Media Bawean, 30 Mei 2011
Media Bawean (senin, 30/5/2011) berhasil menemui warga asal Panyelpangan yang berprofesi sehari-hari sebagai pencari air la'ang. Bagaimana kisah suksesnya pekerja keras setiap sore pergi ke hutan mencari bahan utama pembuat gula aren atau dikenal gula merah? Berikut hasil liputan Media Bawean ;
Asbi Hafi (65 th) berprofesi mencari air la'ang sejak kecil sampai tua, Alhamdulillah, menurutnya mampu membiayai kuliah 2 dari 5 anaknya sampai lulus mendapatkan gelar S1.
"1 anak masih sekolah Madrasah Aliyah dan 2 anak sudah menikah sebelum berkuliah, asalkan ada kemauan melanjutkan sekolah akan diusahakan, walaupun hasil dari mencari air la'ang,"katanya.
"Biar hidup sederhana, pendidikan anak tetap di nomor satukan sampai lulus kuliah, sebab anak termasuk kewajiban kita untuk mendidiknya,"papar Asbi Hafi.
Pencari La'ang yang lain, bernama Ahmad (50 th.) menyatakan bangga menekuni profesi sebagai pencari la'ang ke hutan setiap hari.
"Walaupun hasilnya sangat kecil dibandingkan hasil merantau ke luar negeri, tetapi rasanya sangat nikmat bersama keluarga di Pulau Bawean,"ujarnya.
Menurut pengakuan Ahmad, dahulu pernah merantau ke Malaysia, tetapi akhirnya memutuskan pulang kembali ke Bawean, dengan alasan merasa bahagiah berkumpul dengan isteri dan anak.
Penghasilan pencarian air la'ang, setelah diolah menjadi gula aren atau gula merah, setiap harinya memperoleh uang antara Rp. 10ribu sampai Rp.30ribu.
Sedangkan jumlah warga Panyelpangan yang berprofesi mencari air la'ang menurut sumber Kepala Dusun, sebanyak 50 warga. (bst)
Posting Komentar