Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Falsafah Bawean Kian Meluntur

Falsafah Bawean Kian Meluntur

Posted by Media Bawean on Minggu, 01 Januari 2017


Ada falsafah di Pulau Bawean, “Jangan menyingkap kain sebelum menyingkap langit, dan jangan menyingkap langit, sebelum tahu ilmunya”, artinya, “Jangan menikah sebelum merantau, jangan merantau sebelum khatam baca Al-Qur’an dan barzanji”.

Ali Asyhar Ketua STAIHA Bawean berpendapat falsafah tersebut masih eksis. "Tradisi mengaji Quran di surau (langgar) masih terjaga,"katanya.

Menurutnya memang ada penurunan minat bagi remaja untuk ngaji di langgar. "Penurunan minat ini disebabkan kegagalan kurikulum sekolah formal,"paparnya.

Lebih lanjut Gus Ali menyatakan kesadaran untuk berbenah sudah tampak. Banyak kyai muda yang berikhtiar agar remaja kembali senang mengaji dij langgar. "Perlu gerakan kultural dan struktural untuk tidak menonton televisi antara maghrib dan isyak. Caranya, kiai dan kepala desa serta tokoh berembug untuk merealisasikannya. Bila niatnya kuat maka akan terwujud,"terangnya.

Muhammad Faozi Rauf ketua PCNU Bawean menilai falsafah itu sudah lama luntur, terutama di kalangan kaum mudanya.

"Dengan memegang falsafah itu, orang Bawean selalu sukses dirantau, walaupun tidak semuanya meraup materi yang berjibun, mereka menebar manfaat di mana-mana, juga dihormati dimana-mana. Lihat komunitas mereka di Singapura, Malaysia, Australia, Tanjung Pinang, Sampit, Belitung, Medan, dan lain-lain,"ungkapnya dengan memberikan contoh. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean