Media Bawean, 19 September 2014
Pembangunan jalan rabat beton di Dusun Kumalabaru, desa Kumalasa, kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik diragukan kualitas kontruksinya sehubungan campuranya diperkirakan 1, 6, 8 dari yang seharusnya 1,4,6.
Terbukti kualitas jalan yang dibangun sepanjang 500 meter bisa dilihat melalui mata telanjang seperti terlalu muda dalam campurannya sehingga mudah untuk rusak. Warga Kumalasa yang tidak bersedia disebut namanya mengatakan pembangunan jalan di Kumalabaru menuju Kumalasa sudah diperbaiki setelah dibangun sekitar 2 bulan yang lalu. "Tapi meskipun diperbaiki tetap saja diraguan kualitasnya sehubungan kontruksi dari awal campurannya sudah tidak sesuai,"katanya.
Muhammad Yusuf, UPK PNPM di kecamatan Sangkapura dihubungi Media Bawean menuding bahwa kerusakan jalan disebabkan oleh warga Desa Kumalasa, melewati jalan yang dibangun sebelum waktunya selama 25 atau sampai 28 hari. "Yaitu ketika ada kegiatan mahasiswa di desa Kumalasa, dan pengangkutan material untuk pembangunan jalan di desa Kumalasa,"katanya.
"Besok akan ditinjau kesana, bila ada kerusakan nantinya akan dibahas bersama desa untuk perbaikannya,"ujarnya.
Menerima tudingan UPK PNPM kecamatan Sangkapura, Kepala Desa Kumalasa, Idham Cholik mengatakan untuk mengangkut mahasiswa ke Kumalasa sudah meminta izin setelah proyek selesai dibangun selama 9 hari. "Untuk mengangkut material pembangunan di desa Kumalasa setelah proyek selesai selama 23 hari,"terangnya.
"Umumnya Jalan Poros Desa (JPD) bisa dilewati setelah dibangun selama 5 hari,"paparnya.
Jadi menurut Kades Kumalasa, melihat kondisi pembangunan PNPM yang ada sekarang ini memang sepertinya kualitas kurang sesuai seperti proyek jalan lainnya. (bst)