Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » "JANGANKAN BARU HUJAN AIR, HUJAN BATU SEKALIPUN PORSEMA TETAP BERLAKU"

"JANGANKAN BARU HUJAN AIR, HUJAN BATU SEKALIPUN PORSEMA TETAP BERLAKU"

Posted by Media Bawean on Senin, 27 Juni 2022


Oleh: Sugriyanto

     Hebat! Untaian ini tepat untuk mengungkapkan semangat dan ketegaran para pengisi dan panitia di saat opening seremonial PORSEMA ke-XIV tahun 2022. POSEMA yang keterusan diselenggarakan di Kecatan Sangkapura sejak awal dihelat tahun 1977 hingga tahun 2022 ini. Rencana PORSEMA berikutnya pada tiga tahun mendatang akan diselenggarakan di Kecamatan Tambak jika tiada aral yang berarti. Salah satu faktor yang menjadi alasan udzurnya PORSEMA digelar di Kecamatan Tambak konon katanya tidak mempunyai pusat lapangan yang memadahi. Padahal, faktanya lapangan sepak bola yang berada di jantung Kecamatan Tambak luasnya hampir dua kali luasnya alun-alun Kecamatan Sangkapura. Selentingan beredar kabar bahwa warga Kecamatan Tambak tidak mau repot. Pembuktian dari dua faktor keudzuran Kecamatan Tambak untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan PORSEMA ke-XV tahun 2025 mendatang tetap ditunggu bersama faktanya kesanggupannya.

     Sepertinya baru tahun ini, 2022 pelaksanaan PORSEMA yang diguyur hujan sejak pagi hingga menjelang sore. Namun demikian para pengisi acara open seremonial dibawa kendali panitia induk tetap berlangsung dengan tetap bergairah dan bersemangat. Semestinya jadwal yang sudah tertera di-run down penampilan kesenian tradisi Dikker dari pengurus ranting Desa Gunungteguh bermain pukul 08:30 WIB menjadi molor hingga penampilannya untuk berperforma di atas panggung induk  baru kelar bermain sekitar pukul 09: 15 WIB karena derasnya hujan "Sungguh terlalu!" Penampilan Dikker menjadi penyelamat dan penenang hati para pengisi acara yang lain  dengan durasi permainan untuk diperpanjang dan diperpanjang. Semula Dikker dijatah waktu tampil cukup 20 menitan akhirnya boleh tampil lebih waktunya. Andai Dikker hanya diberi waktu sesuai ketentuan di-run down makan pengisi acara berikutnya akan berkuyub-kuyub bila harus berperforma tidak di bawah tenda utama di atas panggung sewaan milik Santika sound sistem asal kawasan "Happak Je" Desa Daun Kecamatan Sangkapura. Penampilan berikutnya setelah grup Dikker undur diri seperti: Dhungka, Tungtung, Al-Banjari, dan Zamrah bisa luntur semua make-up dan dandanannya.

     Kabar yang merebak di arena perhelatan PORSEMA berupa tudingan miring kepada pawang hujan. Reputasi pawang hujan yang sudah teken kontrak putih di atas hitam cukup dipertaruhkan kemandiannya atau kemujarabannya. Anggapan lain yang sempat merebak adanya perbuatan aniaya dengan adanya salah seorang tak dikenal mengenakan baju atau pakaian, baik pakaian luar maupun pakaian dalam dipakai atau dikenakan secara terbalik. Hal ini sudah menjadi kepercayaan warga setempat yang tak boleh dilanggar dan dibantah. Apalagi ada dari panitia atau pemangku hajat dari PORSEMA mengenakan "cawat" secara sengaja atau tidak atas keterbalikannya. Kepercayaan lain dari warga setempat yang bisa mengundang turun dan derasnya hujan bila ada orang yang berbuat mengambil batunya Danau Kastoba walau sebutir kerikil kecilnya. Mungkin juga terdapat orang tak dikenal dengan sengaja atau tidak, menyiram dan memandikan kucing atas sebuah amarah kejengkelan dan kekesalannya terhadap hewan rerawatan nabi tersebut. 

     Sambil menunggu hujan reda, para pengisi acara merasakan kegusaran hati. Semestinya penonton menjubeli alun-alun Sangkapura di acara opening seremonial PORSEMA akhirnya terpaksa hanya beberapa gelintir saja yang mau menonton mendekat panggung utama, itupun sambil berhujan-hujan. Penonton lainnya menepi dan menjauh untuk menghindari guyuran hujan. Termasuk juru kamera dan juru besut video dari panitia induk harus berpayung yang ditahan oleh leher dan ketiak karena sebagian tangannya harus menggenggam alat shootingnya. Walau demikian derasnya hujan mengguyur, panitia dan pengisi acara tetap memegang teguh pada semboyan kenekatannya "Jangankan baru hujan air, hujan batu sekalipun PORSEMA tetap berlaku". Maksud istilah atau ungkapan "berlaku" itu adalah bermain atau berlangsung. Apalagi panitia dan pengisi acara bukan anaknya garam (baca, Bawean: buje) sehingga tegar tetap semangat berlaku. Apapun dan bagaimanapun PORSEMA adalah gawe bersama. Pada puncak acara opening seremonial hingga untaian doa penutup upacara yang dimunajatkan oleh Kiai Musajjad asal Sokaoneng Kecamatan Tambak , Sang Surya bersinar kembali memanasi hamparan alun-alun yang butir sinarnya begitu kemilau. Sukses!

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean