Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Laporan Perjalanan (3), Berkunjung
Ke King George V Primary School

Laporan Perjalanan (3), Berkunjung
Ke King George V Primary School

Posted by Media Bawean on Kamis, 03 Juli 2014

Media Bawean, 3 Juli 2014

Oleh : Amilatul Khusnah 
(Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SDIT AL-HUDA)


Memasuki gerbang Sekolah Kebangsaan (SK) King George V Primary School. 12 siswa sekolah tersebut menyambut kedatangan ustadz/ustadzah SDIT Al Huda dengan rebana. Mereka berpakaian adat melayu, mengiringi rombongan. Pak Baharuddin Ketua Yyasan Darul Fikri, dan ustadzah Elia Puspa, Kepala Sekolah, berada dibarisan depan didampingi Guru Besar Encik Tamyes bin Saimun. Di Malaysia, jabatan kepala sekolah desbut Guru Besa. Dibelakangnya adalah ustadz/ustadzah SDIT Al Huda dan para Cikgu SK King George V. Ketika tiba di teater mini, group musik tersebut naik ke pentas. Dua orang siswi menyanyikan lagu Mudik Arau lalu dilanjutkn dengan lagu Si Cantik Manis. “Ini adalah musik Caklempong”. kata Guru Besar Tamyees. Alat musik gamelan sangat mendominasi, kemudian gong. “Nenek moyang kami di negeri Sembilan ini kebanyakan berasal dari Minangkkabau”, ujar Encik Tamyees.

Dua lagu usai dinyanyikan, salah seorang Cik Gu perempuan tampil sebagai pemandu acara. Tidak ada sambutan-sambutan, kecuali sambutan Ketua Rombongan, pak Baharudddin. Dia memperkenalkan nama-nama dan jabatan anggota rombongan, menjelaskan secara singkat berdirinya Yayasan Darul Fikri, berdirinya SDIT Al-Huda, maksud dan tujuan kunjungan ke Sremban, khususnya ke SK. George V. “Kami amat tersanjung atas penyambutan ini”, kata Ketua Yayaan. Dan kami mengundang Guru Besar dan para Cik Gu sekolah ini untuk berkunjung ke Bawean. Pak Baharuddin juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Datuk Murad dan Cik Hj. Ftimah Sarkawi yang telah menyeponsori kunjungan ini. Datuk Murad dan Cik Fatimah juga hadir pada acara tersebut. Setelah acara penyambutan, rombongn diajak memasuki ruang Komputer untuk menerima penjelasan lebih rinci dari Guru Besar.

King George V adalah salah satu sekolah dasar negeri bertempat di Jalan Kuala Pilah, Ampangan 70400 Saremban. Negeri Sembilan, Malaysia. Semula sekolah ini bertempat di jalan Hose (jalan Zaaba). Pada zaman penjajahan Jepang di Malaysia (1941-1945) , bangunan sekolah ini digunakan sebagai Pusat Penempatan Tentara dan Pengajian Guru-Guru Bahasa Jepang atau dikenal dengan sebutan ‘Rensai Dojo’. Pada tahun 1960, berkat usaha Guru Besar En. A. Chapman KGV telah mendapat bangunannya sendiri sampai sekarang. SK King George V saat ini memiliki 1.404 murid, dan 78 guru. Dipimpin oleh seorang kepala sekolah (Guru Besar), dibantu oleh tiga orang Penolong Kanan (Wakil Kepala Sekolah).

Seluruh Sekolah Dasar di Malaysia memiliki visi dan misi yang sama, yakni : Pendidikan Berkualiti Insan Terdidik Negara Sejahtera. Dari visi ini kemudian diperajam dalam misi : Melestarikan Sistem Pendidikan Yang Berkualiti Untuk Membangunkan Potensi Individu Bagi Memenuhi Aspirasi Negara.

Agar operasional, sekolah ini mempunya falsafah pendidikan sebagai berikut : Pendidikan di Malaysia adalah satu usaha berterusan kearah memperkembangkan bagipotens individu secara menyeluruh dan bersepadu untuk mewujudkan insan yang seimbang dan harmonis dari segi intelek, rohani, emosi danjasmani berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan.

Tidak jauh berbeda dengan SDIT Al-Huda, mata pelajaran yang diajarkan adalah : Bahasa Melayu, Bahasa Inggris, Pendidikan AgamaIslam/Pendidikan Moral, Pendidikan Seni, Sains, Pendidikan Jasmani & Kesehatan, Pelajaran Jawi (huruf Arab pegon), Bahasa Arab (piihan), Bahasa Cina (pilihan) dan Musik.

Dalam hal kegiatan belajar mengajar, sebagai contoh “murid tidak hanya dapat melihat gambar -- melalui alat peraga -- macam-macam hewan seperti ayam dan burung, tetapi mereka bisa membedakan perbedaan ayam dan burung itu.Itulah yang disebut menakul”. Kata Encik Tamyess. Ada lima mata pelajaran yang diujikan : Bahasa Melayu (penulisan), Bahasa Melayu (pemahaman), Bahasa Inggris, Matematika dan Sains. Menjawab pertanyaan penulis, sejumlah Cik Gu mengatakan bahwa “tidak ada sedikitpun ikhtiar untuk membocorkan soal atau memberitahu siswa pada saat ujian. Jika hal itu dilakukan, maka tamatlah dia sebagai guru”.

Disamping mata pelajaran yang tersebut diatas, sekolah kebangsaan ini memiliki kokurikulum : Bahasa Melayu, Bahasa Inggris, Robotik, Dokter Muda, Muzik dan Cegah Jenayah. Sedangkan unit beruniform adalah Pengakap, Tunas Puteri, Bulan Sabit dan Kadet Remaja sekolah. Para siswa di sekolah negeri Malaysia sama sekali tidak dibebani berbagai macam iuran, bahkan berbagai macam bantuan datang mengalir, seperti : makanan tambahan, susu sekolah 1 Malaysia, bantuan persekolahan RM100, bantuan buku dan bantuan vitamin. “Apapun yang dibutuhkan, kami tinggal minta kepada kerajaan”, kata Guru Besar.

Di Malaysia sekolah rendah digred mengikuti prestasi kecemerlangan : Bai’ah, kluster dan prestasi tinggi. Tiga tahun terakhir ini SK King George V selalu menduduki peringkat Bai’ah. “Sebentar lagi kami akan diundang ke Kuala Lumpur karena sekolah kami dapat menembus gred Kluster. Dan itu berarti hadiah ratusan ribu ringgit akan kami terima” kata Guru Besar dengan wajah berbinar. Untuk mencapai grade yang satu kepada grade yang lebin tinggi, tidaklah mudah. Salah satu indikatornya adalah kemampuan sekolah menjalin kerja sama dengan sejumlah institusi baik di dalam maupun di luar negeri. Dan itu telah dibuktikan oleh SK King George V seperti Universiti Pertahanan Malaysia, Pusat Dakwah Islamiyah, Pusat Zakat Negeri Seremban, Institut Perguruan Darul Hikmah, Bandung, Indonesia, Nguyen Ven troi School Vietnam, Sekolah Dasar Muhammadiyah Bandung, Indonesia dan sebagainya. Untuk memcapai tingkatan Kluster saja sudah begitu susahnya, apalagi Prestasi Tinggi. Di Malaysia hanya dapat dihitung dengan jari untuk mencapai Prestasi Tinggi itu. Bukan Main. “Dan itu tidak main-main. Semua Cik Gu harus bekerja keras. Disiplin. Sekolah dimulai pukul 08.00 (pukul 07.00 di Indonesia) sampai 14.00. Kemudian dilanjutkan dengan kelas agama petang setiap hari Senin, Selasa dan Kamis mulai pukul 14.30 hingga 17.30 waktu Malaysia. 


Sekolah ini memiliki perpustakaan yang sangat luas. Koleksi bukunya mencapai tujuh ribu judul. Ruang perpustakaan di rancang dengan sangat artistic, sehingga murid kerasan berada di dalamnya. Murid masih dirangsang dengan berbagaimacam hadiah. Hadiah terbesar berupa sepeda bagi murid yang mapu membaca seribu judul buku. Untuk membuktikan bahwa murid benar-benar telah membaca setiap buku, mereka harus membuat resensi yang harus diserahkan kepada petugas perpustakaan.


“Berakhirnya sekolah rendah sepatutnya murid-murid kami memiliki enam cirri”, kata Encik Tamyees. Setiap murid akan mempunyai : “pengetahuan, kemahiran berfikir, kemahiran memimpin, kemahiran dwi bahasa, etika dan kerohanian serta identitas nasional”, katanya lebih lanjut. SK King George V is a school educating for future leaders based on Altruistik model. Altruistik bermakna kepekaan sosial dan sifat jujur yang tinggi. (Bersambung)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean