Sosialisasi kanker serviks yang digelar Yayasan Gerakan Peduli Kanker Serviks (YGPKS) Kabupaten Jombang dihentikan paksa. Penyebabnya, pada kegiatan ini dimanfaatkan penyelenggara untuk menjual produknya. Padahalnya, pada izin yang disampaikan kepada kecamatan hanya untuk sosialisasi saja.
Kepala UPT Puskesmas Sangkapura dr Tony S Hartanto mengatakan sosialisasi dan penjualan
produk untuk kanker serviks tidak ada pemberitahuan kepada puskesmas. Sehingga, dikhawatirkan obat yang dijual membahayakan masyarakat. “Seharusnya izin dulu dan dicek produknya, apakah berbahaya atau tidak,” kata dia.
Sementara itu, Camat Sangkapura Abdul Adim mengaku sosialisasi ini tidak ada pemberitahuan. Mereka hanya memberikan surat kepada Penggerak PKK terkait pemberitahuan
adanya sosialisasi kanker serviks. “Atas nama Muspika Sangkapura meminta kepada pelaksana kegiatan agar penjualan produk dihentikan,” tegasnya.
Hal senada disampaikan Kepala Desa Sungaiteluk Senin. Pihaknya mengaku tidak tahu menahu bila sosialisasi digelar dalam rangka penjualan produk. “Andaikata tahu ada penjualan produk, tentunya saya tidak akan memberikan izin. Apalagi sosialisasi
tanpa ada pemberitahuan kepada Muspika Sangkapura dan Puskesmas Sangkapura,” katanya.
Di tempat yang sama, Himmatussyarifah, pengurus PC Fatayat NU mengaku bingung dengan
sosialisasi yang dilakukan YGPKS. Sebab, harga produk yang dijual lebih mahal dengan harga yang ada di pasaran. “Ini seperti MLM masuk Pulau Bawean berkedok sosialisasi,” pungkas dia.
Di tempat terpisah, Indra Wijaya, perwakilan dari tim sosialisasi menjelaskan bahwa kegiatan yang dilaksanakan resmi dilengkapi dokumen. (bst)