Media Bawean, 10 Januari 2010
Sumber : KOMPAS
Laporan wartawan KOMPAS Adi Sucipto
GRESIK, KOMPAS.com - Pengelola KM Express Bahari 8B merugi Rp 600 juta akibat rusaknya kapal diterjang ombak pada Sabtu lalu. Saat ini kapal masih terdampar di Pulau Selayar Desa Sungai Rujing Kecamatan Sangkapura, atau sekitar 4 kilometer dari Pelabuhan Sangkapura.
Beruntung 203 orang di kapal terdiri 10 ABK, 187 penumpang dewasa dan enam balita berhasil dievakuasi dengan perahu klotok.
Pemilik KM Express Bahari 8B, Sukardi saat dihubungi Kompas melalui telepon seluluernya Minggu (10/1/2010) menyatakan tidak ada kerusakan fatal pada kapal dengan bobot mati 216 ton itu. Namun perbaikan diperkirakan butuh waktu dua minggu untuk memperbaiki bagian depan kapal yang jebol.
Kapal berbahan fiber itu dirakit di Tanjungpinang pada tahun 2009 dengan panjang 38 meter lebar 38 meter. "Kapal itu berkapasitas 443 penumpang," kata Sukardi.
Menurut Sukardi, saat ini posisi kapal masih di Pulau Selayar dan menunggu tim teknis mereparasi kapal. Bila cuaca aman kapal akan dibawa ke Pelabuhan Sangkapura dulu. Kapal dari fiber rentan terhadap gelombang di atas 3 meter. "Kami bersyukur penumpang selamat dan tidak ada kerusakan fatal pada kapal," katanya.
Saat ada informasi kapal kandas di Pantai Pulau Asem (Selayar), keluarga penumpang yang sudah menunggu di dermaga Sangkapura segera memutar haluan ke Pantai Gunung, Laok Desa Daun untuk menjemput. Dengan menggunakan perahu klotok, penumpang dievakuasi ke daratan dengan selamat.
M Nor Kades Sidogedungbatu salah satu penumpang kapal, mengatakan, kondisi gelombang sangat tinggi saat perjalanan kurang setengah jam sampai di Pulau Bawean. Dalam kapal itu ada juga anggota Kepolisian Sektor Sangkapura Hanif dan anggota Polisi Air Andik serta Camat Bawean Suhaemi. Saat bagian depan pecah, penumpang panik berlarian ke bagian belakang kapal. Bahkan Hanif sempat mengambil pelampung
Kepala Adminitratur Pelabuhan Gresik, Ali Ibrahim menilai keputusan nahkoda KM Expres Bahari Kapten Yosisnanda mendaratkan kapal di Pulau terdekat sangat tepat saat terjadi cuaca buruk dan gelombang besar, 2 meter hingga 4 meter. Apalagi kondisi lambung depan kapal sudah pecah dan air sudah masuk ke dalam kapal.
Tindakan nahkoda sangat tepat demi keselamatan penumpang. Sesuai data yang masuk Adpel Gresik dalam KM Bahari Express 8B terdapat 203 orang terdiri dari 187 penumpang dewasa, enam bayi dan 10 ABK.
Saat itu Adpel Gresik mengizinkan KM Bahari Express 8B berlayar menuju ke Bawean karena data dari Badan Meteorologi dan Geofisika Perak menunjukkan cuaca normal. Ternyata di tengah cuaca berubah drastis, terjadi angin kencang dan ombak besar setinggi 4 meter.
Sumber : KOMPAS
Laporan wartawan KOMPAS Adi Sucipto
GRESIK, KOMPAS.com - Pengelola KM Express Bahari 8B merugi Rp 600 juta akibat rusaknya kapal diterjang ombak pada Sabtu lalu. Saat ini kapal masih terdampar di Pulau Selayar Desa Sungai Rujing Kecamatan Sangkapura, atau sekitar 4 kilometer dari Pelabuhan Sangkapura.
Beruntung 203 orang di kapal terdiri 10 ABK, 187 penumpang dewasa dan enam balita berhasil dievakuasi dengan perahu klotok.
Pemilik KM Express Bahari 8B, Sukardi saat dihubungi Kompas melalui telepon seluluernya Minggu (10/1/2010) menyatakan tidak ada kerusakan fatal pada kapal dengan bobot mati 216 ton itu. Namun perbaikan diperkirakan butuh waktu dua minggu untuk memperbaiki bagian depan kapal yang jebol.
Kapal berbahan fiber itu dirakit di Tanjungpinang pada tahun 2009 dengan panjang 38 meter lebar 38 meter. "Kapal itu berkapasitas 443 penumpang," kata Sukardi.
Menurut Sukardi, saat ini posisi kapal masih di Pulau Selayar dan menunggu tim teknis mereparasi kapal. Bila cuaca aman kapal akan dibawa ke Pelabuhan Sangkapura dulu. Kapal dari fiber rentan terhadap gelombang di atas 3 meter. "Kami bersyukur penumpang selamat dan tidak ada kerusakan fatal pada kapal," katanya.
Saat ada informasi kapal kandas di Pantai Pulau Asem (Selayar), keluarga penumpang yang sudah menunggu di dermaga Sangkapura segera memutar haluan ke Pantai Gunung, Laok Desa Daun untuk menjemput. Dengan menggunakan perahu klotok, penumpang dievakuasi ke daratan dengan selamat.
M Nor Kades Sidogedungbatu salah satu penumpang kapal, mengatakan, kondisi gelombang sangat tinggi saat perjalanan kurang setengah jam sampai di Pulau Bawean. Dalam kapal itu ada juga anggota Kepolisian Sektor Sangkapura Hanif dan anggota Polisi Air Andik serta Camat Bawean Suhaemi. Saat bagian depan pecah, penumpang panik berlarian ke bagian belakang kapal. Bahkan Hanif sempat mengambil pelampung
Kepala Adminitratur Pelabuhan Gresik, Ali Ibrahim menilai keputusan nahkoda KM Expres Bahari Kapten Yosisnanda mendaratkan kapal di Pulau terdekat sangat tepat saat terjadi cuaca buruk dan gelombang besar, 2 meter hingga 4 meter. Apalagi kondisi lambung depan kapal sudah pecah dan air sudah masuk ke dalam kapal.
Tindakan nahkoda sangat tepat demi keselamatan penumpang. Sesuai data yang masuk Adpel Gresik dalam KM Bahari Express 8B terdapat 203 orang terdiri dari 187 penumpang dewasa, enam bayi dan 10 ABK.
Saat itu Adpel Gresik mengizinkan KM Bahari Express 8B berlayar menuju ke Bawean karena data dari Badan Meteorologi dan Geofisika Perak menunjukkan cuaca normal. Ternyata di tengah cuaca berubah drastis, terjadi angin kencang dan ombak besar setinggi 4 meter.
Posting Komentar