Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Tak Kenal Warna Hijau, Sandungan Bagi Pelajar Bawean

Tak Kenal Warna Hijau, Sandungan Bagi Pelajar Bawean

Posted by Media Bawean on Sabtu, 30 Juli 2016


Orang Bawean tak mengenal warga hijau. Adanya Adanya biru daun dan biru langit. Anis Hamim asal Bawean di Jakarta mengatakan sebagaimana bahasa Madura, bahasa Bawean ikut-ikutan tidak punya kosakata Hijau.

Bawean hanya punya kata biru untuk menyebut baik warna biru maupun hijau. Lalu, ditambahkan satu kata keterangan untuk membedakan kedua warna tesebut, yaitu biru daun untuk menyebut hijau, dan biru langit untuk biru.

Menurut Anis, ini tentu sangat tidak praktis. Lebih serius lagi, bisa membingungkan lawan interaksi kita yang berbahasa Indonesia atau Melayu. Seperti kebanyakan orang, walaupun bahasa profesi anis adalah bahasa Indonesia, dia masih terus memakai bahasa Bawean dalam berinteraksi dengan keluarga dan teman-teman sekampung. Masalahnya, ketiadaan kata “hijau” dalam vocabulary bahasa Bawean menyebabkan sering menukar-nukar biru dan hijau ketika menyebut kedua warna tersebut dalam bahasa Indonesia. “Akibatnya, ada semacam kurang percaya diri setiap saya harus spontan menyebut hijau atau biru,"terangnya.

Soal warna ini ada kalanya jadi batu sandungan bagi banyak pelajar yang sedang menuntut ilmu. Bukan tidak mungkin mereka dianggap buta warna ketika mereka kurang bisa membedakan hijau dan biru.

Lebih dari itu, pelajar-pelajar bisa mengalami kesulitan berimajinasi ketika guru nya menerangkan tentang lampu hijau, lautan biru, daun hijau, dan kulit membiru. Teorinya, bahasa menunjang imajinasi. Imajinasi memperlancar interaksi dan komunikasi. Jika Bahasa dan imajinasi seseorang tidak lagi ‘nyambung,’ komunikasi nya bisa bikin bingung.

Apalagi dewasa ini, Hijau tidak lagi sekadar masalah warna. Hijau sudah berkembang menjadi konsep akademis dan pergaulan yang semakin penting. Ada konsep Penghijauan (Reforestation), Ekonomi Hijau (Green Economy), Energi Hijau (Green Energy), Teknologi Hijau (Green Technology), Kelompok politik Hijau, dan seterusnya.

Malangnya, Bahasa Bawean tidak punya kosakata “Hijau” yang penting ini. "Saya melihat ada masalah cukup serius jika kita membiarkan bahasa Bawean tanpa kosakata Hijau.” Terutama dalam pergaulan akademis atau professional pelajar-pelajar kita di masa depan,"paparnya.

Sudah jelas, Bahasa Indonesia kita tidak mengenal biru daun, yang ada adalah hijau. Ada pertentangan internal (contradictio in termini) dalam kata biru daun karena mencoba membirukan barang hijau. “Agar tidak jadi kendala pergaulan, bahasa Bawean kita harus beradaptasi dengan mengimport kosakata hijau ini,”.

Tentu disesuaikan dengan lidah orang Bawean. Misalnya Hijau tidak kita sebut “Ijo” seperti di bahasa Jawa melainkan ijo.” Kita menyebut kacang iju bukan kacang ijo.” Mari kita menyebut “Deun Iju, bukan Deun Biru.” (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean