Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Bocor, Kapal Perang, Nyaris Tenggelam Dihantam Gelombang Besar

Bocor, Kapal Perang, Nyaris Tenggelam Dihantam Gelombang Besar

Posted by Media Bawean on Senin, 09 Februari 2009

Media Bawean, 9 Februari 2009

Sumber : SURYA

SURABAYA | SURYA-Keganasan laut kembali memakan korban. Kali ini menimpa kapal perang KRI-582 milik Koarmatim. Kapal buatan PT PAL tahun 1978 itu nyaris tenggelam dihantam gelombang besar. Penutup kapal bagian depan bocor sehingga air laut masuk.

Peristiwa yang nyaris berujung bencana itu terjadi Sabtu (8/2) tengah malam di sekitar perairan Karang Jamuang, Gresik. Sore itu sekitar pukul 17.00 WIB, KRI Kupang bertolak dari dermaga Ujung Surabaya. Kapal yang dikomandani Kapten Laut (P) Suyadi itu bertolak menuju perairan Bui-6 untuk menjemput nelayan asal Bawean, Gresik, Khairul Anwar, 37, yang diselamatkan kapal kargo Australia MV Oval-OC.

Khairul dinyatakan hilang di tengah lautan sejak Rabu (4/2) karena tak ada kabar beritanya. Nelayan yang berani menantang ombak itu mengami kecelakaan, mesin perahunya pecah. Perahunya juga sempat terbalik. Di tengah ketidakpastian itu Khairul berhasil ditolong kapal asing itu yang sedang berlayar dari Singapura ke Australia, Jumat (6/2).

Sejak saat itu Khairul berada di kapal MV Oval-OC sambil menunggu dijemput pihak keluarga atau aparat Indonesia. Namun karena ombak sangat besar, KRI Kupang yang ditugaskan menjemput Khairul gagal mendekat ke kapal itu, bahkan nyaris tenggelam karena bocor.

Semua ABK yang berjumlah 26 orang termasuk komandan kapal berusaha menutup bagian kapal yang bocor namun tidak berhasil akibat kuatnya hempasan ombak. Selain itu, suasananya kurang mendukung karena sedang malam hari membuat mereka tidak leluasa bekerja.

Komandan kapal Kapten Laut (P) Suyadi lalu mengambil keputusan segera berlayar ke Pulau Madura dan beaching (mendarat di pantai) di Desa Martadesa, Kecamatan Pasarean, Kabupaten Bangkalan. Tindakan menepi itu dilakukan karena kalau tetap berada di tengah laut dikhawatirkan berakibat fatal, yakni tenggelam.

Kadispen Armatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful ketika dikonfirmasi, Minggu (8/2) membenarkan peristiwa tersebut. Dijelaskan, penutup bagian depan kapal atau biasa disebut rampa kapal bergeser gara-gara dihantam ombak setinggi sekitar empat meter. Begitu mengetahui air masuk, komandan dan ABK berusaha untuk mengeluarkan air, namun karena air yang masuk terlalu banyak dan pintu rampa sulit dirapatkan kembali, sehingga air terus masuk ke dalam kapal.

Untuk menghindari akibat yang lebih besar, komandan langsung menyampaikan informasi kecelakaan itu ke Koarmatim dan kapal-kapal yang ada di sekitar lokasi.

Selain itu, komandan juga berusaha untuk berlayar ke pantai dan kebetulan mereka lebih dekat ke Pulau Madura.
Begitu tiba di pantai, komandan langsung memerintahkan anak buahnya untuk mengamankan 10 senjata jenis AK dan dua pistol jenis colt dan seluruh dokumen kapal.
Sebanyak 16 ABK segera diturunkan dan diangkut dengan mobil dari Lanal Batuporon ke Koarmatim dan ABK lainnya diangkut dengan KRI Slamet Riyadi-352 yang juga datang ke lokasi kejadian untuk menyelamatkan ABK dan kapal tersebut.

Pada saat kejadian tersebut, kebetulan KRI Slamet Riyadi-352 sedang dalam pelayaran kemnbali ke pangkalan di Dermaga Ujung. Karena ada peristiwa itu, kapal buatan Belanda itu, langsung mendekatkan diri ke kapal nahas tersebut untuk memberi pertolongan.

Dijelaskan Toni, selain KRI Slamet Riyadi, KRI Pulau Rupat-712 juga diperintahkan untuk membantu KRI Kupang tersebut dengan membawa sejumlah personel dan peralatan untuk salvex yakni untuk las kapal dalam air agar rampa kapal tersebut kembali normal.

“Jika rampanya sudah berhasil kembali ke tempat semula, maka air yang ada di kapal bisa segera dipompakan keluar dan kapal bisa terapung kembali seperti biasa,” ujar Toni.
Petugas dari Koarmatim juga membawa sejumlah drum kosong untuk mengapungkan kapal tersebut. Kalau sudah terapung diharapkan petugas bisa dengan mudah memperbaiki kapal yang bocor itu.

“Diharapkan besok atau lusa kapal tersebut sudah bisa normal kembali dan bisa berlayar kembali ke Dermaga Ujung,” ujarnya.

Menurut Toni, KRI Kupang diperintahkan oleh perwira operasi Koarmatim untuk menolong nelayan bernama Khairul Anwar yang ditemukan kapal kargo Australia MV Oval-OC.
Sebenarnya nelayan itu akan ditolong kapal dari Gresik tetapi karena ombak tinggi mereka tidak bisa dan setelah koordinasi dengan syahbandar Surabaya dan Gresik akhirnya kapal perang Koarmatim yang diminta untuk ke lokasi.

KRI Kupang bertolak dari Dermaga Ujung, Sabtu (7/2) pukul 16.00 WIB. Karena ombaknya relatif tinggi, selama pelayaran kapal tersebut tidak bisa berlayar cepat karena dihadang ombak dan arus deras serta kecepatannya hanya 4-5 knots saja.

Akibatnya pelayaran dari Ujung hingga Bui-4 ditempuh selama enam jam.
Daerah aluran pelayaran barat dan timur Surabaya sebenarnya bukan medan baru bagi KRI Kupang karena kapal jenis landing ship yutility (LSY) ini memang khusus untuk operasi di alur pelayaran barat (APBS) dan alur pelayaran timur Surabaya (APTS). Kapal ini bisa beaching atau mendarat di pantai.

Gelombang Tinggi
Sementara itu, kondisi perairan di Indonesia tetap berbahaya hingga beberapa hari ke depan. Gelombang di perairan Laut Jawa yang merupakan jalur lalu lintas pelayaran antarpulau, pada Minggu (8/2), mencapai lima meter.

Arif Triono dari Badan Meterologi dan Geofisika Marintim Tanjung Perak Surabaya, yang dihubungi Surya, Minggu (8/2), mengemukakan, puncak gelombang tinggi di perairan Indonesia terjadi Sabtu (7/2) lalu. Saat itu ketinggian gelombang mencapai enam
”Kondisi normal kami perkirakan baru akan berlangsung mulai Rabu hingga akhir pekan mendatang,” lanjut Arif.

Arif menegaskan, meski sudah terjadi penurunan hingga tiga hari mendatang gelombang masih cukup tinggi dan memerlukan kewaspadaan siapapun yang akan berlayar.

Kondisi normal yang akan dimulai Rabu mendatang juga diikuti oleh kondisi perairan di sisi utara Indonesia lainnya, kecuali perairan selat Lombok. Di perairan ini, menurut Arif, gelombang masih akan tinggi antara dua hingga tiga meter. Sedangkan perairan selatan, Samudera Hindia, masih akan dihiasi gelombang tinggi hingga akhir pekan mendatang.

Penyebab tingginya gelombang laut ini karena kecepatan angin yang berada di wilayah Indonesia masih cukup kencang. Antara 60 hingga 80 km per jam. Kondisi ini dikarekan adanya pergerakan udara ke arah selatan atau ke wilayah Australia. jos/rie

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean