Media Bawean, 4 November 2010
Layak ditiru oleh orang Bawean, yaitu Mulyono (54 Th.) sebagai PNS Perikanan Bawean memiliki inisiatif memanfaatkan lahan kosong di Komplek Perikanan Bawean untuk bertanam padi. Lahan seluas 5 kolak ditanami padi selama tiga kali dalam setahun, sedangkan hasil panen sebanyak 10 sak gabah padi.
Ditemui Media Bawean, kamis (4/11/2010), Mulyono sambil tersenyum mengatakan, "Saya dilahirkan dari keluarga buruh tani alias keluarga melarat, seharusnya memanfaatkan lahan yang ada untuk mencukupi segala kebutuhan hidup," katanya.
"Sebenarnya bagi warga Pulau Bawean memanfaatkan lahan kosong untuk bercocok tanam padi sangatlah berpeluang besar, sehingga tidak mendatangkan beras dari daratan jawa. Tetapi kendalanya keterbatasan air disekeliling kita, sebab bertanam padi mutlak membutuhkan sumber air sebagai pengairan,"ujarnya.
Kenapa disini bisa ditanami selama tiga dalam setahun? "Sumber airnya banyak, termasuk dimusim kemarau menaikan air sumur dengan menggunakan mesin alkon,"jawabnya.
"Jangan tiga kali, dua kali saja lahan sawah milik warga Pulau Bawean bisa dimanfaatkan bercocoktanam padi maka Bawean akan makmur dan sejahtera,"paparnya.
Kendala utama rusaknya hasil tanam padi menurut Mulyono adalah hama, burung dan tikus. "Bila tikus memakan padi, hasilnya akan habis terkadang tidak kembali modal,"terangnya sambil mengerakan tali sebagai alat pengusir burung. (bst)
Posting Komentar