Perayaan Maulid Nabi Muhammad tahun ini tampaknya tidak
semeriah tahun-tahun sebelumnya.
Terbukti, saat ini para pengrajin
angkatan berkat (wadah makanan
yang dibawa pulang setelah kenduri. Red) mengeluhkan sepinya order yang didapatkan.
Marsum, 55, pengrajin angkatan
berkat dari Desa Lebak, Sangkapura mengatakan tahun ini sepi
orderan. Padahal, maulid tahun
sebelumnya menerima pesanan dari
berbagai daerah, termasuk dari
warga Bawean yang menggelar
maulid di Gresik.
“Saat ini ordernya
bisa dihitung dengan jari,” ujarnya.
Menurut dia, tahun ini dirinya
hanya mendapatkan tiga orderan
angkatan berkat dengan model
kapal. Sepinya orderan ini lantaran
warga sudah jarang melakukan angkatan berkat dan memilih memakan nasi di rumah masing-masing. “Jadi sangat jarang yang bikin
angkatan berkat,” ungkap dia.
Dikatakan, untuk harga angkatan
berkat berukuran besar mencapai Rp
300 ribu. Sedangkan untuk angkatan
yang berukuran kecil, dirinya tidak
mematok harga. “Terserah orang mau
memberi upah berapapun,” terangnya.
Sementara itu, Tuffa Kepala Desa
Lebak mengakui hasil desain angkatan berkat yang dibuat warganya
sudah dikenal banyak orang di Pulau
Bawean. Menurut dia, ada beberapa
warga yang berprofesi sebagai desain
angkatan berkat maulid. “Alhamdulillah bisa meningkatkan ekonomi kerakyatan, walaupun kondisi sekarang
agak sepi sehubungan maulid lebih
dominan diperkecil daripada tahun
sebelumnya,”pungkasnya. (bst)