Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Kritik dan Saran
Tradisi Maulid di Pulau Bawean

Kritik dan Saran
Tradisi Maulid di Pulau Bawean

Posted by Media Bawean on Jumat, 16 Januari 2015

Media Bawean, 16 Januari 2015

Media Bawean mewawancari Kyai Achmad Fathani asal Daun, kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik tentang seputar tradisi peringatan Maulid di Pulau Bawean. 

Berikut hasil wawancaranya :

Kyai, bisa menjelaskan tradisi maulid di Pulau Bawean, menurut pandangan Kyai.
Menurut hemat saya, pelaksanaan maulid di Pulau Bawean lebih cenderung mengarah kepada tradisi. Sangat jarang sekali yang melaksanakan maulid sebagai bentuk luapan kegembiraan atas lahirnya Sayyidul Anbiyak Walmursalin (Muhammad) SAW. Sebab dampak positif setelah peringatan maulid tidak kelihatan malah negatif lebih kelihatan, lebih-lebih bila dapat berkat lebih kecil dari angkatannya.

Saran dan nasehat Kiai?
Kepada para Kiai hendaknya harus mengarahkan bagaimana peringatan maulid yang semestinya. Tapi kadang Kiai setempat kalah dengan arus yang mempertahankan budaya dimasyarakatnya. Budaya penting, Islami penting dipertahankan tapi harus sejalan dengan syari'at Islam. Para kiai haruslah kokoh mempertahankan syari'at. Maulid kita lestarikan sepanjang masa, tapi perlu perbaikan sedikit demi sedikit.

Menurut Kyai, apakah ibadah maulid diukur dari banyaknya angkatan berkat?
ya tidak ukurannya sejauh mana ungkapan luapan kegembiraannya dengan lahirnya seorang Rasul yang menjadi uswah hasanah dalam segala segi yang diwujudkan dengan banyak bersedekah saat memperingatinya dengan didasari rasa cinta kepada beliau timbul rasa cinta untuk mengikuti sunnahnya.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean