Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Resensi Buku Tradisi Maulid Bawean

Resensi Buku Tradisi Maulid Bawean

Posted by Media Bawean on Rabu, 12 Desember 2018


Oleh: Siti Izzatul Istiqomah (Mahasiswa asal Pulau Bawean di Negeri Jiran Malaysia)    
                                                                                Judul Buku : Peringatan Maulid Nabi Antara Tradisi & Keharusan
Penulis : Sugriyanto, S.Pd.
Penerbit : PT Ilalang
Kota Terbit : Lamongan Jawa Timur
Tebal Buku : 204 halaman
Harga : Rp 60.000

Buku berjudul "Peringatan Maulid Nabi Antara Tradisi dan Keharusan" goresan pena Sugriyanto ini merupakan buku yang mencoba merekonstruksi tradisi atau budaya yang pernah dilakoni warga Pulau Bawean sekian abad lamanya hingga saat ini. Tradisi atau budaya berupa perayaan peringatan Maulid Nabi ini setiap tahun tepatnya pada bulan Rabiul Awal selalu diperingati oleh umat Islam di seluruh belahan dunia, tak terkecuali di Pulau Bawean. Eksotisme dan keunikan perayaan peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan oleh warga Pulau Bawean serasa tiada duanya di muka bumi dengan segala kekhasan pernak-perniknya. Hal itu juga diungkap oleh penulis dengan cermat hingga amat menyentuh lubuk yang paling dalam sebagai pewarisnya.

Terbitnya buku setebal 204 halaman dengan tata wajah yang elegan ini mencoba mengulas secara mendalam perihal tradisi dan budaya Maulid Nabi berdasarkan studi empirisme dan kajian filosofi mengenai adat atau budaya sebagai wujud kearifan lokal. Kekuatan buku ini, selain memaparkan tradisi yang harus dan mesti dilakukan, juga tidak mengenyampingkan hakikat fungsi bahasa sebagai alat kumunikasi. Penulis cukup piawai merangkai kata dalam kalimat, termasuk pencantuman istilah kedaerahan sehingga mampu memberikan pemerian yang konkret mengenai penuangan ide yang sesuai dengan adatnya. Selain itu, di dalam buku karya perdana dari Sugriyanto ini dilengkapi dengan gambar-gambar sebagai ikon bermakna dalam perayaan Maulid Nabi yang setiap tahunnya diperingati. Lambang-lambang atau simbol yang harus tersuguh dalam "angka'an" maulid terekam secara utuh dengan filosofi makna yang  dikandungnya teramat mendalam.   

Sisi lain dari kekuatan buku ini tetap disandarkan pada beberapa acuan yang cukup relevan sebagai sumber rujukan dengan persoalan yang dibahas. Buku dan kitab tarekh yang menjadi tumpuan utama penulisan buku ini juga menjadi dasar penguat akan adanya pengungkapan rahasia di balik peringatan perayaan peringatan Maulid Nabi.  Di awal buku ini, pembaca diajak oleh penulis untuk berkelana dalam mengenali lebih dekat keberadaan Pulau Bawean dengan segala desa dan dusunnya di dua kecamatan yakni Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak. Sejarah kelahiran Nabi juga mendapat porsi yang seimbang dalam pemaparannya. Pembaca akan mendapat suguhan padat mengenai kelahiran Nabi serta situasi alam dan isinya kala itu terlukiskan pula dalam buku ini dengan menyertakan kutipan terjamahan kitab Al-Barzanji. Betapa istimewanya bulan Rabiul Awal ini sebagai bulan agung karena tiga peristiwa bersejarah ini terjadi dalam bulan yang sama yaitu kelahiran Nabi, hijrahnya Nabi, serta wafatnya Nabi. Semua tertuang dalam buku karya Sugriyanto --yang kalau boleh saya katakan sebagai budayawan muda Pulau Bawean dengan multitalentanya. Uniknya lagi, buku ini tersusun atas 25 (dua puluh lima) bagian menjadi penanda urutan nabi paling akhir sebagai Nabi "akhiruzzaman" yang menjadi rahmat bagi sekalian alam dalam bingkai "Uswatun Hasanah."

Kisah-kisah penuh hikmah mengenai perayaan peringatan Maulid Nabi di Pulau Bawean tertulis secara detail dari bagian ke bagian. Keunikan dari penulis sendiri terletak pada karakter gaya penulisannya yang segar dan penuh "joke-joke" menggelitik. Secara teknis penulisan boleh dikata memenuhi standard, namun masih terdapat beberapa kata yang masih terdapat salah ketik. Akan tetapi, esensi makna yang dikandung tetap masih mudah dipahami oleh kalangan pembaca dari berbagai segmen. Kenapa peringatan Maulid Nabi sebagai tradisi akhirnya menjadi sebuah keharusan untuk dirayakan bagi kaum muslimin di dunia, khususnya umat Islam di Pulau Bawean? Rahasianya juga terungkap di bagian terakhir (bagian ke-25) pembahasan  "Mutiara Hikmah" yang langka dibahas oleh para penulis lainnya. Rasanya pembaca pada umumnya dan masyarakat Pulau Bawean pada khususnya akan merasa “kehilangan” sebagian serpihan sejarahnya sendiri bila tidak membaca dan memiliki buku fenomenal karya anak pulau ini.

Catatan:
Buku dimaksud bisa didapatkan di beberapa toko buku terdekat atau pesan langsung ke alamat: Duku Desa Sungairujing Sangkapura dengan nomor hp: 082331700551 atau Langsung dapatkan di Toko Buku Bapak H, MAKMUN Pasar Sangkapura Bawean

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean