Media Bawean, 26 April 2009
Sudah menjadi buah bibir masyarakat di Pulau Bawean, bila ingin ijazah Kejar Paket B dan C tanpa sekolah langsung ujian tempatnya di Sumur-sumur desa Kumalasa Sangkapura. Kejar Paket B dan C dibawah naungan Departemen Agama (Depag), pada tahun 2008 sudah meluluskan siswa Kejar Paket B sebanyak 71 siswa dan Kejar Paket C sebanyak 51 siswa tanpa proses belajar mengajar yang jelas.
Saat Media Bawean menghadap Kasi Pontren Depag Gresik, Munip di Kantor Depag Gresik (21/4), mengatakan, "Ujian Kejar Paket B dan C di Pesantren Qira'atut Thalibin Kumalasa sudah dilaksanakan dan ijazah masih disini, bila bermasalah maka semua berkas dan ijazah akan kami tahan," ujarnya.
"Memang kami sendiri belum melakukan survei kesana (Pesantren Qira'atut Thalibin Kumalasa) sebab rencana bulan kemarin gagal karena ombak besar," kata Kasi Pontren Depag Gresik.
Selain persoalan tanpa sekolah langsung ujian, adalah keberadaan Pesantren Qira'atut Thalibin Kumalasa diragukan sebab selama ini hanya TPQ saja.
Menurut tokoh masyarakat Sumur-Sumur mengatakan, "Sepengetahuan saya namanya TPQ Qira'atut Tholibin pengasuhnya Ibu Musyarafah. Itupun cuma ngaji sehabis sholat duhur sampai jam 5 sore," katanya.
"Di Sumur-sumur Kumalasa yang ada Pondok Pesantren Sirajul Baroya pengasuhnya Kyai Fahrun Musyaddad," ujar tokoh setempat Kepada Media Bawean.
Anehnya di TPQ Qira'atut Thalibin Kumalasa sejak dibuka Kejar Paket B dan C sampai sekarang masih kelas dua, Tapi mengapa ujian Kejar Paket B dan C pada bulan November 2008 dilaksanakan? Apakah Paket B dan C tanpa proses pembelajaran langsung ujian dapat ijazah dibenarkan?
Media Bawean menghubungi Musyarafah selaku Pengasuh TPQ Qira'atut Thalibin Kumalasa via ponselnya tidak aktif. (bst)
Sudah menjadi buah bibir masyarakat di Pulau Bawean, bila ingin ijazah Kejar Paket B dan C tanpa sekolah langsung ujian tempatnya di Sumur-sumur desa Kumalasa Sangkapura. Kejar Paket B dan C dibawah naungan Departemen Agama (Depag), pada tahun 2008 sudah meluluskan siswa Kejar Paket B sebanyak 71 siswa dan Kejar Paket C sebanyak 51 siswa tanpa proses belajar mengajar yang jelas.
Saat Media Bawean menghadap Kasi Pontren Depag Gresik, Munip di Kantor Depag Gresik (21/4), mengatakan, "Ujian Kejar Paket B dan C di Pesantren Qira'atut Thalibin Kumalasa sudah dilaksanakan dan ijazah masih disini, bila bermasalah maka semua berkas dan ijazah akan kami tahan," ujarnya.
"Memang kami sendiri belum melakukan survei kesana (Pesantren Qira'atut Thalibin Kumalasa) sebab rencana bulan kemarin gagal karena ombak besar," kata Kasi Pontren Depag Gresik.
Selain persoalan tanpa sekolah langsung ujian, adalah keberadaan Pesantren Qira'atut Thalibin Kumalasa diragukan sebab selama ini hanya TPQ saja.
Menurut tokoh masyarakat Sumur-Sumur mengatakan, "Sepengetahuan saya namanya TPQ Qira'atut Tholibin pengasuhnya Ibu Musyarafah. Itupun cuma ngaji sehabis sholat duhur sampai jam 5 sore," katanya.
"Di Sumur-sumur Kumalasa yang ada Pondok Pesantren Sirajul Baroya pengasuhnya Kyai Fahrun Musyaddad," ujar tokoh setempat Kepada Media Bawean.
Anehnya di TPQ Qira'atut Thalibin Kumalasa sejak dibuka Kejar Paket B dan C sampai sekarang masih kelas dua, Tapi mengapa ujian Kejar Paket B dan C pada bulan November 2008 dilaksanakan? Apakah Paket B dan C tanpa proses pembelajaran langsung ujian dapat ijazah dibenarkan?
Media Bawean menghubungi Musyarafah selaku Pengasuh TPQ Qira'atut Thalibin Kumalasa via ponselnya tidak aktif. (bst)
Posting Komentar