Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Potensi Permata Wisata Laut Dunia:
Pulau Bawean, Indonesia

Potensi Permata Wisata Laut Dunia:
Pulau Bawean, Indonesia

Posted by Media Bawean on Kamis, 11 Juli 2013

Media Bawean, 11 Juli 2013 

Lomba Menulis Opini Dan Artikel 
Kategori Umum  

Nama Penulis : Puji Hastuti
Pendidikan : Mahasiswa Antropologi Universitas Indonesia
Alamat: PUP Sektor V Blok F2 No 33,
Bekasi Utara
Email: pujisht@gmail.com
Blog: jangkrikosaurus.blogspot.com

Indonesia adalah sebuah negeri surga. Sebuah negeri yang memiliki alam indah dan nyaman bagi semua umat manusia. Siapa yang tidak terpesona terhadap alam Indonesia? Sejak dahulu nusantara menjadi negeri idaman bagi para penjelajah non-tropis. Sejak lama pariwisata Indonesia memang menjadi industri yang mendunia. Tempat-tempat indah bagai permata yang tersebar luas hingga pelosok negeri. Beberapa diantaranya telah menjadi permata wisata dunia. Namun banyak tempat indah lainnya masih menjadi permata yang tersembunyi. Salah satunya adalah Bawean. Sebuat tempat yang terletak sekitar 80 mil di Laut Utara Gresik, Jawa Timur.

Belum terlalu banyak yang mengenal pulau elok ini. Padahal, Bawean siap menyambut kedatangan kita dengan paras langit dan laut yang rupawan. Tentu juga oleh hamparan pantai pasir putih Selayar yang eksotis. Kita juga bisa menyeberang ke Pulau Gili dan Pulau Noko Barat, yakni dua buah pulau yang berada di sekitar Bawean. Beberapa titik permukaan laut yang bening, terlihat dasaran laut dengan terumbu karangnya yang masih sangat terjaga. Wisata alam Bawean tidak hanya mencakup laut dan pantainya saja. Masih ada Danau Kastoba yang konon terletak tepat di tengah-tengah 99 bukit yang ada di Pulau Bawean. Tempat ini juga memiliki penangkaran rusa, sebuah objek wisata yang tak kalah menarik untuk dikunjungi.

Tidak hanya memiliki potensi sebagai wisata alam, Bawean juga memiliki potensi sebagai wisata ziarah. Ada beberapa makam keramat di Bawean. Tepatnya di Kecamatan Tambak dan Sangkapura. Di Kecamatan Tambak terdapat makam: Waliyah Nyai Zainab, Syekh Yusuf, KH. Ahmad Asnawi, dan Makam Keramat Tambak. Di Kecamatan Sangkapura terdapat makam: Maulana Umar Mas’ud , Pangeran Cokro Kusumo, Pangeran Purbo Negoro Nyai Ageng Maloko, Emba Asal, Pangeran Pangolo, Jujuk Tampo, Jujuk Campa, KH. Abdul Hamid, Jherat Lanjheng, dan Makam di Bukit Gunung Tingkih. Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap mengenai makam-makam keramat ini, bisa dilihat di tautan http://www.bawean.net/2013/05/menggali-potensi-wisata-ziarah-di-pulau.html. Singkatnya, makam-makam keramat tersebut adalah persemayaman tokoh-tokoh berserjarah Bawean.

Potensi wisata alam dan ziarah. Ini adalah anugerah sang pencipta pada Pulau Bawean. Tentunya juga pada masyarakat Bawean. Namun, mengapa masyarakat Bawean masih harus bekerja sebagai TKI di negeri orang? Nampaknya kita belum maksimal untuk mengelola Bawean sebagai tujuan pariwisata.

Pariwisata memang telah menjadi industri yang telah mendunia. Menurut McIntosh et al. (1995) mendefinisikan tourism (pariwisata) sebagai “the sum of phenomena and relationship arising from the interaction of tourism, business supplier, host governments, and host communities in the process of attracting and hosting these tourists abd other visitors”. William C, Gartner, Tourism Development: Principles, Process, and Policies. An international Thomson Publishing Company: 1996. Hlm:6. Definisi ini menandakan pentingnya sebuah wisatawan, agen perjalanan wisata, dan pemerintah. Kebijakan-kebijakan pemerintah serta peran dari agen-agen perjalanan wisata sangat menentukan kunjungan wisatawan ke Bawean. Sebab, paket-paket perjalanan pariwisata yang ditawarkan oleh agen perjalanan juga membantu untuk mempromosikan Bawean. Sudahkah pemerintah pengelola wisata Bawean serta agen-agen perjalanan wisata melakukan sinergi? Selain itu, menurut saya, pada masa kini pemerintah juga harus memikirkan kerjasama dengan para komunitas pencinta alam serta para blogger untuk semakin mendengungkan nama Bawean di telinga masyarakat. Bisikan-bisikan secara intim melalui antar anggota pencinta alam tentu akan lebih ampuh dibanding dengan memasang iklan-iklan wisata di media cetak. Tulisan blogger akan menjadi media promosi yang jujur. Ini akan lebih dipercaya sebagai referensi perjalanan bagi calon wisatawan lokal bahkan mancanegara. Sebab, seringkali tulisan-tulisan blog menjadi data primer bagi para pengamat biro perjalanan wisata dunia untuk menentukan destinasi wisata menarik.

Sebenarnya, hakikat perjalanan wisata adalah memperoleh kesenangan yang maksimal dari tujuan wisata yang dikunjungi. Untuk itu, sebenarnya wisatawan-wisatawan yang melancong ke tempat ini tidaklah segan-segan untuk mengeluarkan kocek yang lebih dalam untuk memuaskan hasratnya yang sedang berwisata. Hal ini merupakan hakikat dari sebuah perjalanan wisata. Uang bukanlah masalah lagi bagi mereka yang melakukan perjalanan wisata. Karena uang tidaklah ada artinya dibandingkan dengan kepuasan-kepuasan yang ia dapat di tempat yang jauh dari habitatnya.

Kondisi infrastruktur jalan yang baik merupakan sebuah kunci dari kemajuan pariwisata disuatu tempat. Kita bisa berkaca dari Singapura. Indonesia memiliki kekayaan alam yang lebih melimpah ruah dibandingkan dengan Singapura. Namun, pendapatan devisa Singapura lebih besar daripada Indonesia. Salah satu faktor antara lain karena Singapura mampu menawarkan kondisi infrastruktur yang baik. Singapura mampu menjadi tempat nyaman bagi destinasi wisata walaupun seingkali hanya merupakan wisata belanja. Infrastruktur merupakan penunjang wisata bagi wisata Bawean. Sayangnya, jalan Bawean masih belum terlalu bagus. Banyak yang berlubang. Jelas ini menggangu kenyamanan wisatawan untuk berjalan-jalan.

Selain infrastruktur jalan, hal lain yang menunjang tumbuhnya pariwisata adalah resort atau tempat penginapan. Penginapan harus dibuat senyaman mungkin agar para wisatawan betah untuk berlama-lama tinggal. Sudahkah penginapan Bawean memadai dan menyenangkan wisatawan? Posisi resort yang pas untuk dapat menikmati panorama laut, pantai, serta matahari tentu akan membuat senang wisatawan. Apalagi jika ditambah denggan fasilitas pijat SPA. Menikmati suasana alam yang menakjubkan sambil dipijat tentu akan semakin memanjakan wisatawan untuk tinggal berlama-lama di tempat ini. Karena lama tinggal dari wisatawan Bawean menentukan besarnya biaya hidup yang digunakan untuk berwisata. Semakin lama wisatawan tinggal, tentu akan semakin menguntungkan masyarakat Bawean.

Tidak hanya fasilitas penginapan, fasilitas lainya seperti tempat makan, supermarket, dan tempat menjual souvenir juga menjadi penunjang berkembangnya pariwisata disuatu daerah. Tentunya makan adalah kebutuhan dasar dari setiap manusia, begitupun para wisatawan sebagai manusia, oleh karenanya tempat makan menjadi wajib adanya untuk mengisi perut-perut yang kosong dari para wisatawan. Ketersediaan restoran mutlak bagi sebuah tempat pariwisata. Bawean memiliki keberlimpahan hasil ikan dan hasil laut lainnya. Ini bisa menjadi sebuah ciri khas bagi restoran-restoran di Bawean yang menyediakan makanan laut. Juga pengolahan oleh-oleh khas Bawean yang bisa juga berbahan dasar hasil laut. Untuk itu, perlu adanya penanggungjawab program-program pengadaan dan pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) pada masyarakat setempat. Tapi, Bawean masih mengalami kesulitan mengenai sayur-mayur. Harga sayur mayur teramat mahal. Perlu dipikirkan oleh pemerintah untuk menyediakan kapal yang bersandar untuk memberi pasokan terhadap sayur mayur dari daerah lain jika kelak tempat ini akan menjadi tujuan wisata.

