir Duta Besar RI di Kuala Lumpur Malaysia yang baru menjabat, yaitu Marsekal TNI (Purn) Herman Prayitno, dan Prof. Dr. KH. Abdul Ghafur, sebagai Pengasuh Ponpes Sunan Drajat, Lamongan, serta undangan warga Gresik di Malaysia.
Dihadapan warga Gresik yang mayoritas asal Pulau Bawean yang hadir dalam pertemuan, Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto menyatakan awal atau pertengahan tahun 2013 akan dibangun Rumah Sakit tipe D di Pulau Bawean. Sedangkan lapangan terbang, menurutnya akan beroperasi antara bulan Juni atau Agustus tahun 2013.
Adapun persoalan kapal sebagai transportasi Gresik - Bawean, Bupati menyatakan secara tegas bahwa diberlakukannya perjanjian melalui Memorandum of Understanding (MoU) bertujuan membela masyarakat Pulau Bawean. "Bila terjadi gelombang tinggi, jalur transportasi tetap lancar tanpa ada permasalahan,"katanya.
Bupati lebih lanjut menyatakan akan berusaha semaksimal mungkin agar segera terselesaikan persoalan transportasi Gresik - Bawean.
Hasan Jali sebagai intelekmuda asal Pulau Bawean di Kuala Lumpur dihadapan Bupati bersama rombongan mengatakan bila pemerintah Kabupaten Gresik tidak serius mengatasi permasalahan di Pulau Bawean, seperti listrik, lapangan terbang dan rumah sakit. "Kami akan bersatu meminta keluar dari Kabupaten Gresik,"pungkasnya.
Moch. Qosim sebagai Wakil Bupati Gresik menjawab pernyataan Hasan Jali, bahwa penanganan listrik ada pihak lain yang berwenang, sedangkan lapangan terbang selama ini tetap komunikasi dengan pemerintah pusat dan provinsi. "Adapun tugas pemkab dalam penanganan soal lapter, sebatas menyediakan lahan saja,"jelasnya.
Acik Roncot sebagai warga Bawean di Kuala Lumpur yang mempunyai kesempatan bertanya kepada Bupati, menghubungi Media Bawean menyatakan sangat puas atas jawaban Bupati dan Wakil Bupati Gresik dalam pertemuan di Malaysia.
"Tapi harapannya, apapun yang disampaikan oleh beliau sebagai pemimpin tentunya wajib melaksanakan sesuai pernyataannya,"ujarnya.
"Jangan sampai ketika warga Bawean di Malaysia pulang kampung, ternyata tidak ada perubahan ataupun permasalahannya belum terselesaikan, sehingga mengecewakan kepada warganya,"paparnya.
"Istilah Malaysia, jangan cakap tak serupa bikin,"ungkapnya. (bst)
Hadir Duta Besar RI di Kuala Lumpur Malaysia yang baru menjabat, yaitu Marsekal TNI (Purn) Herman Prayitno, dan Prof. Dr. KH. Abdul Ghafur, sebagai Pengasuh Ponpes Sunan Drajat, Lamongan, serta undangan warga Gresik di Malaysia.
Dihadapan warga Gresik yang mayoritas asal Pulau Bawean yang hadir dalam pertemuan, Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto menyatakan awal atau pertengahan tahun 2013 akan dibangun Rumah Sakit tipe D di Pulau Bawean. Sedangkan lapangan terbang, menurutnya akan beroperasi antara bulan Juni atau Agustus tahun 2013.
Adapun persoalan kapal sebagai transportasi Gresik - Bawean, Bupati menyatakan secara tegas bahwa diberlakukannya perjanjian melalui Memorandum of Understanding (MoU) bertujuan membela masyarakat Pulau Bawean. "Bila terjadi gelombang tinggi, jalur transportasi tetap lancar tanpa ada permasalahan,"katanya.
Bupati lebih lanjut menyatakan akan berusaha semaksimal mungkin agar segera terselesaikan persoalan transportasi Gresik - Bawean.
Hasan Jali sebagai intelekmuda asal Pulau Bawean di Kuala Lumpur dihadapan Bupati bersama rombongan mengatakan bila pemerintah Kabupaten Gresik tidak serius mengatasi permasalahan di Pulau Bawean, seperti listrik, lapangan terbang dan rumah sakit. "Kami akan bersatu meminta keluar dari Kabupaten Gresik,"pungkasnya.
Moch. Qosim sebagai Wakil Bupati Gresik menjawab pernyataan Hasan Jali, bahwa penanganan listrik ada pihak lain yang berwenang, sedangkan lapangan terbang selama ini tetap komunikasi dengan pemerintah pusat dan provinsi. "Adapun tugas pemkab dalam penanganan soal lapter, sebatas menyediakan lahan saja,"jelasnya.
Acik Roncot sebagai warga Bawean di Kuala Lumpur yang mempunyai kesempatan bertanya kepada Bupati, menghubungi Media Bawean menyatakan sangat puas atas jawaban Bupati dan Wakil Bupati Gresik dalam pertemuan di Malaysia.
"Tapi harapannya, apapun yang disampaikan oleh beliau sebagai pemimpin tentunya wajib melaksanakan sesuai pernyataannya,"ujarnya.
"Jangan sampai ketika warga Bawean di Malaysia pulang kampung, ternyata tidak ada perubahan ataupun permasalahannya belum terselesaikan, sehingga mengecewakan kepada warganya,"paparnya.
"Istilah Malaysia, jangan cakap tak serupa bikin,"ungkapnya. (bst)