Media Bawean, 6 Desember 2014
Terjadinya gangguan listrik PT. PLN di Pulau Bawean, Gresik yang disebabkan kalong atau kaloang (bahasa Bawean) menurut versi PLN, telah meresahkan kepada seluruh pelanggannya. Hampir setiap malam terjadi pemadaman, khususnya jaringan yang menuju desa-desa.
Sepertinya PT. PLN belum mampu melawan kalong, sehingga pelanggan menjadi korban tidak bisa menikmati listrik selama 24 jam. Hampir dipastikan setiap malam hari, pelanggan setianya menikmati suasana gelap gulita. Belum ada solusi untuk mengatasi permasalahan gangguan jaringan, terbukti setiap malam listrik mengalami pemadaman.
Dampaknya, akibat dari seringnya pemadaman, pelanggan menggunakan penerangan alternatif seperti menggunakan mesin genset. Sebab akibat menurut Camat Tambak, Sugeng Gatot Subroto, 2 orang warganya meninggal dunia setelah menghidupkan mesin genset yang diletakkan di dapur dalam rumah.
Terlepas dari kesalahan penggunaan mesin genset yang menimbulkan asap beracun yaitu karbon monoksida, jelasnya pihak korban menginginkan suasana didalam rumahnya terang benderang.
Bagi pelanggan yang tidak memilikinya mesin genset, menggunakan lilin sebagai sumber cahaya alternatif. Sundusiyah, kepala desa Tambak mengungkapkan keluhan warganya, bahwa sudah terlalu besar biaya untuk membeli lilin sehingga warga memilih menikmati suasana gelap gulita di malam hari.
Selain membuat suasana gelap gulita, padamnya listrik PT. PLN di Pulau Bawean membuat resah kepada orang tua siswa yang anaknya akan mengikuti ujian semester hari senin lusa. Orang tua siswa didampingi gurunya mengungkapkan sering terjadinya listrik pada waktu malam telah menghambat generasi penerus bangsa belajar.
Lebih ironis menghambat belajar mengaji waktu malam hari, sebagai sumber cahaya alternatif menyalakan penerangan seadanya seperti waktu dahalu sebelum listrik masuk ke Pulau Bawean.
Dampak merugikan kepada pelanggannya akibat seringnya listrik terjadi pemadaman, yaitu rusaknya peralatan elektronik seperti televisi, kulkas, kipas angin dan lain-lain. Kerusakan terjadi akibat seringnya lisrik yang menyala lalu padam kemudian hidup lagi.
Kerugian lainnya dialami para nelayan yang memperoleh tangkapan ikan banyak dari laut. Setelah sampai di rumahnya mencari es ternyata tidak ada yang beku sehubungan kulkas tidak teraliri listrik. Daripada rugi, sehingga hasil tangkapan ikan dijual murah meriah ke pasar, yang terpenting laku terjual.
Ditelaah dari beberapa dampak gangguan listrik di Pulau Bawean, jelasnya pelanggan PT. PLN Bawean merasa dirugikan.
Ketika rapat di Pendopo Kantor Kecamatan Sangkapura, media bawean mengeluarkan opsi agar dilakukan perbaikan serentak diseluruh jaringan listrik PT. PLN di Pulau Bawean dengan pemasangan selang atau triget. Ternyata Kepala PT. PLN Rayon Bawean menjawab meminta dukungan kepada Camat agar mendapatkan bantuan selang untuk dipasang pada jaringan.
Salah siapa dan dosa siapa? Tentunya PT. PLN Bawean tidak mau disalahkan dalam hal terjadinya pemadaman. Sebab terjadinya pemadaman disebabkan kalong yang terkena dijaringanya.
Salah siapa ini dosa siapa, jawabnya ada di atas sana (Tomy J Pisa dalam lagunya). (bst)