Media Bawean, 27 Februari 2014
Setelah lulus sekolah SR, Thohir dibawa ibunya merantau ke ibu kota Jakarta. Sampai di Jakarta, seluruh keluarga tidak mengetahui bila Thohir masuk Angkatan Laut, hanya diketahui melanjutkan sekolah menengah di Jakarta.
Terakhir Thohir meninggalkan keluarga, waktu pagi hari dijemput oleh teman-temannya yang berbadan tegap. Pihak keluarga tidak mengetahui bila Thohir punya misi khusus pergi ke Singapura, karena tidak pernah menceritakan pekerjaan. Hanya mengetahuinya setelah masuk penjara di Changi Singapura.
Tidak ada firasat apapun saat Thohir masuk penjara di Singapura. Muhammad Salim menjelaskan, bahwa keluarga di Indonesia tidak ada yang menjenguk ke penjara, hanya mengetahui dari saudara di Singapura bahwa kondisi Thohir yang statusnya masih bujangan belum menikah, tidak menunjukkan wajah takut sepertinya biasa-biasa saja, tetap tegar walaupun akan dihukum gantung.
"Keluarga di Pulau Bawean mengetahui Thohir alias Harun masuk tahanan di Singapura setelah mendengarkan radio,"ujarnya.
Adapun nama Thohir jadi Harun, menurutnya diketahui oleh pihak keluarga setelah ramai berita melalui radio. "Bahwa Harun yang akan dihukum gantung di Singapura adalah Thohir,"paparnya.
Surat wasiat asli ada, tapi sekarang tidak diketahui suratnya ketelisut yang isinya : Ibudaku Tersayang, Ananda bukan perompak, bukan penjahat, bukan penyamun. Tetapi ananda melakukan ini demi tugas bangsa dan negara sesuai sapta marga untuk membela negara Republik Indonesia. Jiwa dan Raga.
Apakah keluarga menyesali kematiannya? "Tidak, seluruh keluarga tidak ada yang menyesali Harun meninggal dunia ditiang gantungan,"jawabnya.
Muhammad Salim mengenang, "Keluarga tidak terfikir Harun akan menjadi pahlawan nasional. Setelah ditetapkan menjadi pahlawan nasional dan pangkatnya dinaikkan, seluruh kelurga merasa bahagia dan bangga telah membawa harum nama bangsa,"terangnya.(bst)