Media Bawean, 10 Maret 2015
Berdirinya Dhurung Elmu di Pulau Bawean, Gresik merupakan gagasan Guru Indonesia Mengajar dalam rangka memanfaatkan fasilitas milik warga yang ada. Hampir disetiap kampung di Pulau Bawean, memiliki dhurung yang umumnya berada di depan rumah warga.
Dhurung dimanfaatkan untuk tempat beristirahat ataupun berkomunikasi antar sesama warga di kampung. Agar dhurung memiliki manfaat lebih besar, akhirnya Guru Indonesia Mengajar menggagas berdirinya Dhurung Elmo sebanyak 10 tempat di Pulau Bawean.
Teguh, Guru Indonesia Mengajar yang bertugas di Pulau Gili, desa Sidogedungabatu, Sangkapura mengatakan respon warga menyambut baik atas didirikannya Dhurung Elmu. Memakai kereta tolak, petugas penyalur buku keliling menyalurkan ke dhurung tempat warga berkumpul. "Buku pustaka disimpan di dhurung selama seminggu untuk buat bacaan warga,"katanya.
"Responnya setelah berjalan sekitar seminggu penerimaannya sangat baik, serta dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan,"jelasnya.
Perwakilan Guru Indonesia Mengajar dalam peresmian Dhurung Elmu di desa Grejeg menjelaskan bahwa latar belakang berdirinya Dhurung Elmu merupakan gagasan bersama lalu diwujudkannya. "Seluruh buku bacaan merupakan sumbangan dari berbagai daerah di Indonesia,"jelasnya.
Adapun berdirinya Dhurung Elmu sebanyak 10 tempat di Pulau Bawean akan selalu dipantaunya, termasuk peremajaan buku bacaan akan selalu diganti setiap waktu.
Harapannya masyarakat Pulau Bawean bisa memanfaatkan fasilitas yang ada untuk menambah pengetahuan warga setempat, serta sarana untuk gemar membaca.
Nantinya, pengelolaan Dhurung Elmu diharapkan bisa dikembangkan oleh masyarakat setempat untuk menjadi sarana pengembangan masyarakat dengan memiliki rasa seling memiliki serta menjaganya seluruh aset yang ada secara baik. (bst)