Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Jamaah Yasinan Gelar Baca Burdah
Keliling Kampung di Kota Tambak

Jamaah Yasinan Gelar Baca Burdah
Keliling Kampung di Kota Tambak

Posted by Media Bawean on Kamis, 24 Oktober 2013

Media Bawean, 24 Oktober 2013


Kegiatan baca burdah (maca burdet) digelar oleh anggota Jamaah Yasinan (laki-laki dan perempuan) pada hari Senin malam Selasa, 21 Oktober 2013. Acara yang rutenya diawali di depan Mapolsek Tambak ini dimulai pukul 19.00. Ratusan peserta pawai burdah yang dilengkapi dengan "lampu oncor" ini berbaris rapi dan terlihat khidmat.

"Sebenarnya,acara pada malam ini adalah acara tradisi lama yang dihidupkan kembali. Dulu, minimal 3 kali dalam setahun acara baca burdah keliling kampung selalu dilaksanakan masyarakat Tambak. Manfaatnya,antara lain : banyak memuji Allah dan bershalawat kepada nabi,berdoa untuk ketentraman desa, berdoa untuk mengusir roh jahat,dan berdoa agar masyarakat terhindar dari berbagai penyakit dan bencana," kata Ketua Jamaah Yasinan Tambak, K.H. Sudarman A.S. yang juga Ketua MUI Kecamatan Tambak ketika memberikan sambutan pelepasan.

Lebih lanjut K.H. Sudarman A.S. menjelaskan secara ringkas sejarah burdah. "Dari referensi yang pernah saya baca bahwa syair-syair Burdah yang berjumlah 163 bait itu ditulis oleh seorang pujangga Islam bernama Abu Abdillah Syarafuddin Muhammad bin Sa’id bin Hammad bin Muhsin bin Abdillah bin Shanhaj bin Mallal Al-Bushiri (lahir 1 Syawal 608 H/1213 dan wafat pada 691 H/1295 M). Ia lahir tepat 103 tahun setelah meninggalnya Imam Al-Ghazali (w. 1111 M) di Bushir, desa kecil di Mesir. Ketika itu Mesir, Irak, Syiria dan beberapa negera lainnya berada di bawah kekuasaan dinasti Abbasiyah yang mulai redup. Klimaksnya pada 1256 Khalifah al-Musta’shim meninggal dalam sebuah serbuan besar-besaran tentara Mongol yang dipimpin Hulegu Khan. Akhirnya dinasti yang berkuasa selama lebih kurang lima abad itu runtuh bersama peradaban dan khazanah keilmuan, karena aset-aset pendidikan dan perpustakaan di Baghdad dijarah habis-habisan kemudian diluluh-lantakkan oleh pasukan Hulegu Khan. Belum lagi kudeta di Mesir pada setiap pemimpin Bani Ayyub dan dinasti Mamluk, serta serangan tentara Salib yang tak kunjung usai sejak 1096 M.

Berbagai pergolakan sosial-politik itu tidak begitu saja meredupkan tradisi akademik dalam Islam, salah satunya adalah jasa Sultan Qalawun (w. 1290) dari dinasti Mamluk (1250-1517) yang mengambil inisiatif membuka hubungan multilateral di bidang ekonomi dan pendidikan dengan Byzantium, Kostantinopel (Istambul-Turki) dan India. Implikasinya Mesir kala itu berkibar sebagai mercusuar ilmu pengetahuan salah satunya dengan semakin menterengnya Universitas al-Azhar.

Al-Bushiri hidup dan tumbuh ketika sastra Arab mencapai puncak keemasannya. Para khalifah sangat memanjakan para penyair, seringkali mereka diundang untuk menyanjung dan mengapresiasi jasa sang Khalifah, tentu saja dengan imbalan materi. Namun demikian Al-Bushiri tergolong penyair yang miskin dan banyak sekali anaknya, sehingga ia kerap berganti profesi bahkan tak jarang ia menjadi Rapsodi (penyair-penyanyi) yang mengetuk belas kasihan dari satu raja ke raja lainnya untuk menghidupi keluarga. Di hari tuanya, khususnya ketika ia mengalami sakit kronis dan kelumpuhan yang berkepanjangan, bahkan ketika banyak dokter dan tabib didatangkan, namun Al-Bushiri tak juga sembuh, semua itu disesalinya sepanjang tahun di usia uzurnya dengan menulis syair dan pepujian untuk Nabi Muhammad Saw. Itulah Burdah."

Acara ini kelihatan tambah semarak. Tampak hadir dalam barisan paling depan ibu Hj. Nurul Ain, istri camat Tambak . Untuk keamanan dan ketertiban barisan peserta burdah keliling ini koordinator acara ini, Anas Efendi, minta bantuan anggota Polsek Tambak .(kontributor tambak)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean