Media Bawean, 7 September 2015
Pulau Bawean menyimpan potensi alam yang menawan. Sayang, minimnya transportasi, penginapan, dan rumah makan membuat warga Gresik enggan menuju ke sana. Menurut Michael Supriyadie, pemilik agen travel di Jalan Panglima Sudirman, destinasi wisata alam di Gresik akan berkembang lebih bagus jika didukung infrastruktur serta sarana dan prasarana yang memadai.
’’Tren berwisata ke alam masih kurang mendominasi lantaran akses menuju ke tempat wisata masih sulit,’’ ucapnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik Bambang Isdianto menyebutkan, pihaknya telah berusaha menyediakan beberapa fasilitas umum di tempat wisata. Meski demikian, dia mengakui masih belum optimal. Di kawasan wisata religi, misalnya, sudah ada tempat parkir yang cukup luas, beberapa kios untuk pedagang kaki lima (PKL), dan pembenahan beberapa anak tangga sebagai akses menuju ke lokasi.
Untuk di Pulau Bawean, pemkab sudah menyediakan jalan lingkar. Pembangunannya sudah mencapai 85 persen dan ditargetkan bisa berfungsi secara optimal tahun depan. Selain itu, pemkab menyediakan rumah sakit. Jadi, masyarakat maupun wisatawan bisa mendapat perawatan medis jika membutuhkan tanpa harus menempuh perjalanan laut kembali ke pusat kota.
’’Penginapan dan rumah makan sederhana juga mulai tumbuh di sana. Sekitar empat hingga lima penginapan sederhana sudah dibangun,’’ jelas Bambang.
Untuk mempermudah dan mempercepat perjalanan ke Pulau Bawean, pemkab membangun lapangan terbang. Selama ini akses menuju ke Pulau Bawean hanya menggunakan dua kapal kecil dengan waktu tempuh sekitar empat jam dan satu kapal besar dengan waktu tempuh sekitar sepuluh jam.
Di sisi lain, investor swasta kurang berminat membangun hotel di Pulau Bawean. ’’Karena itu, kami fokus membenahi infrastruktur lebih dulu. Setelah itu, kami menarik investor swasta untuk berinvestasi di bidang pariwisata,’’ paparnya. (fel/ndi/c15/dio)
Sumber : Jawa Pos
