Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Arul Chandrana Penulis Terkenal asal Pulau Bawean

Arul Chandrana Penulis Terkenal asal Pulau Bawean

Posted by Media Bawean on Jumat, 30 Desember 2016


Arul Chandrana dilahirkan di Lamongan, tanggal 17 Juni 1987. Ayahnya berasal dari Brondong, sedangkan ibunya dari Pulau Bawean. Menginjak usia 6 tahun pindah ke Pulau Bawean, sejak itu tempat dan tanggal kelahirannya berubah jadi 17 Mei 1987 dan dilahirkan di Gresik.

Arul punya kegemaran membaca buku sejak kelas IV Madrasah Ibtidaiyah di desa Kumalasa Sangkapura. "Seluruh buku pasti kubaca, termasuk koran juga. Sedangkan bidang studi yang kusukai yaitu bahasa Indonesia dan sejarah,"katanya.

Menginjak kelas VI sudah mulai gemar menulis tentang cerita dan puisi. "Cerita apa saja pasti kutulis, termasuk cerita warga Bawean pergi ke kebun dan horor seperti patakotan,"ujarnya.

Untuk menulis, Arul menggunakan kertas bekas yang sudah dipakai belajar selama setahun. "Biasanya buku bagian belakang banyak yang belum habis, lalu disobek dimanfaatkan untuk menulis seluruh apa saja terkait kehidupan di Pulai Bawean,"paparnya.

Setelah lulus MI, melanjutkan MTs. lalu MA Darussalam di Kumalasa. Setelah tamat, melanjutkan kuliah di Universitas Roggolawe Tuban dengan jurusan bahasa Inggris.

Adapun tulisan bisa diterima oleh penerbit setelah lulus kuliah, yaitu tahun 2011 dengan buku pemburu rembulan yang diterbitkan oleh Gradien Mediatama Yogyakarta. "Buku itu menceritakan pendidikan dan kehidupan di Pulau Bawean,"tuturnya.

Setelah itu, terbit lagi buku berjudul Berbagai Keajaiban dalam Hidup yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo tahun 2014. Selanjutnya tahun 2015 diterbitkan oleh Indiva dengan bukunya Panduan Ramadhan untuk Remaja atau Ramadhan In Love.

Pada tahun 2016, ada 2 buku yang terbit yaitu Penakluk Kutukan diterbitkan Republika dan Kapten Bhukal oleh Tiga Serangkai.

Guru di Pondok Pesantren Manarul Qur'an Lamongan mengaku tidak terlalu mengharap banyak dari royalti yang didapat. Alasannya di Indonesia bagi penulis buku mendapatkan royalti yang sangat kecil, karena pasaran buku masih sangat kurang peminatnya bila dibandingkan pemasaran pakaian.

Suami Rif’atin Aliyah dengan mempunyai anak satu mengaku pulang ke Bawean waktu hari raya idul fitri. Membandingkan kondisi sekarang dengan dahulu waktu sekolah di Pulau Bawean, Arul mengakui sekarang sudah lebih maju. "Jaringan komunikasi seperti Wifi sudah terjangaku luas diperkampungan warga, termasuk pembangunan infrastruktur jalan dan lain sudah banyak kemajuan,"ungkapnya. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean