Media Bawean, 4 Januari 2014
Memasuki waktu musim hujan, warga Pulau Bawean kembali turun ke sawah untuk bercocok tanam.
Kaum ibu yang bercocok tanam di sawah disapa Media Bawean (sabtu, 3/1/2014), menyatakan sudah musimnya untuk memulai menggarap sawah yang dimilikinya. "Saya berprofesi bercocoktanam di sawah mendapatkan upah Rp.50ribu perharinya,"katanya.
"Lumayan untuk menambah penghasilan suami, apalagi saya termasuk warga Duku, desa Sungairujing yang rumahnya terancam hilang karena terkena longsor,"ujarnya.
H. Shaleh, pemilik sawah mengatakan sudah musimnya warga Bawean menggarap sawah yang dimilikinya.
"Gaji pekerja sebesar Rp.50ribu dengan makan 2 kali selama sehari,"paparnya.
Abd. Aziz, Kepala UPT Dinas Pertanian di Pulau Bawean membenarkan Pulau Bawean sudah memasuki waktu memulai bercocok tanam di sawah. "Di seluruh Pulau Bawean, petani sudah mulai menggarap sawahnya,"tuturnya.
Menurutnya, petani di Pulau Bawean dengan bercocok tanam dengan menggunakan jajar legowo diperkirakan sudah mencapai 40%, sedangkan 60% masih menggunakan cara yang lama.
"Untuk kebutuhan pupuk masih tercukupi, apalagi petani tergolong miskin mendapat bantuan gratis dari pemerintah,"jelasnya.
Adapun antisipasi perang melawan hama yang merusak tanaman petani, Abd. Aziz mengaku sudah mempersiapkan obat-obatan lengkap di kantor. "Jika terjadi kerusakan tanaman seperti tahun lalu, petugas sudah siap mengantisipasinya,"terangnya. (bst)