Media Bawean, 26 September 2009
Oleh : A. Fuad Usfa
Tiada kata berhenti, itulah sifat pejuang. Dengan kata lain, bergerak. Sifat sedemikian itu universal, tiada batas ruang, pun waktu, tertuju akan semua kaum, tiada klaim kepemilikan. Berkata Muhammad Iqbal, ‘berhenti, tak ada jalan di tempat ini, sikap lamban berarti mati, siapa lalai akan tergilas’.
Orang-orang Bawean telah bergerak melakukan jelajah bumi, tiada sejarahwan yang dapat melacak bila gerak migran orang Bawean bermula. Mengharung lautan dan samudra, menapak bumi, meretah angkasa. Ditahun 1915 telah menginjak bumi Christmas Island yang terletak di samudra Indonesia sosok orang Bawean, ia telah menjadi Kepala kampung Melayu (Malay Kampong), telah pula menjadi Imam, itulah dia H. Mukri atau yang biasa dipanggil pak Ay, Beliau asal Desa Lebak Sangkapura Bawean. Sejarah telah mencatat pula di kemudiannya bergerak yang lain beserta pula anak turunnya.
Dari Christmas Island lah orang Bawean menapak Benua Australia. Awal mula di tahun 1975 tergerak diantara mereka untuk menginjakkan kaki ke daratan Benua Australia, yang sepengetahuan (dalam catatan) penulis ia itu adalah Ghani Majid (almarhum, wafat 21 Oktober 2008) yang melanjutkan studinya di Wembley Technical School, Perth, bersama dengan beliau adalah adiknya yang bernama Puat Majid. Sepanjang belum ada masukan lain, maka bolehlah dicatat, merekalah keturunan orang Bawean yang pertama kali berdomisili di daratan Benua Australia. Baru selepas itu datang berduyun-duyunlah orang Bawean memasuki daratan Benua Australia. Selanjutnya, setelah gelombang orang Bawean dari Christmas Island (--Christmas Island termasuk wilayah Western Australia--) itu, baru datang mereka yang melalui jalur lain, termasuk ia itu mereka-mereka yang dari Bawean, seperti al- Imam al- Ustadz H. Ghufran Yusuf, saudara (abang) daripada KH. Bajuri Yusuf, setelah mengembara menuntut ilmu ke tanah Jawa serta ke tanah Arab, kemudiannya beliau menjadi Imam Masjid di Port Hedland Western Australia, setelah sebelumnya membina keIslaman di Trenggano Malaysia; juga al- Ustadz H. Khairuddin, cucu daripada KH. Hasan Jufri, setelah mengembara menuntut ilmu ke tanah Jawa, yang kemudian beliau menjadi pembina ke-Islaman di Western Australia dan beliau adalah mantan Presiden Masjid al- Hidayah (al- Hidayah Mosque), yang sekarang bernama Masjid al- Majid (al- Majid Mosque); kemudian dari pada itu juga al- Ustadz Badrun Akhwan yang sempat pula aktif dalam melakukan pembinaan keIslaman di Masjid Rivervale, yang biasa pula tampil sebagai komentator. Di Masjid Rivervale inilah orang-orang Bawean pemula**), memulai melakukan pembinaan keIslaman yang berbasiskan Masjid di Western Australia; dan masih terdapat mereka yang lain lagi, yang telah mengambil peran dan belum sempat penulis ulas dalam kesempatan ini.
Adapun yang penulis fokuskan dalam tulisan ini adalah salah seorang yang juga tergolong tokoh muda, al- Ustaz Jamal bin KH. Siraj bin KH. Yusuf asal Gunung Lanjang, keponakan dari KH. Bajuri Yusuf (Pimpinan PP. Hasan Jufri). Sekilas dapatlah di utarakan sekelumit kiprah beliau. Ustadz Jamal aktif di Masjid al- Majid (al- Majid Mosque). Masjid al- Majid ini sebelumnya bernama Masjid al- Hidayah. Masjid ini merupakan masjid yang besar di Western Australia, dengan hamparan tanah yang luas yang telah disediakan Government (Western Australia). Suatu wujud nyata pengakuan dan penghargaan atas keberagaman (kemajemukan) dan kebebasan beragama di Australia. Di al- Majid Mosque ini beliau sebagai Penasihat, sebagai Imam dan juga sebagai Tenaga Pengajar. Pada tahun 2002 beliau pernah bekerja untuk bidang keIslaman di Christmas Island atas permintaan dari Islamic Consol of Christmas Island. Beliau adalah alumni Madrasah Lebak I, selepas itu mengembara menuntut ilmu ke tanah Jawa, tepatnya di Pondok Pesantren al- Ishlah Bandar Kidul Kediri, setelah tamat beliau melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi Agama Islam di Surabaya, yaitu di Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel. Dalam bulan Ramadhan tahun ini ada suatu tapakan baru yang perlu kita catat, yaitu beliau telah dengan resmi ditetapkan Government (Western Australia) sebagai Marriage Celebrant (‘Penghulu’) di Western Australia, dan yang dengannya pula antara lain beliau mendapat kewenangan untuk melegalisir copi surat-surat penting manakala kita memerlukan. Berdasar sensus 2006 komunitas muslim di Australia berjumlah 340.392 jiwa, sebagian besar terdapat di New South Wales, disusul Victoria, dan urutan selanjutnya Western Australia.
Dalam kesempatan ini, kepada Ustadz Jamal Siraj, S.Ag, perkenankan kami mengucapkan SELAMAT atas tapakan ukir prestasi yang telah dicapai.
_________
**) seperti H. Miftah (almarhum, asal Desa Lebak), H. Majid (almarhum, asal Desa Lebak), H. Ghazali (almarhum, asal Dusun Gunung-gungung Desa Gunung Teguh, wafat 21 Oktober 2008. Sebagai pendekar, semasa di Christmas Island juga sebagai pelatih silat yang mempunyai banyak murid), dan lain-lain.
Orang-orang Bawean telah bergerak melakukan jelajah bumi, tiada sejarahwan yang dapat melacak bila gerak migran orang Bawean bermula. Mengharung lautan dan samudra, menapak bumi, meretah angkasa. Ditahun 1915 telah menginjak bumi Christmas Island yang terletak di samudra Indonesia sosok orang Bawean, ia telah menjadi Kepala kampung Melayu (Malay Kampong), telah pula menjadi Imam, itulah dia H. Mukri atau yang biasa dipanggil pak Ay, Beliau asal Desa Lebak Sangkapura Bawean. Sejarah telah mencatat pula di kemudiannya bergerak yang lain beserta pula anak turunnya.
Dari Christmas Island lah orang Bawean menapak Benua Australia. Awal mula di tahun 1975 tergerak diantara mereka untuk menginjakkan kaki ke daratan Benua Australia, yang sepengetahuan (dalam catatan) penulis ia itu adalah Ghani Majid (almarhum, wafat 21 Oktober 2008) yang melanjutkan studinya di Wembley Technical School, Perth, bersama dengan beliau adalah adiknya yang bernama Puat Majid. Sepanjang belum ada masukan lain, maka bolehlah dicatat, merekalah keturunan orang Bawean yang pertama kali berdomisili di daratan Benua Australia. Baru selepas itu datang berduyun-duyunlah orang Bawean memasuki daratan Benua Australia. Selanjutnya, setelah gelombang orang Bawean dari Christmas Island (--Christmas Island termasuk wilayah Western Australia--) itu, baru datang mereka yang melalui jalur lain, termasuk ia itu mereka-mereka yang dari Bawean, seperti al- Imam al- Ustadz H. Ghufran Yusuf, saudara (abang) daripada KH. Bajuri Yusuf, setelah mengembara menuntut ilmu ke tanah Jawa serta ke tanah Arab, kemudiannya beliau menjadi Imam Masjid di Port Hedland Western Australia, setelah sebelumnya membina keIslaman di Trenggano Malaysia; juga al- Ustadz H. Khairuddin, cucu daripada KH. Hasan Jufri, setelah mengembara menuntut ilmu ke tanah Jawa, yang kemudian beliau menjadi pembina ke-Islaman di Western Australia dan beliau adalah mantan Presiden Masjid al- Hidayah (al- Hidayah Mosque), yang sekarang bernama Masjid al- Majid (al- Majid Mosque); kemudian dari pada itu juga al- Ustadz Badrun Akhwan yang sempat pula aktif dalam melakukan pembinaan keIslaman di Masjid Rivervale, yang biasa pula tampil sebagai komentator. Di Masjid Rivervale inilah orang-orang Bawean pemula**), memulai melakukan pembinaan keIslaman yang berbasiskan Masjid di Western Australia; dan masih terdapat mereka yang lain lagi, yang telah mengambil peran dan belum sempat penulis ulas dalam kesempatan ini.
Adapun yang penulis fokuskan dalam tulisan ini adalah salah seorang yang juga tergolong tokoh muda, al- Ustaz Jamal bin KH. Siraj bin KH. Yusuf asal Gunung Lanjang, keponakan dari KH. Bajuri Yusuf (Pimpinan PP. Hasan Jufri). Sekilas dapatlah di utarakan sekelumit kiprah beliau. Ustadz Jamal aktif di Masjid al- Majid (al- Majid Mosque). Masjid al- Majid ini sebelumnya bernama Masjid al- Hidayah. Masjid ini merupakan masjid yang besar di Western Australia, dengan hamparan tanah yang luas yang telah disediakan Government (Western Australia). Suatu wujud nyata pengakuan dan penghargaan atas keberagaman (kemajemukan) dan kebebasan beragama di Australia. Di al- Majid Mosque ini beliau sebagai Penasihat, sebagai Imam dan juga sebagai Tenaga Pengajar. Pada tahun 2002 beliau pernah bekerja untuk bidang keIslaman di Christmas Island atas permintaan dari Islamic Consol of Christmas Island. Beliau adalah alumni Madrasah Lebak I, selepas itu mengembara menuntut ilmu ke tanah Jawa, tepatnya di Pondok Pesantren al- Ishlah Bandar Kidul Kediri, setelah tamat beliau melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi Agama Islam di Surabaya, yaitu di Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel. Dalam bulan Ramadhan tahun ini ada suatu tapakan baru yang perlu kita catat, yaitu beliau telah dengan resmi ditetapkan Government (Western Australia) sebagai Marriage Celebrant (‘Penghulu’) di Western Australia, dan yang dengannya pula antara lain beliau mendapat kewenangan untuk melegalisir copi surat-surat penting manakala kita memerlukan. Berdasar sensus 2006 komunitas muslim di Australia berjumlah 340.392 jiwa, sebagian besar terdapat di New South Wales, disusul Victoria, dan urutan selanjutnya Western Australia.
Dalam kesempatan ini, kepada Ustadz Jamal Siraj, S.Ag, perkenankan kami mengucapkan SELAMAT atas tapakan ukir prestasi yang telah dicapai.
_________
**) seperti H. Miftah (almarhum, asal Desa Lebak), H. Majid (almarhum, asal Desa Lebak), H. Ghazali (almarhum, asal Dusun Gunung-gungung Desa Gunung Teguh, wafat 21 Oktober 2008. Sebagai pendekar, semasa di Christmas Island juga sebagai pelatih silat yang mempunyai banyak murid), dan lain-lain.
Posting Komentar