Jadi tanda tanya besar kepada warga Pulau Bawean Kabupaten Gresik, perihal kapal reguler yang melayani pengangkutan penumpang sampai hari ini (kamis, 12/9) belum diperbolehkan berangkat oleh petugas.
Padahal sekelas Klotok (perahu kecil) kemarin berlayar dari Pulau Bawean tujuan Pelabuhan Gresik untuk mengangkut jenazah yang meninggal dunia disana.
Dikeluarkannya surat penundaan izin berlayar oleh KSOP, alasannya sesuai prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG ketinggian gelombang diatas 2 meter. Memang sesuai data, ketinggian gelombang di perairan laut yang menghubungkan Pulau Bawean - Gresik rata-rata 2 meter sampai 2,5 meter.
Ahmad Bisri kepala stasiun meteorologi BMKG Bawean mengatakan kondisi saat ini dominasi angin timuran lagi kuat, sehingga kecepatan angin di laut Jawa cukup kencang. "Gangguan cuaca yang mempengaruhi angin timuran di laut Jawa kurang, sehingga mengakibatkan gelombang cukup tinggi,"katanya.
H. Abdurahman Ketua Asosiasi Bongkar Muat di Pelabuhan Bawean menyatakan heran dengan aturan larangan keberangkatan kapal sehubungan hasil prakiraan BMKG ketinggian gelombang sampai 2 meter lebih. "Padahal di lapangan tidak sesuai, dibuktikan nelayan Bawean banyak pergi melaut dan mendapatkan hasil tangkapan sangat banyak,"ungkapnya.
Menurutnya perlu adanya penyesuaian di lapangan agar adanya larangan kapal berlayar tidak merugikan kepada masyarakat Pulau Bawean. "Jika seperti sekarang ini, jelas melemahkan perekonomian,"paparnya.
Zubaidi pemilik hotel miranda di Sangkapura mengaku merugi besar sehubungan banyaknya wisatawan membatalkan kunjungannya, sehubungan tidak ada kapal yang berangkat.
Sementara Azroy Manaf koordinator wisatawan asal Singapura berjumlah 25 orang, mengatakan tiket pesawat terbang sesuai jadwal akan berangkat sore ini kembali ke Singapura. "Sehubungan tidak ada kapal, akhirnya tiket dimundurkan waktunya. Itupun biayanya sama dengan membeli tiket baru,"terangnya. (bst)
H. Abdurahman Ketua Asosiasi Bongkar Muat di Pelabuhan Bawean menyatakan heran dengan aturan larangan keberangkatan kapal sehubungan hasil prakiraan BMKG ketinggian gelombang sampai 2 meter lebih. "Padahal di lapangan tidak sesuai, dibuktikan nelayan Bawean banyak pergi melaut dan mendapatkan hasil tangkapan sangat banyak,"ungkapnya.
Menurutnya perlu adanya penyesuaian di lapangan agar adanya larangan kapal berlayar tidak merugikan kepada masyarakat Pulau Bawean. "Jika seperti sekarang ini, jelas melemahkan perekonomian,"paparnya.
Zubaidi pemilik hotel miranda di Sangkapura mengaku merugi besar sehubungan banyaknya wisatawan membatalkan kunjungannya, sehubungan tidak ada kapal yang berangkat.
Sementara Azroy Manaf koordinator wisatawan asal Singapura berjumlah 25 orang, mengatakan tiket pesawat terbang sesuai jadwal akan berangkat sore ini kembali ke Singapura. "Sehubungan tidak ada kapal, akhirnya tiket dimundurkan waktunya. Itupun biayanya sama dengan membeli tiket baru,"terangnya. (bst)
