Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Kumalasa Bawean Bebas Sinyal

Kumalasa Bawean Bebas Sinyal

Posted by Media Bawean on Selasa, 12 Oktober 2021


Oleh: Sugriyanto (Pakar Seni dan Bahasa asal Pulau Bawean)

     Pikiran dibuat terheran-heran tatkala memasuki Dusun Kumalasa (Sabtu, 9 Oktober 2021 sekitar 16:15 WIB) dalam kondisi hampa sinyal. Daerah perbukitan dengan padat pemukiman ini seperti menjadi terbiarkan persoalan akan kebutuhan sinyal seluler. Padahal, secara hitung-hitungan profit seluler manapun bila mendirikan tower di desa tempat singgahnya induk semangnya para wali ini tidak akan tekor secara perhitungan bisnis. Apalagi, warga Kumalasa terkenal sebagai bangsa pebisnis yang koneksinya hampir ke seluruh penjuru Nusantara hingga ke manca negara. Banyak stan di pasar-pasar konvensional yang menyebar di Pulau Bawean dimiliki oleh warga asal Kumalasa sebagai tempat penjualan berbagai jenis barang. Tentunya, untuk mengendalikan kelancaran bisnis usahanya sangat bergantung pada kebutuhan jaringan seluler.

     Salah seorang pemilik tanah yang pernah teken kontrak dengan salah satu vendor seluler mengaku telah menerima sewa tanah senilai  Rp. 120.000.000 (seratus dua puluh juta rupiah) dengan masa panjang kontraknya sekitar 20 tahunan. Tahun kontrak sekitar tahun 2011 dengan rencana mendirikan tower untuk area seluas 15 x 25 meter persegi di Kumalasa . Uang yang sudah diterima oleh pemilik tanah sudah dibelanjakan untuk keperluan rumah tangganya. Satu unit sepeda motor merek Yupiter dibelinya dari uang sewa yang sudah diterimanya itu. Namun, sampai sekarang (2021) memasuki jalan masa kontrak 11 tahun bila terhitung mundur mulai tahun 2011-an tetap tidak terlihat tanda-tanda dari pihak penyewa tanah lokasi untuk mendirikan tower seluler di Kumalasa.

     Peristiwa ini menarik untuk ditelisik lebih jauh terkait belum berdirinya tower seluler dengan nilai kontrak yang sudah dibayarkan. Padahal, salah satu vendor seluler sampai menarik kabel bawah laut menuju Pulau Bawean terkait MoU (Memorandum of understanding) dengan Menkoinfo yang menetapkan keharusan untuk mendirikan tower seluler di pelosok-pelosok Nusantara di manapun. Bila hal ini tidak dipenuhi maka Menkoinfo akan mencabut izin operasionalnya. Rupanya, untuk Pulau Bawean mendapat perhatian khusus. Tak terkecuali Kumalasa sudah saatnya untuk didirikan tower seluler atas kebutuhan yang cukup mendesak. 

     Kejadian aneh dan sedikit mengundang curiga bagi warga setempat adanya gelagat seseorang tak dikenal melintas di sebelah jalan Balai Desa Kumalasa menuju ke arah lapangan sepak bola (sekitar tahun 2011 lalu). Lelaki berpostur tinggi besar itu mengendari sepeda motor dengan menggendong tas ransel di pundaknya. Kala itu tengah ramai-ramainya isu maling masuk dari daratan luar pulau ke Pulau Bawean dengan menumpangi perahu. Kades waktu itu, Mukjizat sempat tersulut emosinya saat melihat gelagat yang sangat ganjil itu. Kades Mukjizat terprovokasi isu itu. Beliau menyangka bahwa yang berlalu lalang itu adalah teman maling yang akan mengantarkan ransuman makanan. Setelah ditunggu hampir 30 menit lamanya, ternyata tidak kunjung lewat lagi pulangnya. Akhirnya, Kepala Desa Kumalasa Mukjizat berinisiatif dan langsung tancap gas dengan motornya mencari keberadaan orang tak dikenal itu. Ternyata, dia petugas pencari sinyal untuk mendirikan tower seluler dan sudah menemukan lokasinya, tepatnya di tanah milik ibu Naefah, warga kumalasa. 

     Selama ini Kumalasa terkenal sebagai desa pusat berdirinya lembaga pendidikan, mulai tingkat dasar hingga tingkat lanjutan. Baik pendidikan umum maupun pendidikan berbasis keagamaan. Adanya jaringan seluler di masa pandemi covid-19 yang menerapkan pembelajaran daring menjadi sedikit terkendala. Anak-anak murid selalu pergi ke tempat tertentu atau nebeng ke WiFi milik warga yang berbelas kasih dari pemasangan jaringan dari vendor seluler tertentu via kabel yang ditarik lewat jalan darat menukik dan berliku. Warga luar dusun Kumalasa yang datang berkunjung ke sana akan mendapatkan notifikasi di HP-nya bertuliskan "panggilan darurat" selalu atau bebas sinyal karena berada di luar jangkauan. 

     Jika hal demikian tidak segera direspon oleh pihak terkait akan menjadi kendala berarti dalam berkembangnya kemajuan di segala bidang, terutama dalam dunia pendidikan dan pariwisata. Desa yang memiliki beragam jenis objek wisata, baik wisata alam maupun wisata religi yang ada di Kumalasa akan mengalami perlambatan laju perkembangannya. Para pengunjung akan berpikir berlipat bila hendak masuk ke Kumalasa karena mengalami bebas sinyal. Atau mungkin ada permainan "kedipan mata" antara pihak tertentu agar selamanya di Kumalasa tidak didirikan tower seluler sehingga jaringan seluler tertentu menjadi laris manis. Hal ini yang perlu terus dicari tahu ke mana juntrungnya vendor tertentu yang sudah membayar sewa tanah namun tower tak kunjung berdiri. Bila hal ini dibiarkan berketerusan maka Kumalasa bebas sinyal permanen. "Maaf, nomor yang Anda tuju berada di luar jangkauan" Ujar operator genit saat Sang pemilik HP tengah memasuki Kumalasa. Ku...malas...ah.

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean