Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Tidak Ingin Laknat dan Murka Allah
Hindari 3 Perbuatan Maksiat

Tidak Ingin Laknat dan Murka Allah
Hindari 3 Perbuatan Maksiat

Posted by Media Bawean on Minggu, 08 Februari 2015

Media Bawea, 8 Februari 2015

Ditulis oleh R. Ahsanul Haq 
(Pemerhati Masalah-masalah Sosial, Tinggal di Sangkapura)

Alam semesta ini secara disiplin ta’at mengikurti aturan yang telah dibuat oleh yang Maha Pencipta, yang Maha Pengatur. Bagaimana terjadinya siaNg dan mAlam, musim panas dan penghujan, bagaimana terjadinya air laut pasang dan surut, terbitnya matahari dari sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat. Ini semua adalah bentuk keta’atan alam semesta kepada aturan yang telah dibuat oleh Allah SWT. Yang dalam bahasa Al-Qur’an disebut dengan Sunnatullah. Tak bisa dibayangkan apa jadinya bila alam semesta ini sudah tidak ta’at dan mengikuti aturan yang telah Allah tetapkan, maka yang terjadi adalah kerusakan yang luar biasa dan hancur binasanya alam semesta ini, yang dalam bahasa Al-Qur’an disebut Kiamat.

Begitu juga yang berlaku pada manusia, bahwa manusia wajib mengikuti aturan main yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Yaitu ta’at menjalankan semua perintah yang telah dibebankan kepadanya dan wajib menjauhi serta meninggalkan semua larangan-Nya, yang dalam bahasa Al-Qur’an disebut Taqwa. Bilamana aturan main ini tidak dijalankan, maka yang terjadi adalah manusia tidak akan dapat kokoh, sehat dan seimbang (selamat), yang pada akhirnya jiwanya akan sakit, ia akan dilanda rasa khawatir, gelisah (stress), tidak dapat ikhlas, tidak dapat khusyu’, menghalangi sabar dan sebagainya. Firman Allah dalam dalam Al-Qur’an:

“Barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (Q.S. Al-Baqarah: 38)

Agar tidak termasuk sebagai orang-orang yang membangkang terhadap Allah dan Rasullullah yang berakibat turunnya laknat dan siksa yang sangat hina baik di dunia maupun akhirat kelak, sebagaimana peringatan Allah dalam al-Qur’an: “Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya pasti mendapat kehinaan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka telah mendapat kehinaan. Sesungguhnya Kami telah menurunkan bukti-bukti yang nyata. Bagi orang-orang yang kafir ada siksa yang menghinakan.” (Q.S. Al-Mujaadilah: 5).

Guna menghindari dari ancaman Allah tersebut di atas, maka kita perlu menjauhi 3 perbuatan maksiat berikut ini:

Pertama: Perbuatan suap menyuap (sogok menyogok) yang dalam bahasa arab disebut RISYWAH yang bermakna memasang tali, mengemong atau mengambil hati.

Arti Suap secara umum adalah memberikan sesuatu kepada seseorang dengan syarat orang yang diberikan itu dapat membantu orang yang diberinya, baik atau sesudah terlaksananya suatu urusan berdasarkan kesepakatan, sehingga hal yang bathil akan menjadi haq atau yang bukan haknya yang sebenarnya hak orang lain akan menjadi haknya, begitulah seterusnya. Sebagai contoh: memberikan sesuatu kepada Hakim agar terlepas dari jeratan hukum atas kesalahannya, memberikan sesuatu kepada orang agar persoalan atas urusannya menjadi lancar dengan mengabaikan hak orang lain, memberikan sesuatu kepada atasannya agar bisa menempati jabatan atau kedudukan yang lebih baik, bahkan yang sekarang sedang ‘gaduh’ dibicarakan banyak orang yaitu KORUPSI itu semua termasuk RISYWAH dan itu semua adalah perbuatan tercela yang dilaknat Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana bunyi Sabda Rasulullah SAW: “Allah melaknat orang yang menyuap, menerima suap dan orang-orang yang menghubungkan antara keduanya” (H.R. Ahmad).

Kedua: Siapa saja yang terkait dengan Minuman Keras dan sebangsanya yang tergabung kedalam jenis obat-obatan yang disingkat dengan NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adikti lainnya). Minuman keras dan sebagsanya tersebut di atas, merupakan sesuatu yang sangat diharamkan oleh Allah, meskipun awal pelarangannya dilakukan secara bertahap, namun setelah kemudharatan/keburukannya serta bahaya dan dosanya jauh lebih besar daripada mana’atnya, maka secara tegas Allah mengharamkannya dan disuruh menjauhinya. Salah satu dampak bahaya dan madharatnya adalah bisa menghilangkan akal sehat seseorang, sehingga orang yang dalam keadaan mabuk dilarang keras untuk melaksanakan shalat. Firman Allah dalam Al-Qur’an: “Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu mendekati shalat, ketika kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan…” (Q.S. An-Nisaa’: 43).

Menurut suatu penelitian, di Indonesia sebanyak 3,8 juta lebih penduduknya sudah terlibat dalam penyalahgunaan NAPZA ini, dan yang lebih memperihatinkan lagi sebanyak 80 % penggunanya adalah generasi muda termasuk di dalamnya adalah para pelajar, maka tidak sedikit anak mudah kita sudah ketagihan, overdosis, tersiksa, menjerit, merintih hingga ‘sakau’ dengan memanggil-manggil ganja, morfin, sabu sampai dilarikan kerumah sakit hingga akhirnya mati dalam keadaan tidak beriman. Naudzubillahi min dzalik

Oleh karena itu, semua orang yang berurusan atau berhubungan dengan minuman keras dan sebangsanya, akan dilaknat oleh Allah SWT. Termasuk semua orang yang terkait dalam tataniaganya hingga sampai pada konsumen penggunanya, walaupun dia sendiri tidak menggunakannya. Sabda Rasulullah SAW.: “Allah melaknat minuman keras, orang yang meminumnya, yang memerasnya, yang minta diperaskannya, yang membawanya, yang meminta dibawakan kepadanya, dan yang memakan harganya”. (H.R. Abu Daud dan Hakim).

Ketiga: Melakukan penyimpangan seksual (Zina). Pada dasarnya seks merupakan sesuatu yang mulia. Manusia bisa mulia dan bisa juga menjadi hina karena masalah seksual. Manusia bisa menjadi mulia apabila ia melampiaskan hasrat seksualnya dengan cara yang baik dan benar pada orang yang dihalalkan oleh Allah, yaitu Suami atau Istri. Namun manusia bisa juga menjadi hina bahkan sangat hina apabila ia melampiaskan keinginan seksualnya dengan cara tidak benar dan pada orang yang tidak dihalalkan oleh Allah, perbuatan ini merupakan Zina yang harus dijauhi. Firman Allah dalam Al-Qur’an: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji (fahisyah) dan suatu jalan yang buruk”. (Q.S. Al-Isra’: 32).

Allah menjelaskan di sini tentang kejinya zina, karena kata FAHISYAH maknanya adalah perbuatan keji atau kotor yang sudah mencapai tingkat yang sangat tinggi dan diakui kekejiannya oleh setiap orang yang berakal, bahkan dalam suatu keterangan juga oleh sebagian binatang. Sebagaimana disebutkan oleh Imam Bukhori dalam kitab Sohehnya; Dari Ami bin Maimun Al-Audi, ia berkata: “Aku pernah melihat ---pada masa jahiliyah--- se ekor kera jantan yang berzina dengan kera betina, lalu datanglah sekawanan kera mengerumuni mereka berdua dan melempar keduanya sampai mati”.

Sedangkan bahaya yang ditimbulkan oleh zina tergolong besar, di samping bertentangan dengan aturan universal yang berlaku untuk menjaga kejelasan NASAB (keturunan), menjaga kesucian, kehormatan diri, juga mewaspadai hal-hal yang menimbulkan permusuhan dan perasaan benci di antara manusia, disebabkan pengrusakan terhadap kehormatan Istri, Anak Perempuan, Saudara Perempuan serta Ibu mereka, yang akhirnya dapat merusak tatanan kehidupan.

Oleh karenanya pantaslah bahaya zina bobotnya sepadan dengan pembunuhan dan Allah dengan tegas mengharamkannya dan mengancamnya dengan Azab yang sangat hina dan berlipat ganda, Firman Allah dalam Al-Qur’an: “Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain bersama Allah, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan jalan yang benar dan tidak berzina. Dan barang siapa mengerjakan demikian, niscaya dia akan mendapatkan (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipatgandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina kecuali orang-orang yang bertaubat”. (Q.S. Al-Furqan: 68-69).

Dalam kesempatan ini kami mengajak untuk menggaungkan bersama ‘Ayo Kita Perangi Kemasksiatan!!!’, kita awali dari keluarga kita masing-masing untuk sama-sama menjaga dan mencegah mulai dari diri kita, keluarga kita, lingkungan kita hingga akhirnya masyarakat kita untuk selalu waspada dan berperan aktif dalam penegakan NAHI MUNKAR terhadap terjadinya kemaksiatan di sekitar lingkungan kita masing-masing. Agar kita semua terhindar dari datangnya Laknat dan Murka Allah SWT. Dalam kehidupan kita di dunia ini khususnya di Pulau Bawean yang sama-sama kita cintai ini, juga di akhirat kelak. Amin

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean