Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Sosialisasi P2T-P2A di MA Hasan Jufri
Antisipasi Anak Berhadapan Hukum

Sosialisasi P2T-P2A di MA Hasan Jufri
Antisipasi Anak Berhadapan Hukum

Posted by Media Bawean on Minggu, 19 Oktober 2014

Media Bawean, 19 Oktober 2014








Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2T-P2A) Bawean menggelar pertemuan bersama seluruh siswa Madrasah Aliyah (MA) Hasan Jufri, Lebak, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, hari sabtu (18/10/2014), bertempat di Aula Yayasan Pondok Pesantren Hasan Jufri.

Dalam pertemuan, P2T-P2A Bawean yang hadir Abdul Basit, Sukron Makmun, dan Nurul Hidayati memberikan penjelasan terkait kinerja dan tugasnya selama ini di Pulau Bawean. Banyaknya kasus yang telah ditanganinya selama ini sampai tuntas proses hukum, P2T-P2A Bawean mengajak kepada seluruh siswa agar tidak melanggar hukum.

Jika melanggar hukum akan merugikan kepada semua pihak, khususnya diri sendiri, lembaga pendidikan termasuk orang tua siswa. Melalui pertemuan, P2T-P2A berpesan kepada semua siswa di MA Hasan Jufri agar menghindari perbuatan melanggar hukum, jika berhadapan hukum tentunya P2T-P2A siap mengawal dan mendapinginya selagi umur dibawah 18 tahun yang sebut anak.

Sukron Makmun menjelaskan latar belakang berdirinya P2T-P2A di Pulau Bawean, serta tugas dan fungsinya, termasuk pengalamannya selama aktif di lembaga perlindungan perempuan dan anak.

Sementara Nurul Hidayati berpesan khusus kepada siswa perempuan jika ada permasalahan dipersilahkan untuk menghubunginya. "Siap untuk diajak curhat dalam menangani persoalan yang dihadapinya, bisa menghubungi langsung atau mendatangi ataupun via telepon,"ujarnya.

Menariknya dalam pertemuan beberapa siswa dalam sesi diskusi, melontarkan banyak pertanyaan, diantaranya bagaimana solusi mengatasi agar anak tidak melanggar hukum, apakah anak yang sering mendapat kekerasan dari orang tua bisa melapor ke P2T-P2A.

Selanjutnya pertanyaan siswa, orang tua kecenderungan menikahkan anaknya usia dini sehubungan takut terperangkap dalam pergaulan bebas sehingga putus sekolah, termasuk bagaimana adik saya akan pindah sekolah dari swasta ke sekolah negeri tidak diterima. Semprotan khusus untuk media bawean, siswa menanyakan kenapa selalunya memuat asusila anak di Pulau Bawean.

Sebagai penjawab, P2T-P2A Bawean, untuk mengatasi persoalan agar anak tidak melanggar hukum, perlu kerjasama semua pihak dalam mengantisipasinya, khususnya diri sendiri agar tidak berbuat melanggar hukum. Untuk anak yang mendapat kekerasan dari orang tua, P2T-P2A siap untuk menyelesaikan permasalahan dengan mencari solusi terbaik.

Soal menikah usia dini sehubungan ketakutan orang tua termasuk pilihan yang salah, seharusnya anak disekolahkan ataupun di masukkan pondok pesantren sebagai pilihan yang terbaik.

Media Bawean memberikan jawaban terkait pemberitaan selama ini, bahwa tidak pernah memuat adanya kasus asusila anak di Pulau Bawean. Adapun pemberitaan yang dimuat selama ini belum diketahui pelakunya, bila kasus tersebut bersentuhan dengan anak secara otomatis tidak termuat di dalam media bawean.

Ali Asyhar, Kepala MA Hasan Jufri mengapresiasi atas pertemuan P2T-P2A Bawean bersama seluruh siswanya, Menurutnya majunya tekhnologi canggih sudah saatnya diantisipasi dengan bergandengan tangan bersama. "Melalui diskusi dan sosialisasi tentang perlindungan perempuan dan anak tentunya sangat penting dan mendesak,"paparnya.

Mengakhir pertemuan, P2T-P2A Bawean membagi-bagikan nomor handphone kepada seluruh siswa, dengan harapan jika terjadi sesuatu terkait perempuan dan anak dipersilahkan untuk menghubunginya. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean