Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Meluruskan Asal-Usul Nama Sangkapura

Meluruskan Asal-Usul Nama Sangkapura

Posted by Media Bawean on Selasa, 02 Februari 2021


Oleh: Sugriyanto

      Banyak orang mempertanyakan letak nama Sangkapura itu di mana yang sebenarnya. Kecamatan Tambak ada desanya sebagai pusat kotanya atau meminjam istilah ibu kotanya yakni Desa Tambak sebagai pusat kecamatan. Sementara untuk Kecamatan Sangkapura masih abstrak mengenai batas wilayahnya. 

      Berdasarkan keterangan para pinisepuh yang pernah "menangi" (baca, Bawean: kacapok) dengan cerita masa lalu bahwa letak Sangkapura itu ada di tiga tempat. Pertama, nama Sangkapura awalnya berpusat di kawasan Panaghi sebelah Utara klinik Al Manar Desa Lebak. Di situ tinggal seorang Raja Babiliono berjanji hendak memeluk agama Islam. Janji itu selalu ditunggu oleh Maulana Umar Mas'ud. Karena janji itu tak kunjung tiba realisasinya maka Maulana Umar Mas'ud berulang kali datang menagihnya ke sana. Peristiwa penagihan janji itu diabadikan dengan nama tempat tersebut sebagai Panaghi atau Panaghen (menahan janji).

     Beberapa tahun kemudian wilayah Sangkapura dipindahkan ke Padheleman (bukan pedalaman, red), melainkan tempat tinggal raja (baca, Jawa: dalem) sebagai tempat kepindahan kedua. Baru yang ketiga, untuk memperluas syiar Islam di Pulau Bawean pada akhirnya wilayah Sangkapura oleh Maulana Umar Mas'ud  dipindahkan ke pusat kota yakni meliputi Desa Kotakusuma dan Desa Sawahmulya. Bukti adanya jalan bebatuan di tengah alun-alun Sangkapura sebagai petunjuk bahwa batas sebenarnya antara Desa Kotakusuma dan Desa Sawahmulya jalan lurus dari Dusun Boom Desa Sawahmulya hingga ke Utara menembus Dusun Dayabata melintasi tengah alun-alun.

      Kisah dalam versi dongeng dari sebuah tuturan lisan yang sempat terbukukan tentang asal-usul nama Sangkapura perlu diluruskan sedikit. Tradisi lisan yang begitu kental membuat warga Pulau Bawean seperti "terhipnotis" bahwa asal usul nama Sangkapura dari peristiwa pengarungan pelaut yang melihat lampu-lampu gemerlapan dalam kegelapan hingga pada akhirnya mereka mengeluarkan persangkaan. Persangkaan tersebut cukup kuat di ingatan para pembaca dengan isi tuturannya sebagai berikut. "Disangka Singapura, ternyata Sangkapura". Tak betul ini!

     Tuturan dongeng asal-usul nama Sangkapura tersebut di atas sebagai pelipur lara syah-syah saja. Akan tetapi, sejarah yang termaktub dalam buku berjudul "Tafsir NAGARA KRETAGAMA" yang ditulis oleh Prof. Dr. Slamet Muljana tertulis bahwa Tumasik sebagai wilayah kekuasaan kerajaan Mojopahit itu merujuk ke nama Singapura. Nama Singapura sendiri baru muncul sekitar tahun 1700 atau pada abad ke XVIII. Sementara nama Sangkapura sudah ada jauh sebelumnya sekitar 1501 abad ke XVI dengan kedatangan Maulana Umar Mas'ud. Bahkan, sejarawan Kiai Agus Sunyoto sendiri sempat melontarkan kebimbangannya "Jangan-jangan Sangkapura itu sendiri yang Singapura!?" 

      Jika nama Sangkapura dikaitkan dengan sangkaan pelaut yang melihat pulau dengan gemerlap lampu sebagai Singapura yang akhirnya menjadi Sangkapura perlu diluruskan sedikit. Perhatikan tahun munculnya kedua nama antara Sangkapura dan Singapura sesuai dengan sejarah. Sangkaan "Dikira Singapura, ternyata Sangkapura" sudah tidak sinkron lagi dengan bukti tahun sejarah kemunculannya. Kecuali "Dikira Sangkapura, ternyata Singapura" ini baru sinkron karena lebih dulu ada Sangkapura dibanding dengan Singapura berdasarkan sejarah. Sejarawan lain Dhani Irwanto menyebut Sangkapura lebih tua lagi bila dikaitkan dengan nama Ajisaka sebagai Sakapura. Diluruskan sedikit lewat buku agar mendapat pencerahan dalam mengungkap kebenaran.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean