Media Bawean, 31 Mei 2011
Menyelam sambil minum air, tidak melihat si miskin bila ada kesempatan untuk menarik biaya mahal sampai Rp.1.550.000 untuk biaya persalinan pada bayi pertama. Padahal, program jaminan persalinan (jampersal) sudah diberlakukan di Kabupaten Gresik.
Anehnya, si miskin melakukan pembayaran biaya persalinan diberi tanda bukti berupa kwitansi yang didalamnya tertera biaya sebesar Rp.1.550.000. Dibalik kwitansi ada rincian, yaitu heating Rp.300.000, tindakan persalinan Rp. 1.100.000, dan obat Rp.150.000.
Darimana uang yang dibayarkan untuk biaya persalinan sebesar Rp.1.550.000? Menurut pengakuan Rafikah (19 th.) dengan polosnya mengaku uang didapat dari meminjam kepada saudaranya.
"Terusterang biaya Rp.1.550.000 sangat mahal dan memberatkan bagi saya yang tergolong orang miskin dan kurang mampu,"katanya kepada Media Bawean, saat ditemui (senin, 31/5/2011) dirumahnya di dusun Penyalpangan, desa Kepuhlegundi, kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Gresik.
"Lihatlah didalam rumah, apa kekayaan yang dimiliki, rumah hanya terbuat dari gedek dan isinya hanya peralatan masak dan tempat tidur saja,"paparnya.
"Tolong kembalikan uang yang sudah dibayar bila biaya melahirkan memang gratis, untuk dikembalikan lagi kepada saudara yang dipinjami agar tidak jadi beban berat atau fikiran,"terangnya Rafikah dengan nada sedih.
Bidan berinisial S, ketika ditemui Media Bawean, mengatakan biaya sebesar Rp.1.550.000, sudah disetor ke Puskesmas Tambak. "Persoalan biaya tersebut, saya tidak bertanggungjawab, sebab uangnya sudah diserahkan langsung ke pegawai Puskesmas,"tuturnya.
"Memang kondisi Rafikah ketika akan melahirkan sangat mengkhwatirkan, sehingga dirujuk ke Puskesmas Tambak untuk melakukan tindakan agar bayi dilahirkan bisa diselamatkan,"jelasnya.
Anehnya, Bidan S menyatakan biaya digratiskan bagi ibu hamil yang melahirkan dengan normal, tetapi patol belum tahu dikenakan biaya atau tidaknya.
dr. Sugeng Widodo sebagai Kepala Dinas Kesehatan Gresik dihubungi Media Bawean, menyatakan biaya persalinan tetap digratiskan tidak ada pembiayaan, apalagi tergolong orang tidak mampu.
"Silahkan diminta kembali uang yang dibayar, tidak benar ada pembiayaan sebab sudah ditanggung oleh pemerintah,"tegas dr. Sugeng Widodo.
Sukron Makmun sebagai aktivis mantan Ketua Persatuan Mahasiswa Bawean (PMB) ketika mendampingi Media Bawean melakukan liputan, mengancam akan melakukan aksi bila biaya persalinan tidak dikembalikan.
Menurutnya, melihat kondisi rumah saja sudah jelas tidak mampu, kok masih tega sampai memungut bayaran sampai jutaan. "Dimana hati nuraninya sebagai abdi masyarakat, bila prakteknya membuat sengsara warga,"pungkasnya dengan nada kecewa berat. (bst)
Posting Komentar