Media Bawean, 12 Februari 2009
Sumber : Jawa Pos
GRESIK - Ali Akbar alias Soleh Akbar ditangkap aparat Polsek Sangkapura, Bawean, Selasa (10/2). Pasalnya, pria berpenampilan nyentrik: berambut gondrong dan berkalung taring, ini diduga melakukan praktik pengobatan dengan cara melecehkan agama Islam.
Soleh membuka praktik di Gunung Temukunci di Desa Daun, Kecamatan Sangkapura. Menurut Kapolsek Sangkapura AKP Zamzani, berdasarkan pengakuannya, Soleh berasal dari Desa Diponggo, Kecamatan Tambak, Bawean.
Menurut Zamzani, pihaknya mengamankan Soleh karena masyarakat sekitar resah. Kabar yang berkembang, Soleh melecehkan agama Islam ketika berpraktik menyembuhkan pasien. "Hingga kini kami masih menyelidiki tuduhan tersebut," kata mantan Kapolsek Ujungpangkah itu.
Namun, pelaku membantah dirinya menginjak Alquran ketika melakukan pengobatan. "Dia mengaku tidak menginjak, hanya menempelkan kitab suci di bawah kakinya," kata Zamzani.
Dia menambahkan, untuk menghindari amuk massa, pihaknya mengamankan Soleh Akbar dan meminta menghentikan praktik pengobatan alternatifnya. Untuk statusnya, polisi belum menetapkan sebagai tersangka atau korban.
Secara terpisah, Ketua Pengurus NU Cabang Bawean Nizam mengatakan, Muspika Sangkapura pada Selasa (27/1) telah memperingatkan Soleh untuk menghentikan praktik pengobatannya. "Awalnya Soleh bersedia, tapi tak berselang beberapa lama kesepakatan itu dilanggar," kata Nizam. (yad/ib)
Sumber : Jawa Pos
GRESIK - Ali Akbar alias Soleh Akbar ditangkap aparat Polsek Sangkapura, Bawean, Selasa (10/2). Pasalnya, pria berpenampilan nyentrik: berambut gondrong dan berkalung taring, ini diduga melakukan praktik pengobatan dengan cara melecehkan agama Islam.
Soleh membuka praktik di Gunung Temukunci di Desa Daun, Kecamatan Sangkapura. Menurut Kapolsek Sangkapura AKP Zamzani, berdasarkan pengakuannya, Soleh berasal dari Desa Diponggo, Kecamatan Tambak, Bawean.
Menurut Zamzani, pihaknya mengamankan Soleh karena masyarakat sekitar resah. Kabar yang berkembang, Soleh melecehkan agama Islam ketika berpraktik menyembuhkan pasien. "Hingga kini kami masih menyelidiki tuduhan tersebut," kata mantan Kapolsek Ujungpangkah itu.
Namun, pelaku membantah dirinya menginjak Alquran ketika melakukan pengobatan. "Dia mengaku tidak menginjak, hanya menempelkan kitab suci di bawah kakinya," kata Zamzani.
Dia menambahkan, untuk menghindari amuk massa, pihaknya mengamankan Soleh Akbar dan meminta menghentikan praktik pengobatan alternatifnya. Untuk statusnya, polisi belum menetapkan sebagai tersangka atau korban.
Secara terpisah, Ketua Pengurus NU Cabang Bawean Nizam mengatakan, Muspika Sangkapura pada Selasa (27/1) telah memperingatkan Soleh untuk menghentikan praktik pengobatannya. "Awalnya Soleh bersedia, tapi tak berselang beberapa lama kesepakatan itu dilanggar," kata Nizam. (yad/ib)
Posting Komentar