Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » KPPI Gresik Berkunjung ke Bawean
Menyerap Aspirasi Kaum Perempuan

KPPI Gresik Berkunjung ke Bawean
Menyerap Aspirasi Kaum Perempuan

Posted by Media Bawean on Minggu, 16 Juni 2013

Media Bawean, 16 Juni 2013

"Perempuan asal Pulau Bawean sudah waktunya bangkit untuk menunjukkan jatidirinya, tanpa melupakan kodratnya sebagai kaum ibu"

Nurul Fajeri sebagai Sekretaris Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Kabupaten Gresik selama beberapa hari berada di Pulau Bawean, tujuannya mempelajari serta menyerap keinginan kaum perempuan di Pulau Bawean.

Tadi malam (sabtu malam minggu, 15/6/2013), perempuan akitvis asal Gresik yang juga menjabat sebagai Ketua DPC Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Kabupaten Gresik berkunjung ke kantor Media Bawean, di Bangkalan, desa Sawahmulya, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik.

Setelah mendatangi banyak kampung di Pulau Bawean, Nurul Fajeri menyimpulkan bahwa perempuan di Pulau Bawean bisa dikategorikan ada 2 bagian, yaitu perempuan pedesaan dan perempuan perkotaan.

Perempuan di pedesaaan menurutnya masih memiliki keperdulian yang sangat tinggi dan mempunyai antuasias untuk mengangkat jatidirinya untuk melakukan perubahan, walaupun dari sisi pendidikan masih dikatakan minim.

"Mereka antusias sekali untuk melakukan perubahan, serta siap mengikuti kegiatan seperti kursus menjahit ataupun merias pengantin,"katanya.

Sebaliknya, perempuan di perkotaan terkesan cuek untuk ditawari program untuk mengangkat jati dirinya untuk bisa lebih baik. "Kemungkinan mereka sudah merasa memiliki pendidikan tinggi sehingga sulit diajak untuk melakukan perubahan,"paparnya.

"Tidak semuanya memiliki pendapat yang sama, memang ada sebagian perempuan di perkotaan yang responnya sangat bagus dan menerimanya dengan baik,"ujarnya.

 Menurut Nurul Fajeri, rencana kedepan KPPI Kabupaten Gresik akan mengadakan kegiatan di Pulau Bawean, diantaranya kursus merias pengantin, tata cara membuat kerudung, kursus anyaman tikar, serta kegiatan lain yang khususnya berkaitan dengan perempuan. "Kegiatan ini bisa dilakukan di rumah, untuk mengisi waktu kosong setelah melaksanakan aktivitas,"terangnya.

Kesannya selama di Pulau Bawean? "Perempuan kecenderungan mempertahankan sesuatu yang sudah umum, contohnya kerupuk ikan. Umumnya seluruh kerupuk di Pulau Bawean terbuat dari ikan, dan bentuknya seragam tidak suka berbeda-beda,"jawabnya.

Ada satu hal yang menjadi soroton aktivis dari Partai Golkar, sesuai keluhan banyak kaum ibu di Pulau Bawean, ternyata masih banyak guru yang semena-mena terhadap murid atau siswa dalam mendidiknya. "Artinya suka melakukan kekerasan terhadap siswa dalam mendidik di sekolah,"pungkasnya. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean