Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Jazilul Fawaid, pimpinan MPR RI kelahiran Pulau Bawean

Jazilul Fawaid, pimpinan MPR RI kelahiran Pulau Bawean

Posted by Media Bawean on Jumat, 04 Oktober 2019


Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid resmi ditetapkan sebagai salah satu pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) periode 2019-2024.

Dia menjadi satu dari 10 pimpinan MPR RI yang dilantik dalam rapat paripurna yang diselenggarakan di Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis malam.

Jazilul bukanlah orang baru di Senayan. Pria kelahiran Gresik, 5 Desember 1971 ini merupakan anggota DPR petahana periode 2014-2019 yang kala itu duduk di komisi V membidangi infrastruktur, transportasi, daerah tertinggal dan transmigrasi, meteorologi, klimatologi, dan geofisika, serta pencarian dan pertolongan.

Jazilul lahir di Pulau Bawean, tepatnya di sebelah utara Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Putra pasangan M Sunan Hamli dan Insiyah ini sejak kecil telah tumbuh di lingkungan yang religius. Kedua orang tuanya berprofesi sebagai guru agama.

Setelah menamatkan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Ma’rif Islamiyah, Kertosono, Gresik, Jazilul muda melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Ihya’ul Ulum, Gresik, pimpinan ulama besar Nahdlatul Ulama (NU) KH. Ma’shum Sufyan (Alm).

Selayaknya santri pada umumnya, ayah empat orang anak ini menghabiskan hari-hari di pesantren dengan memperdalam ilmu-ilmu agama, termasuk menekuni bacaan kitab-kitab salafi maupun kitab kuning.

Di pondok pesantren ini pula Jazilul mulai mengenal organisasi NU. Setelah mengenyam pendidikan pesantren selama enam tahun, Dia kemudian hijrah ke Jakarta dan menempuh pendidikan S1 di Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran (PTIQ) serta S2 di Istitut Ilmu AL Quran (IIQ).

Karier politik Jazilul dimulai ketika dirinya aktif berkegiatan di organisasi NU Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Di dalam organisasi ini, pria yang akrab disapa Cak Jazil tersebut mulai berjejaring dengan tokoh-tokoh muda NU.

Pada 1999, mantan Ketua Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini dipercaya menjabat sebagai wakil sekjen Gerakan Pemuda Kebangkitan Bangsa yang notabene merupakan organisasi sayap PKB.

Suami dari Chalimatus Sa’diyah ini pada 2009 maju dalam pemilihan calon anggota legislatif dari PKB dan berkompetisi pada daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur II meliputi wilayah Pasuruan dan Probolinggo.

Saat itu, dia menempati posisi kedua, kalah jumlah suara dari adik pendiri PKB, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Lily Chadijah Wahid yang menduduki peringkat teratas caleg PKB di dapil Jawa Timur II.

Namun pada Maret 2013 Jazilul dilantik menjadi anggota DPR RI dalam pergantian antar waktu (PAW) anggota Fraksi PKB menggantikan Lily Wahid untuk sisa waktu periode 2013-2014.

Jazilul kembali maju dalam kontestasi Pemilihan Legislatif 2014. Setelah bertarung dalam dapil Jawa Timur X yang meliputi wilayah Gresik dan Lamongan, dia akhirnya terpilih kembali menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019 dengan perolehan 94.147 suara.

Pemilik usaha digital printing CV Kreasi Permaisindo itu duduk di Komisi V yang membidangi transportasi, pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Pada periode tersebut, Jazilul juga memperoleh amanah untuk menjabat sebagai wakil ketua Badan Anggaran DPR.

Pada Pemilihan Legislatif 2019, Jazilul kembali mencalonkan diri. Masih dalam dapil yang sama seperti 2014, dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) itu berhasil menjadi anggota DPR untuk ketiga kalinya dengan perolehan 186.838 suara.

Berbagai tugas dan tanggung jawab sebagai pimpinan MPR telah menanti di depan mata.

Terdekat, Jazilul dan sembilan pimpinan MPR lainnya akan menjalankan wewenang untuk melantik Joko Widodo dan KH. Maruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 hasil pemilihan umum pada 20 Oktober mendatang.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean