Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Paes-Paes Rencek Ikan Bawean

Paes-Paes Rencek Ikan Bawean

Posted by Media Bawean on Selasa, 18 Agustus 2015

Media Bawean, 18 Agustus 2015

Oleh : ESTI SEPTIANI (Wartawan Radar Gresik)

Kembali mengupas menu khas warga Pulau Bawean, tentu tak jauh-jauh dari yang namanya aneka ikan laut DARI yang sekadar digoreng, dijadikan kerupuk, diolah kuah hingga ada yang dijadikan pepes.

Sebut saja menu paes-paes yang mirip dengan kuliner Jawa pepes ikan. Mengenal Pulau Bawean, maka hasil lautnya menjadi hal yang paling banyak diketahui. Salah satu yang menjadi salah satu khas daerah ini adalah paes-paes rencek. Makanan berbahan dasar ikan tongkol kecil ini kerap dibawa sebagai bekal melaut atau hidangan makan siang bersama keluarga. Rasanya, hmmmm.. pasti maknyus.

Hasil laut yang kaya inilah, membuat Pulau Bawean memiliki menu yang beragam dengan bahan dasar ikan. Paes-paes rencek ini biasa dikenal masyarakat daratan dengan pepes ikan. Bentuknya sama dihidangkan dengan balutan bumbu merah dan juga dibungkus mengenakan daun pisang. “Ini yang bikin beda juga ikannya kecil-kecil dan dijadikan satu, makanya dikasih nama rencek. Kalau di Jawa kan pepes tongkol besar atau gurami pesmol seperti menu khas masyarakat Sunda,” ungkap Rahmawati, pemilik salah satu depot makanan di Pulau Bawean.

Dikatakan, ikan yang digunakan untuk paes-paes juga asli hasil tangkapan nelayan Bawean. Ikan tongkol dengan bentuk yang kecil mirip wader atau ikan besar yang dipotong kecil-kecil ini langsung diolah saat ikan baru turun dari perahu nelayan. “Rasanya berbeda karena ikan yang diolah masih dalam kondisi segar,” jelasnya.

Ikan yang biasanya dibuat paes-paes ini, didapat masyarakat dari hasil laut sendiri. Untuk bekal makan, dan juga makan siang bahkan dijelaskannya bisa bertahan lama. Sebab, tekstur bumbunya yang tidak terlalu basah. “Untuk makan siang itu enak, karena cuaca yang kering atau panas bisa menikmati paes-paes yang bumbunya didominasi rasa pedas,” tutur perempuan asal Kecamatan Sangkapura ini.

Bumbu yang dibalut dengan ikannya, kata dia, memiliki komposisi cabai, bawang merah dan putih, kemiri. Kemudian yang jelas dengan garam secukupnya. Selanjutnya, seluruh bahan bumbu diulek jadi satu. Rasa yang dihasilkan dari bumbu ulek juga memiliki rasa khas.

Bumbu yang teksturnya tidak terlalu basah ini menunjukkan bumbu yang masih kasar, sehingga menambah selera makan karena ikannya dihiasi dengan cabai dan bawang yang wujudnya masih terlihat beberapa bagiannya. “Saat hangat, cairan atau bekas airnya menambah rasa dan bau dari cabai semakin terasa,” ungkap perempuan yang saat ini berdomisili di Jalan Panglima Sudirman, Kecamatan Gresik ini. Dikatakan, waktu mengukus tergantung dari berat ikan yang dijadikan paes-paes. Biasanya dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mendapat daging ikan yang empuk dan bumbu meresap. “Rasanya akan lebih empuk,” tutur dia.

Wardita Saira, penggemar menu ikan laut menyebutkan, paes-paes di Pulau Bawean memiliki bahan dasar ikan yang berbeda rasanya. Entah apa yang membuat kesegarannya terjaga, tetapi dagingnya tidak terlalu amis karena bumbunya lebih tajam rasa dan baunya. “Kalau dimakan dengan nasi, kuah dari bekas kukusannya yaitu airnya bisa menjadi pemanis atau yang membuat selera makan juga meningkat,” jelas perempuan asal Tambak ini.

Ia menambahkan, jika dibungkus dengan daun pisang membuat paes-paes semakin lezat. Selain bau khas daunnya, ikan rencek yang kecil dan potongannya yang varian bisa membuatnya lebih enak dari brengkes. “Warnanya bisa lebih merah tegas dibanding dengan brengkes yang warnanya didominasi kuning atau orange,”imbuhnya. (*/ris/c4)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean