Media Bawean, 8 Desember 2013
Penulis : Wardi Azzaury*
Pulau Bawean, jika kita cari di Google earth, kita pasti akan dengan cepat mendapatkannya, atau kalaupun koneksi internet kita lambat, dalam hitungan menit kita pasti juga akan menemukannya. itu dikarenakan, karena pada dasarnya Bawean sudah dikenal oleh masyarakat umum.
Tapi kalau kita mencari Pulau Misteri atau Mystery Island di Google earth, belum tentu kita bisa menemukannya dalam hitungan menit, atau bahkan dalam hitungan jam. Kita bisa menemukan pulau ini kalau kita ada yang memberitahu dimana letak pulau ini,tanpa pemberitahuan dari orang lain tentang letaknya, penulis tak yakin Google earth akan bisa menunjukkannya kepada kita. Alasannya, karena pulau ini memang tak terkenal sama sekali. dan terletak jauh di tempat yang memang jarang sekali orang membicarakannya.
Pulau Mystery yang dimaksud ini terletak di wilayah pasifik, milik Negara kecil yang juga tak terkenal di dunia, yaitu Vanuatu. Meskipun namanya pulau Mystery, namun tak ada sesuatu yang misteri di pulau ini. Besar pulau ini seukuran Pulau Gili yang termasuk wilayah Desa SidogedungBatu di Kecamatan Sangkapura. Malah kalau mau jujur, di pulau ini belum ada apa-apanya, hanya hamparan pasir pantai yang juga tak terlalu bagus dan pohon-pohon kelapa yang jumlahnya juga tak begitu banyak. Dibeberapa sisi di pulau ini konon ada beberapa tempat bagus buat menyelam atau snorkel yang sayangnya penulis belum sempat mengeceknya kesana. Yang jelas, secara keseluruhan penulis menilainya sangat biasa-biasa saja, tak ada yang istimewa. Malah bisa dibilang sebagai pulau tertinggal. Saking dari tertinggalnya pulau ini, ada guyonan dari rekan-rekan di kapal kalau di pulau ini hanya ada satu toilet yang bisa dipakai oleh semua orang. Yang jadi pertanyaan, bagaimana mungkin pulau kecil yang apa adanya dan takterkenal seperti Pulau Mystery ini bisa menjadi tujuan resmi dan regular dari kapal pesiar besar seperti tempat penulis bekerja ini, yaitu satu kapal pesiar berpenumpang lebih dari duaribu orang?
Penulis benar-benar merasa iri. Kalau orang Vanuatu yang tak lebih maju dari Indonesia bisa memperkenalkan pulau kecilnya kedunia luar, kenapa kita orang Bawean tak mampu melakukan hal yang sama? Perlu diperhatikan juga, di Fiji, tetangga Vanuatu penulis mendatangi pulau yang hampir sama, kecil dan jadi tujuan regular kapal pesiar yang bernama Dravuni Island. Dari pengamatan penulis, kedua pulau ini jauh berada di belakang Pulau Bawean dalam hal akomodasinya namun lebih berada di depan dalam urusan dikenal turis asing.
Memang Mystery Island dan Dravuni didukung oleh beberapa kapal pesiar yang berpelabuhan embarkasi (Home port) di Sydney, Australia dan melakukan pesiar (cruising) ke pasifik dan sekitarnya, tapi kita jugaperlutahubahwa dengan jumlahkapal yang hampir sama atau lebih banyak juga ber-home port di Singapore dan melakukan pesiar menjelajahi nusantara. Kapal-kapal yang berangkat dari Singapore dan membawa ribuan turis ini yang seharusnya diusahakan agar jadi pengunjung atau wisatawan di Pulau Bawean.
Penulis sadar, memang tak mudah merealisasikan keinginan ini. Tapi dengan belajar dan terus berusaha, Insya Allah keinginan menjadikan Pulau Bawean sebagai salah satu tujuan wisata bukanlah sesuatu yang tak bisa direalisasikan.
*Pelaut asal Kepuhteluk, Tambak Bawean.