Media Bawean, 4 April 2013
Ujian nasional (Unas) tinggal 10 hari lagi, namun hingga Kamis (4/4/2013) sore anggaran untuk distribusi naskah Unas belum dicairkan pemerintah pusat.
Hal ini sempat membuat kalang kabut Dinas Pendidikan Jatim, karena rencananya Jumat (5/5/2013) mereka akan mengirimkan naskah soal dan lembar jawaban ke daerah terpencil, seperti Pulau Bawean Kabupaten Gresik.
Pengiriman naskah ke Bawean, yang jaraknya 81 mil dari Gresik, dipastikan akan memakan anggaran yang tidak sedikit. Sebab sarana transportasi ke situ hanya bisa ditempuh melalui jalur laut. Selain itu, juga dibutuhkan tenaga pengamanan serta tenaga pengawas dari perguruan tinggi.
Sekretariat Panitia Unas Jatim Azis Budi Hariyanto mengakui, keputusan mengirim ke Bawean itu cukup dilematis. Jika tidak dikirim besok, akan mengganggu pelaksanaan Unas di Bawean. Namun karena tidak ada anggaran distribusi, pihaknya terpaksa menalangi dulu biayanya.
Azis tidak menduga, pencairan anggaran itu akan molor. Sebelumnya dia menjadwal anggaran cair setelah penandatangan pakta integritas dan MoU, dengan kepala dinas pendidikan kota/kabupaten se Jatim 2 April 2013 lalu.
"Perkiraan kami, 5 April anggaran sudah cair dan dapat digunakan untuk pengiriman pertama. Tapi kenyataannya, sampai sekarang tidak ada anggaran yang cair," keluh Azis di kantornya, Kamis (4/4/2013).
Azis menambahkan, anggaran yang mandeg di pusat ini juga berdampak pada persiapan Unas di daerah. Sebab, hingga saat ini panitia di kabupaten/kota juga tengah menunggu anggaran tersebut untuk menutup segala kebutuhan terkait Unas.
Dampak lainnya, juga bakal dirasakan petugas kepolisian dan pengawas perguruan tinggi. Sebab dalam setiap pengiriman naskah ke seluruh daerah, mereka harus dilibatkan. "Tidak ada kepastian sampai hari ini. Setiap dikonfirmasi, jawaban dari pusat selalu berjanji secepatnya," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim Harun membenarkan, belum cairnya anggaran Unas. Namun Harun memastikan hal itu tidak akan mengganggu proses distribusi soal dan lembar jawaban, terutama ke daerah terpencil yang dilakukan lebih awal.
"Kami tidak punya pilihan lain, naskah harus segera dikirim hari ini. Pengawalan baik dari perguruan tinggi dan kepolisian sudah kita koordinasikan dengan baik," tegasnya.
Seperti diketahui, anggaran Unas se Jatim Rp 39 miliar. Jumlah tersebut belum termasuk pencetakan naskah, distribusi, pengawasan dan pengamanan. Rinciannya, untuk penyelenggara kabupaten/kota mendapat biaya operasional sebesar Rp 1,5 juta. Sedangkan biaya operasional dihitung per peserta sebesar Rp 2.500.
Sementara bagi sekolah/madrasah penyelenggara akan mendapatkan subsidi sesuai dengan jumlah pesertanya. Seperti SMP/MTs subsidinya sebesar Rp 25.000 per peserta, SMA/MA Rp 30.000, SMK uji adaptif/normatif Rp 25.000 dan Paket A,B,C dan C Kejuruan Rp 25.000 per peserta. Sementara untuk SMPLB/SMALB dihitung per penyelenggara (sekolah) yakni Rp 1,5 juta.
Dijelaskan Harun, anggaran Unas tahun ini sama dengan tahun lalu. Hanya anggaran operasional dinas kabupaten/kota yang meningkat, dari Rp 2.000 per peserta menjadi Rp 2.500 per peserta. Sementara untuk anggaran yang diberikan ke sekolah hanya SMA/MA yang meningkat dari Rp 28.000 per peserta menjadi Rp 30.000 per peserta.
Penulis : Musahadah
Editor : Adi Agus Santoso
Sumber : SURYA