Media Bawean, 10 Maret 2015
Pertemuan Komisi D DPRD Kabupaten Gresik di Pulau Bawean bersama Pegawai di lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Sangkapura, UPTD Puskesmas Sangkapura dan pejabat Kesra di desa, digelar hari senin (9/3/2015) bertempat di UPTD Pendidikan Sangkapura.
H. Muntarifi sebagai wakil Ketua Komisi D DPRD Gresik dalam sambutanya menjelaskan tujuan pertemuan dalam rangka menggali informasi terkait tugas dan pekerjaan di lingkungan pendidikan, kesehatan dan kesra di kecamatan Sangkapura.
Lebih tegas H. Muntarifi berpesan kepada pegawai yang hadir agar melaksanakan tugas selalu berpedoman kepada aturan yang berlaku. "Jangan ada lagi tarikan kepada siswa sehingga memberatkan kepada orang tua, termasuk pelayanan kesehatan agar ditingkatkan, serta kesra dalam penyaluran bantuan agar tepat sasaran,"katanya.
Ditambahkan Syaikhu Busiri, anggota F-PKB DPRD Gresik, silahkan disampaikan apa saja yang menjadi uneg-uneg pegawai di Pulau Bawean, biar nantinya akan diperjuangkan di dewan.
Dalam sesi tanya jawab, mendengar dari pertanyaan yang disampaikan ternyata lebih dominan menuntut tentang kesejahteraan diri sebagai pegawai daripada bagaimana menunjang keberhasilan siswa di sekolah. Diantara beberapa penanya berulang-ulang meminta agar alokasi dana daerah terpencil ditingkatkan, termasuk pembiayaan pengiriman atlet olahraga ataupun delegasi seni yang selalunya dibebankan kepada pihak sekolah di Pulau Bawean.
Bukan hanya guru, termasuk pegawai UPTD Puskesmas Sangkapura juga menuntut adanya tunjangan daerah terpencil. "Apa bedanya guru dengan perawat kesehatan yang sama-sama bertugas di Pulau Bawean? Tidak adil jika hanya guru yang dapat tunjangan daerah terpencil, perawat kesehatan juga butuh tunjangan yang sama,"tegasnya.
Mendapat usulan yang seragam tentang tuntutan kesejahteraan, Syaikhu Busiri sebagai anggota dewan meminta kepada pegawai yang bertanya agar tidak mengulangi pertanyaan yang telah ditanyakan. Ternyata tetap sama pertanyaannya seputar tuntutan kesejahteraan dari pegawai.
Menjawab pertanyaan, anggota dewan menyatakan siap mengawal keinginan dan harapan guru dengan perawat terkait kesejahteraan yang dituntutnya, termasuk menyampaikan kepada kepala dinas terkait.
Syaikhu Busiri menjelaskan, bahwa pemerintahan kita lebih mementingkan main bola daripada mensejehterakan guru di Pulau Bawean. Ironis menurut Syaikhu, jika pembangunan stadion mampu menelan anggaran ratusan miliyar, sedangkan meningkatkan honor guru dari Rp.100 ribu ternyata masih belum mampu.
Mendengar pernyataan Syaikhu, salah satu anggota dewan dari Partai Golkar menjelaskan tentang adanya pembangunan stadion bertujuan untuk pengembangan olahraga serta perekenomian di kabupaten Gresik.
Saah satu anggota dewan perempuan menyatakan aneh dengan pertemuan yang ada, kenapa semuanya menuntut tentang kesejahteraan dirinya, sepertinya pertemuan hanya untuk meningatkan pendapatan pegawai saja.
Menelaah kunjungan Komisi D DPRD Kabupaten Gresik di Pulau Bawean, ternyata tidak menyinggung sedikitpun persoalan di Pulau Bawean, seperti adanya penarikan biaya perawat yang menghantarkan pasien ke Gresik. Termasuk persoalan sosial di masyarakat, seperti banyak bantuan tidak tepat sasaran tidak disinggung dalam pertemuan. (bst)
Dalam sesi tanya jawab, mendengar dari pertanyaan yang disampaikan ternyata lebih dominan menuntut tentang kesejahteraan diri sebagai pegawai daripada bagaimana menunjang keberhasilan siswa di sekolah. Diantara beberapa penanya berulang-ulang meminta agar alokasi dana daerah terpencil ditingkatkan, termasuk pembiayaan pengiriman atlet olahraga ataupun delegasi seni yang selalunya dibebankan kepada pihak sekolah di Pulau Bawean.
Bukan hanya guru, termasuk pegawai UPTD Puskesmas Sangkapura juga menuntut adanya tunjangan daerah terpencil. "Apa bedanya guru dengan perawat kesehatan yang sama-sama bertugas di Pulau Bawean? Tidak adil jika hanya guru yang dapat tunjangan daerah terpencil, perawat kesehatan juga butuh tunjangan yang sama,"tegasnya.
Mendapat usulan yang seragam tentang tuntutan kesejahteraan, Syaikhu Busiri sebagai anggota dewan meminta kepada pegawai yang bertanya agar tidak mengulangi pertanyaan yang telah ditanyakan. Ternyata tetap sama pertanyaannya seputar tuntutan kesejahteraan dari pegawai.
Menjawab pertanyaan, anggota dewan menyatakan siap mengawal keinginan dan harapan guru dengan perawat terkait kesejahteraan yang dituntutnya, termasuk menyampaikan kepada kepala dinas terkait.
Syaikhu Busiri menjelaskan, bahwa pemerintahan kita lebih mementingkan main bola daripada mensejehterakan guru di Pulau Bawean. Ironis menurut Syaikhu, jika pembangunan stadion mampu menelan anggaran ratusan miliyar, sedangkan meningkatkan honor guru dari Rp.100 ribu ternyata masih belum mampu.
Mendengar pernyataan Syaikhu, salah satu anggota dewan dari Partai Golkar menjelaskan tentang adanya pembangunan stadion bertujuan untuk pengembangan olahraga serta perekenomian di kabupaten Gresik.
Saah satu anggota dewan perempuan menyatakan aneh dengan pertemuan yang ada, kenapa semuanya menuntut tentang kesejahteraan dirinya, sepertinya pertemuan hanya untuk meningatkan pendapatan pegawai saja.
Menelaah kunjungan Komisi D DPRD Kabupaten Gresik di Pulau Bawean, ternyata tidak menyinggung sedikitpun persoalan di Pulau Bawean, seperti adanya penarikan biaya perawat yang menghantarkan pasien ke Gresik. Termasuk persoalan sosial di masyarakat, seperti banyak bantuan tidak tepat sasaran tidak disinggung dalam pertemuan. (bst)