Media Bawean, 27 Januari 2014
Anda punya uang receh (logam) nominal Rp.100, Rp.200 atau Rp.1.000, sebaiknya disimpan saja untuk dibelanjakan ketika berlayar dari Pulau Bawean.
Nominal uang receh tersebut tidak laku sebagai alat transaksi di pasar, sehubungan penjual tidak mau menerimanya. Hanya uang receh, Rp.500 saja yang diterima sebagai alat transaksi jual beli di Pulau Bawean.
Sodik, pegawai BRI Kotakusuma, menyatakan uang receh Rp.100, Rp.200 dan Rp.1000 masih tetap berlalu sebagai alat transaksi yang resmi dari Bank Indonesia. "Diseluruh NKRI masih berlaku, tidak ada istilah uang tidak laku selama BI masih menetapkan masa berlakunya,"katanya.
Ainun Jariyah asal Kumalabaru, desa Kumalasa, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, mengatakan sudah mendatangi banyak toko di Pulau Bawean, ternyata penjual tetap menolaknya tidak mau menerima uang receh Rp.100, Rp.200 dan Rp.1000.
"Alasannya, tidak rasional yaitu khawatir ketukar dengan uang receh yang nominal Rp.500,"ujarnya.
"Bila di NKRI masih berlaku, kenapa di Pulau Bawean tidak laku. Semestinya pedagang tidak membeda-bedakan uang receh sebagai alat transaksi,"paparnya.
Rumli, SE. Manager Bank Gresik dihubungi Media Bawean menyatakan ini adalah gejala degradasi nilai tukar rupiah di Pulau Bawean, sementara di Gresik daratan masih normal, stabil, termasuk uang koin.
"Kita tahu bahwa penduduk banyak di luar negeri, seperti, Malaysia, Singapura, Australia, dan negara lain, sementara mata uang yang beredar berbaur, walaupun yang mendominasi rupiah,"katanya.
"Perlu pengkajian pemerintah, untuk mengevaluasi penciptaan uang logam, walaupun nilainya kecil, jadi nilai logam kecil Rp.100 dan 200, ditarik kembali ataupun dibiarkan, tergantung kebijakan pemerintah dibidang moneter,"terangnya. (bst)
"Kita tahu bahwa penduduk banyak di luar negeri, seperti, Malaysia, Singapura, Australia, dan negara lain, sementara mata uang yang beredar berbaur, walaupun yang mendominasi rupiah,"katanya.
"Perlu pengkajian pemerintah, untuk mengevaluasi penciptaan uang logam, walaupun nilainya kecil, jadi nilai logam kecil Rp.100 dan 200, ditarik kembali ataupun dibiarkan, tergantung kebijakan pemerintah dibidang moneter,"terangnya. (bst)