Bisa dikatakan, inilah yang disebut sebagai multiplayer effect. Pariwisata telah memberikan peran yang menghasilkan pundi-pundi ekonomi ke beberapa pihak secara langsung maupun tidak langsung. Efek secara tidak langsung tentu pada nelayan yang menangkap ikan, ibu-ibu UKM yang mengolah oleh-oleh khas Bawean, serta pihak lain mendapat peran akibat pariwisata ini. Ya, pariwisata haruslah membawa kesejahteraan yang holistik.

Alam- pantai dan laut- yang indah. Tentu merupakan tempat yang menyenangkan untuk snorkeling atau diving. Untuk itu, perlu dipikirkan pengadaan dan pengelolaan toko-toko yang menjual atau menyewakan alat-alat selam yang berkualitas. 

Saat para wisatawan melakukan perjalan jauh dari habitat ia tinggal akan membutuhkan sarana penghubung. Sebab mereka butuh untuk berinteraksi dengan teman atau keluarga didaerah ia berasal. Setidaknya di daerah Bawean haruslah tersedia siyal telekomunikasi yang kuat. Juga harus ada counter isi pulsa. Wartel, warnet, serta akses wifi juga sebaiknya harus ada. Keberadaan sarana komunikasi seperti pos juga tidak bisa diabaikan. Berkirim kartu pos sebagai sebuah bukti otentik mengunjungi suatu tempat juga masih banyak dilakukan oleh beberapa pelancong. Juga tempat cuci-cetak foto. Sepele, namun hal ini penting bagi wisatawan.

Sarana kesehatan penting untuk memajukan pariwisata. Secara psikologis, seorang wisatawan akan sangat aktif apabila ia sehat. Ia ingin mencari hal-hal baru di tempat wisatanya. Ia ingin menyelam, berenang, dan berjalan-jalan saat mengunjungi Bawean. Namun, saat sakit semuanya tidak akan menarik baginya. Jika wisatawan sakit, yang terbayang adalah kampung halamannya. Ia ingin dirawat sebagaimana ia dirawat dikampung halamannya. Sehingga dibutuhkan rumah sakit dengan standar internasional yang memberikan suasana seperti di kampung halaman para wisatawan. Agar wisatawan yang sedang sakit cepat pulih dan kembali bisa menikmati keindahan Bawean.

Saya sendiri yakin Bawean bisa menjadi permata wisata laut dan pantai Indonesia yang cemerlang di mata dunia seperti Bali, Lombok, Maratua, ataupun Raja Ampat. Namun, hal yang perlu diperhatikan, suatu ketika seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan, apalagi wisatawan mancanegara sangat mungkin terjadi pergesekan-pergesekan budaya yang sama sekali berbeda. Misalnya saja, pemandangan turis-turis mancanegara maupun lokal yang memakai pakaian bikini. Ini merupakan pakaian yang pantas bagi suasana pantai dan laut. Namun, memiliki potensi sangat besar untuk menimbulkan iritasi pada budaya masyarakat Bawean.

Tentu hal ini kembali pada peran pemerintah untuk menyusun strategi jauh ke depan mengenai pola kebijakan yang pas dan pantas. Mengingat Bawean merupakan pulau yang kental dengan nuansa islami. Bagaimana untuk tetap menjaga citra nuansa islami sebagai ciri khas dari Bawean? Bawean memiliki potensi wisata ziarah yang tidak bisa diremehkan. Justru menurut saya ini yang akan menjadikan ciri khas Bawean dibanding tempat-tempat wisata laut Indonesia lainnya. Disamping wisata laut dan pantai, Bawean juga menawarkan wisata ziarah. Hal ini jelas tidak mungkin didapat di Maratua atau Raja Ampat. Mungkin panorama laut dan nuansa islam bisa dikemas menjadi “branding” untuk Bawean. Pengelolaan, itu kuncinya. Bagaimana bisa membentuk pola sinergi kebijakan pemerintah antara potensi wisata alam serta wisata ziarah? Tentu untuk mendapatkan pola kebijakan yang tepat ada trial and error. Tapi, saya yakin, Bawean akan menjadi permata pariwisata cermerlang suatu saat nanti. Kepustakaan

KEPUSTAKAAN

Ross, Glen.F,
1998 Psikologi Pariwisata. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta. William, Gartner,
1996 Tourism Development: Principles, Process, and Policies. An international Thomson Publishing Company: US.

Blog
http://www.bawean.net/2013/05/menggali-potensi-wisata-ziarah-di-pulau.html
http://www.oladoo.com/2013/01/wisata-pulau-bawean-gersik-jawa-timur.html

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean