Dikatakan, pihaknya bakal
menggelar lomba bercocok tanam
dengan cara jajar legowo. “Seluruh
desa di Pulau Bawean akan dilombakan
dalam rangka ketahanan
pangan,” tuturnya.
Ditambahkan, untuk membantu
petani di Pulau Bawean, pemerintah
telah membantu bibit padi
untuk Himpunan Petani Pemakai
Air (Hippa) Desa Gelam sebanyak
2 ribu kilogram serta Desa Kepuhteluk
sebanyak 15 ribu kilogram.
“Selain itu, juga ada Desa Balikterus
sebanyak 2 ribu kilogram,”
imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun
Meteorologi Kelas III Bawean
Usman Khalid mengatakan awal
Desember merupakan pergantian
musim kemarau ke musim hujan.
“Di awal musim penghujan diperlukan
kewaspadaan adanya angin
kencang ataupun angin puting
beliung, termasuk gelombang
tinggi dengan intensitas hujan tidak lama,” katanya.
Menurut dia, puncak musim
hujan di Pulau Bawean akan
terjadi pada Januari mendatang.
Perlu juga kewaspadaan terjadinya
banjir bandang atapun longsor
dengan intensitas curah hujan
yang tinggi. “Pergantian musim
tahun ini ada perubahan disebabkan
pengaruh emino, sehingga
hujan yang semestinya bulan November
berubah bulan Desember,”
paparnya. (bst)