Oleh: Ali Asyhar.
Buka bersama (bukber) sudah masyhur sejak lama. Sedangkan sahur bersama (saber) belum. Kini sudah banyak yg menggagas sahur bersama. Biasanya sahur bersama ini dimulai dengan qiyamullail. Diantara tokoh yg memulai saber adalah ibu Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid.
Tujuan bukber memang mulia. Pertama, menjalin silaturahim sesama umat Islam. Sesama karib, teman kerja, kerabat dan seterusnya. Kedua, memberi makan (ifthar) kepada orang berpuasa. Biasanya, bukber ini dilaksanakan di masjid, lembaga pendidikan, kampus, dan perkantoran.
Seiring waktu, tujuan yg mulia ini digerus oleh tingkah polah beberapa kelompok. Mereka menggelar bukber di restoran, warung, di pinggir jalan, bahkan di tepi pantai. Mereka membentang spanduk. Laki - laki dan perempuan berbaur menjadi satu. Bersenda gurau dan berceloteh. Silaturrahim berubah menjadi kemungkaran. Bukber berbumbu mesum. Ironisnya, banyak dari mereka itu adalah mahasiswa. Kaum yg terdidik. Kaum yg menjaga norma kesopanan dan kesusilaan
Tulisan ini bertujuan untuk saling memberi nasehat. Bila tujuan bukber sudah melenceng, maka sebaiknya ditiadakan. Lebih baik buka puasa di rumah masing masing. Supaya keluarga lebih harmonis. Supaya ibu dan bapak lebih tahu tentang anaknya. Bukankah kenakalan manusia, mayoritas diawali dari keluarga yg tidak indah?