Media Bawean, 30 Maret 2013
Berawal dari mendengarkan ceramah Kyai Muzayyin (Pengasuh Pondok Pesantren Sidomulyo, desa Sidogedungatu, Sangkapura, Gresik) di masjid dan surau, membuat daya tarik 5 warga jiran untuk mengaji ke Pulau Bawean.
Mohammad Ali Khan sebagai wali santri ditemui Media Bawean (jum'at, 29/3/2013) mengatakan sangat tertarik setelah mendengarkan fatwa ustadz ketika menyampaikan ceramah di salah satu kegiatan di Malaysia. "Selanjutnya ustadz diundang khusus untuk memberikan pengajian di surau dekat tempat tinggal yang letaknya di Kajang, Malaysia,"katanya.
Selanjutnya, menurut Mohammad Ali Khan, sebanyak 5 anaknya yang sebelumnya ditawari untuk belajar ke Pakistan dan India, ternyata tertarik untuk belajar kepada ustad di Pulau Bawean.
"Sebenarnya belajar di negeri jiran sudah bagus, tapi situasi dan kondisi lingkungan kurang mendukung sehingga 5 anak berencana belajar ke luar negeri,"ujarnya.
"Rencana awal belajar ke Pakistan atau India, berubah seketika ketika berjumpa ustad. Atas permintaan sendiri, 5 anak lalu dihantarkan mondok ke Pulau Bawean,"jelasnya.
Melihat situas dan kondisi lingkungan di Pulau Bawean, menurut Mohammad Ali Khan yang masih keturunan Pakistan mengaku sangat mendukung untuk suksesnya anak-anaknya dalam menimbah ilmu agama. "Harapannya nanti setelah kembali ke negeri jiran, bisa memahami dan banyak mendapatkan ilmu agama di Pulau Bawean,"terangnya.
"Direncanakan sebulan kemudian akan berkunjung kembali ke Pulau Bawean bersama seluruh keluarga untuk menjenguk anak-anak di Pondok Pesantren Sidomulyo,"paparnya.
Pantauan Media Bawean, melihat 5 santri baru asal negeri jiran, ternyata setelah berkumpul dengan santri lainnya, langsung akrab dan bersahabat.
Untuk mengenalkan alam Pulau Bawean, Kyai Muzayyin mengajak Mohammad Ali Khan bersama keluarganya untuk memancing ke Pulau Gili diwaktu sore harinya. Hari berikutnya (sabtu, 30/3/2013), Mohammad Ali Khan kembali ke negeri jiran Malaysia. (bst)