Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Pengakuan Muncikari Pelajar: Semua SMA di Gresik Punya PSK

Pengakuan Muncikari Pelajar: Semua SMA di Gresik Punya PSK

Posted by Media Bawean on Kamis, 08 Oktober 2015


Ditangkapnya muncikari dan PSK pelajar oleh Satreskrim Polres Gresik, mengungkap fakta baru dunia prostistusi di kalangan pelajar di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Dari pengakuan Wahyu Putri Sukny, 19, muncikari yang tertangkap, di seluruh SMA di Kabupaten Gresik ada yang menjadi PSK. Namun, tersangka yang juga jebolan salah satu SMK di Gresik ini enggan merincinya. "Semua sekolah di sini (Gresik) ada yang bekerja beginian (PSK)," kata dia, ditemui di Mapolres Gresik, Rabu (7/10/2015).

Menurut Wahyu, ia sebenarnya tidak berniat menjadi muncikari. Dia melakoni profesinya karena para pelajar sendiri yang membutuhkan uang. Selama aktif di dunia bisnis esek-esek para pelajar itulah yang meminta dicarikan pelanggan. "Karena dimintai saya jadi mau. Soalnya saya juga dapat untung," ujarnya.

Kepala Satreskrim Polres Gresik Ajun Komisaris Polisi Iwan Hari Poerwanto mengatakan polisi masih fokus pada pengembangan kasus penjualan manusia atau trafficking. Jadi, pengembangan kasusnya adalah memberantas bisnis esek-esek.

"Apalagi ini menyangkut para pelajar. Ada juga yang masih anak-anak. Kami akan kembangkan kasusnya apa ada muncikari yang lebih besar. Kalau soal pelajarnya nanti kami koordinasikan dengan instansi terkait," kata Iwan.

Penyidik telah membuka barang bukti berupa handphone milik tersangka Wahyu Putri Sukni (20) yang banyak temukan grup-grup Facebook mau pun Blackberry Messenger (BBM) yang memiliki nama sama dengan akun yang dikelola oleh tersangka.

"Kita masih terus melakukan pendalaman. Pengakuan tersangka (sebagai muncikari), dan kita juga masih melakukan penelusuran di barang bukti BlackBerry dan Handphone milik tersangka. Grup yang dioperasikan oleh Tersangka merupakan penyedia perempuan yang siap melayani para laki-laki hidung belang," kata Kasatreskrim Polres Gresik AKP Iwan Poerwanto.

Iwan menambahkan, grup yang dikelola tersangka itu memiliki nama yang berubah-ubah. Selain itu menurut Iwan tersangka juga memiliki banyak grup di BBM nya.

Dan untuk sementara, lanjut Iwan, berdasarkan pengakuan tersangka selain mengandalkan tongkrongan di warung warung bisnis yang di lakoni tersangka ini juga mengandalkan jejaring sosial media dan BBM nya untuk menggaet lelaki hidung belang.

Lebih lanjut Iwan juga menambahkan, tersangka yang melakoni bisnis esek esek sejak enam bulan terakhir ini sudah banyak pelanggan, sebab yang ia jajakan rata rata masih di bawah umur.

"Perempuan yang ditawarkan rata rata usianya masih di bawah umur, dan mayoritas dari kalangan pelajar," pungkasnya.

Terungkapnya praktik prostitusi siswi SMA Gresik cukup mencengangkan. Dinas Pendidikan (Dindik) Gresik merasa kecolongan. Dalam waktu dekat, Dindik segera mengumpulkan kepala SMA se- Kabupaten Gresik.

”Kami tidak menyangka dan kami merasa kecolongan. Kami juga sering mengantisipasi dengan melakukan operasi sayang bersama Satpol PP dan Polres,” kata Kepada Dindik Gresik Mahin, kemarin. Praktik prostitusi yang melibatkan siswi SMA di Gresik terungkap saat ada penggerebekan di homestay Kanay, Jalan Arief Rahman Hakim.

Polisi berhasil mengamankan korban berinisial DAF, 17, siswi kelas XII SMA swasta di Gresik. Selain itu, polisi juga berhasil mengamankan seorang korban lain bernama GP, 19, warga Jalan Veteran, Kecamatan Kebomas. Dari kedua korban, diamankan tersangka seorang mucikari bernama Wahyu Putri Sukni, 19, warga Jalan Kartini, Gresik. Mahin mengaku prihatin jika benar ada praktik prostitusi di kalangan siswi SMA di Gresik.

Namun, pihaknya tidak bisa berbuat banyak kecuali mengantisipasi sedini mungkin. Karena perilaku penyimpang siswa itu banyak faktor yang memengaruhi. ”Di antaranya bisa jadi kondisi keluarganya yang broken home. Juga ada faktor ekonomi dan pergaulan anaknya. Ironisnya dalam kondisi tersebut, perhatian orang tua kurang,” kata Mahin. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, pihaknya dalam waktu secepatnya mengumpulkan kepala SMA dan sederajat se-Gresik.

Dalam pertemuan itu, pihaknya bakal menyampaikan problem yang terjadi saat ini. Selain itu, juga meminta pihak sekolah mengawasi secara ketat. ”Dengan pola-pola demikian, kami harapkan bisa mencegah perilaku yang menyimpang di kalangan siswasiswi di sekolah,” katanya. Sementara itu, Satreskrim Polres Gresik belum mampu mengungkap tuntas jaringan prostitusi yang melibatkan siswi SMA di Gresik. Padahal informasi berkembang yang diungkapkan Wahyu Putri Sukni cukup banyak SMA di Gresik yang siswinya terlibat prostitusi terselubung.

”Kami belum sampai mengungkap jaringan prostitusinya karena banyak faktor. Selain tidak ada laporan, juga khawatir bila semakin kami ungkap, maka semakin kurang bagus untuk perkembangan dunia pendidikan,” ujar Kasatreskrim Polres Gresik AKP Iwan Hari Poerwanto. Pantauan wartawan, keberadaan homestay Kanay di Jalan Arief Rahman Hakim yang dijadikan tempat DAF melayani tamu hidung belang lokasinya tertutup dan tersembunyi. Penginapan dengan sembilan kamar itu berada di lantai dua.

Dari jalan utama, orang tidak menyangka bahwa bangunan itu berfungsi sebagai homestay. Hanya terdapat boks neon selebar 40 x 60 cm yang menyebutkan gedung itu penginapan. Justru identitas yang menonjol adalah biro travel. Kantor perjalanan itu berada di lantai satu bangunan tersebut. Penampakan muka lantai satu penuh dengan baliho biro travel. Baliho itu dipasang di kaca sedangkan boks neon biro trevel itu ukurannya empat kali lebih besar dari boks neon homestay.

Selain itu, boks neon biro travel tersebut dipasang di atas boks neonhomestay Kinay sehingga perhatian pengendara yang melintas di Jalan Arief Rahman Hakim akan fokus ke baliho biro travel. Saat masuk ke kantor travel, petugas memberi tahu lokasi homestay masuk samping gedung. Di lorong selebar satu pintu itu terdapat parkiran motor dan sudah ada beberapa motor yang diparkir memanjang. Dengan ada motor itu, jalan untuk orang semakin sempit.

Di sisi kiri lorong ada tangga sempit naik ke lantai dua. Di lantai dua itu, kamar-kamar homestay disediakan. Tanpa meja resepsionis. Keluar dari tangga, pengunjung langsung melihat dapur mini untuk tamu membuat teh atau kopi. Di sebelah kiri tangga dan dapur itu, baru terlihat sofa untuk tamu. Total ada sembilan kamar dan satu gudang. Empat kamar menghadap ke timur, dua kamar di depannya, dan plus ruangan yang diduga gudang. Kemudian tiga lainnya berada di belakang menghadap ke selatan.

”Ada apa Mas?” mendadak seorang pria berperawakan kecil berkulit hitam seperti seorang kuli bangunan menyapa. Dalam perbincangan ternyata petugas Homestay Kanay itu mengaku bernama Ateng. Dia pun menyebut sewa kamar ada tiga harga mulai dari Rp.300.000, Rp.250.000, dan termurah Rp.200.000.

Hal yang membedakan hanya ukuran kamar. Semua ada televisi dan pendingin ruangan (AC). ”Untuk yang hari ini (kemarin) sudah penuh,” kata kepada wartawan.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean