Media Bawean, 7 Oktober 2008
Upaya Pemenuhan Kebutuhan Pangan
Sumber : Surabaya Post
Kelancaran distribusi sembako, utamanya beras di Bawean, sangat tergantung pada kondisi laut. Jika ombak laut tidak bersahabat, praktis kapal pengangkut sembako ke Bawean tidak berani berlayar, sehingga pasokan bahan pangan ke daerah kepulauan wilayah Kab Gresik itu dipastikan terganggu. Pemkab Gresik berencana membangun gudang sembako di wilayah tersebut.
oleh: IMAM SUROSO
Distribusi pangan ke Bawean sering terganggu akibat buruknya cuaca di laut. Hal itu terjadi setiap tahun dan bisa diprediksi sebelumnya. Sementara kapal yang ada, baik kapal penumpang maupun barang, tidak mampu menerobos keganasan ombak laut. Jika tidak ada upaya penanggulangan, dipastikan Bawean akan kekurangan bahan pangan, utamanya beras, setiap tahun. Sebab hasil pertanian di wilayah itu tidak mencukupi kebutuhan warga.
Dinas Pertanian sudah menghitung produksi beras di Bawan dengan kebutuhan, ternyata masih ada kekurangan. “Kendala di Bawean itu bisa diprediksi setiap tahunnya. Jalan yang paling efektif adalah membuat gudang sembako di wilayah itu. Jika ada ombak besar dan tidak ada kapal barang yang berani berlayar, gudang sembako langsung dimanfaatkan,” terang Sekkab Gresik Husnul Khuluq.
Ditambahkan Khuluq, akibat cuaca buruk dan tidak ada pengiriman barang ke Bawean, ternyata dimanfaatkan para tengkulak untuk mempermainkan harga. Sementara pengiriman bahan pangan dari daratan Gresik terkendala transportasi, sehingga operasi pasar tidak mudah dilakukan seperti di daratan. “Kalau ada gudang sembako di Bawean, operasi pasar bisa dilakukan sewaktu-waktu jika terjadi lonjakan harga,” tandas Ketua NU Cabang Gresik itu.
Untuk mewujudkan rencana itu, Pemkab Gresik berkoordinasi dengan Bulog Jatim. Sembako yang distok di gudang Bawean akan dipasok langsung Bulog Jatim. "Dengan stok sembako yang cukup, saya yakin akan menutup gerak para tengkulak memainkan harga," tambah mantan kadispenda Gresik itu.
Hal yang paling pokok, lanjutnya, kebutuhan masyarakat Bawean adalah beras. Sedangkan kebutuhan lainnya bisa disiasati karena di pulau tersebut banyak menyimpan sumber daya alam. “Kalau masalah lauk pauk, di Bawean tidak kekurangan, karena banyak warga yang menjadi nelayan. Kalau minyak tanah, kan bisa diganti dengan kayu bakar yang masih melimpah di Bawean. Kuncinya, ya beras itu,” tegasnya.
Meski hasil pertanian beras di Bawean masih kekurangan, namun, secara umum hasil beras pertanian Gresik mengalami surplus setiap tahun. Data Dinas Pertanian menyebutkan, luas areal tanaman padi musim tanam setiap tahun sebanyak 51.780 ha dengan total produksi 295.146 ton gabah kering giling atau 195.146 ton beras. Sementara jumlah penduduk Kab Gresik
sebanyak 1.170.000 jiwa dengan kebutuhan beras 136.890 ton, sehingga terdapat surplus 58.256 ton.
Rencana membangun gudang sembako di Bawean itu mendapat sambutan baik dari sejumlah elemen masyarakat Bawean. Sebab, selama ini warga Bawean merasa menjadi 'anak tiri' Pemkab Gresik. Dengan pendirian gudang sembako paling tidak bisa menyelesaikan satu permasalahan yang dihadapi warga Bawean selama ini. Selain masalah kebutuhan sembako yang sering
terganggu, persoalan warga Bawean yang hingga kini tidak bisa diselesaikan yakni masalah penerangan. Aliran listrik dari PLN hanya bisa menyala 17 jam setiap hari dengan dalih kekurangan bahan bakar. "Dengan adanya gudang sembako, satu permasalahan yang setiap tahun terjadi di Bawean bisa diselesaikan,” terang Direktur LSM Gerbang Bawean Abdul Basith.
Kalangan parlemen di Gresik juga mendukung penuh rencana itu. Bahkan, agar rencana itu cepat terwujud, eksekutif diharapkan menganggarkannya pada APBD 2009. “Kalau memang serius kami siap melakukan lobi ke teman-teman anggota dewan lainnya agar rencana itu mendapatkan persetujuan,” terang anggota DPRD Gresik asal Bawean Syakir Jamhuri.
Salah satu pimpinan DPRD Gresik Syamsul Muarif juga memberikan dukungan ke arah itu. Keberadaan gudang sembako di wilayah Bawean diyakini masalah yang paling pokok, yakni pangan bisa diselesaikan. “Baguslah kalau di Bawean ada gudang sembako, sehingga stok pangan di Bawean tidak lagi terganggu dengan ombak ganas yang setiap tahunnya terjadi,” tutur wakil rakyat dari fraksi Golkar itu. (*)
Upaya Pemenuhan Kebutuhan Pangan
Sumber : Surabaya Post
Kelancaran distribusi sembako, utamanya beras di Bawean, sangat tergantung pada kondisi laut. Jika ombak laut tidak bersahabat, praktis kapal pengangkut sembako ke Bawean tidak berani berlayar, sehingga pasokan bahan pangan ke daerah kepulauan wilayah Kab Gresik itu dipastikan terganggu. Pemkab Gresik berencana membangun gudang sembako di wilayah tersebut.
oleh: IMAM SUROSO
Distribusi pangan ke Bawean sering terganggu akibat buruknya cuaca di laut. Hal itu terjadi setiap tahun dan bisa diprediksi sebelumnya. Sementara kapal yang ada, baik kapal penumpang maupun barang, tidak mampu menerobos keganasan ombak laut. Jika tidak ada upaya penanggulangan, dipastikan Bawean akan kekurangan bahan pangan, utamanya beras, setiap tahun. Sebab hasil pertanian di wilayah itu tidak mencukupi kebutuhan warga.
Dinas Pertanian sudah menghitung produksi beras di Bawan dengan kebutuhan, ternyata masih ada kekurangan. “Kendala di Bawean itu bisa diprediksi setiap tahunnya. Jalan yang paling efektif adalah membuat gudang sembako di wilayah itu. Jika ada ombak besar dan tidak ada kapal barang yang berani berlayar, gudang sembako langsung dimanfaatkan,” terang Sekkab Gresik Husnul Khuluq.
Ditambahkan Khuluq, akibat cuaca buruk dan tidak ada pengiriman barang ke Bawean, ternyata dimanfaatkan para tengkulak untuk mempermainkan harga. Sementara pengiriman bahan pangan dari daratan Gresik terkendala transportasi, sehingga operasi pasar tidak mudah dilakukan seperti di daratan. “Kalau ada gudang sembako di Bawean, operasi pasar bisa dilakukan sewaktu-waktu jika terjadi lonjakan harga,” tandas Ketua NU Cabang Gresik itu.
Untuk mewujudkan rencana itu, Pemkab Gresik berkoordinasi dengan Bulog Jatim. Sembako yang distok di gudang Bawean akan dipasok langsung Bulog Jatim. "Dengan stok sembako yang cukup, saya yakin akan menutup gerak para tengkulak memainkan harga," tambah mantan kadispenda Gresik itu.
Hal yang paling pokok, lanjutnya, kebutuhan masyarakat Bawean adalah beras. Sedangkan kebutuhan lainnya bisa disiasati karena di pulau tersebut banyak menyimpan sumber daya alam. “Kalau masalah lauk pauk, di Bawean tidak kekurangan, karena banyak warga yang menjadi nelayan. Kalau minyak tanah, kan bisa diganti dengan kayu bakar yang masih melimpah di Bawean. Kuncinya, ya beras itu,” tegasnya.
Meski hasil pertanian beras di Bawean masih kekurangan, namun, secara umum hasil beras pertanian Gresik mengalami surplus setiap tahun. Data Dinas Pertanian menyebutkan, luas areal tanaman padi musim tanam setiap tahun sebanyak 51.780 ha dengan total produksi 295.146 ton gabah kering giling atau 195.146 ton beras. Sementara jumlah penduduk Kab Gresik
sebanyak 1.170.000 jiwa dengan kebutuhan beras 136.890 ton, sehingga terdapat surplus 58.256 ton.
Rencana membangun gudang sembako di Bawean itu mendapat sambutan baik dari sejumlah elemen masyarakat Bawean. Sebab, selama ini warga Bawean merasa menjadi 'anak tiri' Pemkab Gresik. Dengan pendirian gudang sembako paling tidak bisa menyelesaikan satu permasalahan yang dihadapi warga Bawean selama ini. Selain masalah kebutuhan sembako yang sering
terganggu, persoalan warga Bawean yang hingga kini tidak bisa diselesaikan yakni masalah penerangan. Aliran listrik dari PLN hanya bisa menyala 17 jam setiap hari dengan dalih kekurangan bahan bakar. "Dengan adanya gudang sembako, satu permasalahan yang setiap tahun terjadi di Bawean bisa diselesaikan,” terang Direktur LSM Gerbang Bawean Abdul Basith.
Kalangan parlemen di Gresik juga mendukung penuh rencana itu. Bahkan, agar rencana itu cepat terwujud, eksekutif diharapkan menganggarkannya pada APBD 2009. “Kalau memang serius kami siap melakukan lobi ke teman-teman anggota dewan lainnya agar rencana itu mendapatkan persetujuan,” terang anggota DPRD Gresik asal Bawean Syakir Jamhuri.
Salah satu pimpinan DPRD Gresik Syamsul Muarif juga memberikan dukungan ke arah itu. Keberadaan gudang sembako di wilayah Bawean diyakini masalah yang paling pokok, yakni pangan bisa diselesaikan. “Baguslah kalau di Bawean ada gudang sembako, sehingga stok pangan di Bawean tidak lagi terganggu dengan ombak ganas yang setiap tahunnya terjadi,” tutur wakil rakyat dari fraksi Golkar itu. (*)
Posting Komentar