Media Bawean, 24 September 2010
Ada rasa khawatir warga Pulau Bawean, sehubungan tersebarnya video mesum versi Bawean beberapa hari yang lalu, yaitu khawatir akan tersebar kembali jilid berikutnya.
M. Riza Fahlevi (Batam Pos), menilai kemungkinan meledak video mesum lainnya selalu ada. "Maka harus segera ada penyadaran pentingnya "Jangan Bugil Di Depan Kamera". Meskipun folder sudah terhapuspun dapat diunduh lagi," katanya.
Muhajir (Anggota DPRD) Gresik, menyatakan secara alamiah, sesuatu yang paradoks dengan pranata sosial cenderung mengundang penasaran banyak pihak. Disitulah peluang bagi proliferasi atau penyebar luasannya. "Mengalirnya dari handphone ke handphone tanpa orang lain tahu. Bisakah dicegah?," tanyanya.
Rafiah (Ketua PC. IPPNU Bawean), memprediksi kemungkinan masih ada, dengan alasan banyaknya alat teknologi canggih di Pulau Bawean. "Mencegah beredarnya video serupa dengan merazia warnet-warnet dan pemilik handphone untuk kalangan pelajar, terutama di sekolah. Serta memberikan sangsi yang berat bagi pengedarnya," ujarnya.
Musyayanah (Penasehat MB), menilai adalah kemajuan teknologi berdampak sinergis terhadap perilaku sosial. Komunitas sosial merespon kemajuan teknologi dengan pola yang berbeda. Kasusistik video mesum representatif pola respon yang salah kaprah. "Pada umumnya masyarakat transisi, khususnya negara dunia ketiga selalu merespon isu-isu yang berbau etika, jadi kasus vidoe mesum di Bawean akan selalu populer. Kemajuan teknologi tidak bisa dikontrol, jadi dibutuhkan pendidikan seks dini bagi pelajar. Sehingga mereka paham resiko sosial dari perilaku potogis mereka," terangnya.
Jamaluddin (Guru di Bawean), memprediksi sangat mungkin terjadi. Cara antisipasinya, 1. Pelaku yang sudah terjadi ini harus dipidanakan ke dalam rana hukum, mudah-mudahan dapat sangsi yang sesuai untuk menjadi pelajaran pada yang lain. 2. Segenap elemen, LSM, PEMDA, dan ORMAS harus duduk bersama untuk menggagas bagaimana memberlakukan hukum yang pantas bagi pelaku porno aksi. 3. Para pelaku pendidikan di Bawean harus mencari ramuan yang lebih manjur untuk menciptakan out put yang berakhlaqulkarimah. 4. Para Cendikia (Kyai, Ustadz) tidak hanya beretorika semata, harus lebih pada pendekatan personal pada orang tua agar melakukan pengawasan kepada anak-anaknya.
KH. Abd. Latif (Ketua MUI Kec. Sangkapura), mengatakan, "Saya berada di Batam banyak issu negatif berkenaan video porno ala Bawean, himbauan MUI Sangkapura I. Kepada Kepolisian agar mengusut tuntas kasus ini sesuai UU bagi pelaku ataupun pengedarnya. 2. Untuk semua ORMAS keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah mari duduk bersama dengan MUI untuk mencari solusi terbaik jangan sampai kasus ini terulang kembali di Bawean. 3. Semua jajaran pendidikan agar lebih ketat dan waspada dalam membina anak didiknya,"jelasnya. (bst)
Posting Komentar